Rabu, 22 Februari 2012


SEPARATISME KEHIDUPAN DUNIA
DARI SYSTEM ALLAH

بسم ا لله ا لر حمن ا لر حيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ان لحمد  للة نحمد ه ونستعينه و نستغفروه و نعذ و با اللة من سرو ر ا نؤسنا و من سيا ة  ا عما لنا من يهده لله  فلا مضل له و من يضلل فلا ها د ي له  اشهد ان لا اله الا  الله وحده لاشريك له و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له لا نبيا بعدة   -   اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين   
                                                                         
Sesungguhnya hanya kepada Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Nya tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkanNya tidak ada yang memberi petunjuknya. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.   Tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.

ان الاصد ق  ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله    و سر الاء و مر و محد تثها و كل محد تث بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا ر 

Sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan ( yang bukan dari nabi ). Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
 Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim ) 
( Qs.3:102 ) و قل ايض                                              
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا  يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                        

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ,  niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( Qs.33: 70-71).

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ( Qs.13:11 )

[767]. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768].Allah tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

” Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan ”. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan[714].” (Qs. 11:15-16).

Maa’syarol muslimin rohimakumullah.

Alhamdulillah, puji dan syukur bagi Allah atas kekuasaan dan kehendakNya lah hingga saat ini kita masih dianugerahi nikmat kesehatan  dan kesempatan untuk melakukan  tholabul ilmi dalam rangka mentadhaburi ayat ayat Allah swt dan hadits rosulullah saw. Tidak lupa kita curahkan sholawat dan salam kepada Nabi besar saw dan rosul terakhir yang tidak ada nabi dan rosul lagi setelahnya yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia , juga kepada keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir jaman.

Melihat begitu banyaknya jenis kegiatan manusia dari mulai yang paling sepele sampai yang rumit, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari maupun dalam rangka mencari hiburan, rekreasi dan berleha leha. Seolah olah tidak ada kehidupan lagi kecuali di dunia ini.
Sehingga tidak jarang ketika dua orang yang terlibat persengketaan dengan mitranya, kemudian karena kecewa  dengan mitranya itu terucap kata kata :  ” Ya sudahlah saya serahkan saja keputusannya pada Allah di akhirat nanti”.
Dan seorang yang lainnya merasa heran lalu berkata : ” jangan bawa bawa  Allah dong! Ini urusan manusia dengan manusia ”.

Dalam kaitannya dengan dialog tersebut diatas maka marilah kita coba mengkaji terhadap satu fenomena yang terjadi tentang kecenderungan manusia yang memisahkan urusan kehidupan sehari harinya dengan campur tangan Allah dalam kehidupan di dunia dan di akhirat yang kita beri judul :

SEPARATISME KEHIDUPAN DUNIA DARI SYSTEM ISLAM.

Kehidupan dunia yang begitu menyita waktu, ramai, hiruk pikuk, padat, sehingga kita tidak ada waktu yang tersisa untuk merenungi, tafakur dan memahami tentang apa makna hidup dan kehidupan ini.
Seolah hidup ini hanya di dunia saja dan tidak ada efeknya terhadap kehidupan setelah mati. Dan entah berapa banyak manusia yang masih meyakini adanya kehidupan setelah mati.

Hampir tidak ada informasi tentang kehidupan setelah mati dari berbagai ilmu pengetahuan modern maupun tradisional, pengetahuan umum, kebudayaan atau kepercayaan ciptaan manusia kecuali di dalam Al Qura’n dan Assunnah rosulullah saw.

Untuk apa Allah menciptakan kehidupan setelah mati itu?. Itulah pertanyaan yang seharus dipertanyakan oleh manusia. Terkait dengan pertanyaan diatas Allah berfirman.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

( Allah ) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya/perbuatannya ( Qs.67:2 )

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ  

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan/ujian (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. ( Qs. 21:35)

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yg terbaik perbuatannya. (Qs.18:7).

Tiga ayat diatas mengandung kata menguji atau ujian atau cobaan kepada manusia. Apa yang diujinya?. Yaitu perbuatan. Perbuatan apa yang dinilai Allah, yaitu perbuatan baik. Atau a’malu akhsana. Kapan kita bisa mengetahui hasil dari perbuatan kita atau prestasi kita. Yaitu nanti di alam kubur dan dipadang masyhar.

Semua hasil perbuatan dzahir ( nyata ) kita telah tercatat oleh malaikat dan perbuatan hati kita juga diketahui oleh Allah. Banyak ayat yang menginformasikan hal tersebut antara lain firman Allah berikut ini.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. ( Qs.36:65 )

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ
 أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ( Qs.17:36 )

Bagaimana mungkin manusia bisa menghindari dirinya dari pengawasan Allah dan malaikat serta lolos dari pertanggung jawabannya di alam barzah/alam kubur dan padang mahsyar nanti. Padahal pada ayat 65 surat yasin diatas Allah mengatakan “ Pada hari ini ( diyaumil hisab atau hari perhitungan ) Kami tutup mulut mereka “. Jadi tidak ada pengacara atau pembela karena mulut kita nanti ditutup rapat. Alias tidak mampu ngomong. Lalu siapa yang ngomong. “ dan berkatalah kepada Kami tangan mereka “ . Ternyata yang ngomong itu tangan kita. “ Dan memberi kesaksianlah kaki mereka “. Ternyata kaki juga memberi kesaksian kemana kita berjalan atau pergi. Artinya setiap peristiwa dilengkapi dengan TEMPAT PEKARA nya atau TKP. Karena memang tangan dan kaki itulah yang lebih banyak berperan dalam setiap perbuatan kita. Kaki menunjuk pada tempat dimana kita berbuat sedangkan tangan menunjuk tentang apa yang kita perbuat. Pada ayat berikutnya yaitu ayat 36 surat Al Isra tidak ketinggalan pula mempertegas lagi. bahwa ” pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban ”.

Lengkap sudah semua alat perekam perbuatan manusia mulai dari anggota badan, panca indra dan bahkan hati dengan sempurna menjalankan tugasnya dengan seksama, teliti dan akurat.
Sekarang kita kembali pada dialog diatas ” jangan bawa bawa Allah dong. Ini urusan dunia antara manusia dengan manusia ”.

Merujuk pada ayat ayat diatas bagaimana mungkin kita tidak melibatkan Allah dalam setiap perbuatan kita. Pemikiran atau keyakinan seorang muslim yang meganggap bahwa Allah tidak ikut capur dalam setiap sepak terjang manusia, maka orang semacam itu perlu dipertanyakan ”aqidah ”nya. Dia sudah kufur terhadap TAUHID RUBUBIYAH nya. Apakah telah terdistorsi keimanannya atau tidak ada atau belum pernah datang penjelasan tentang aqidah kepadanya ?.

Gejala pemisahan atau separatisme kehidupan manusia dari campur tangan kekuasaan dan hukum Allah telah terjadi  sejak ratusan lalu sejak kekuasaan gereja dihapuskan dari negara yang terjadi di barat dan dikenal dengan istilah ”sekularisme”. Hal itu berawal dari kekecewaan masyarakat barat terhadap kegagalan negara yang dikuasai para pendeta dalam mensejahterakan rakyat disebabkan pula oleh tidak berkembangnya ilmu pengetahuan yang dilatar belakangi mitios mitos oleh para pemegang kekuasaan saat itu ( para pendeta ). Era itu juga disebut dengan ” renaisanse ” atau era kebangkitan. Sejak itulah masyarakat barat memisahkan urusan agama mereka dan urusan masyarakat dan negara sehari hari. Agama disterilisasi dari urusan dunia. Selanjutnya karena Indonesia dijajah oleh orang orang barat beratus ratus tahun meskipun kemudian merdeka, tetapi karena para bangsawan dan kaum intelektualnya tidak luput dari arus pemikiran barat yang memisahkan urusan dunia dengan urasan akhirat maka terserap jugalah pemikiran semacam itu. Artinya orang Indonesia bahkan kaum muslim nyapun juga mensterilisasikan kekuasaan dan hukum Allah dari urusan manusia di dunia dalam kehidupannya sehari hari. Hasilnya itulah salah satu pernyataan diatas tadi yaitu ” jangan bawa bawa Allah dong !. Ini urusan dunia antara manusia dengan manusia ”,

Mungkin sebagai seorang muslim kita tidak menyadari bahwa sikap separatis kita  terhadap campur tangan, kekuasaan dan hukum Allah terhadap perilaku kita sehari hari baik sebagai individu maupun masyarakat atau bahkan negara memerlukan koreksi dan introspeksi terhadap aqidah dan iman Islam yang lurus. Untuk itu perhatikan firman Allah berikut ini.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ( Qs.13:11 )

[767]. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768].Allah tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ
يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً
إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata:
"Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Robmu tidak menganiaya seorang juapun." ( Qs.18:49 ).

Dengan penjelasan ayat diatas Insya Allah pemahaman dan
keyakinan kita tentang dipantaunya perbuatan dan penetapan nasib baik dan buruk kita pada setiap peristiwa adalah ada campur tangan dan kekuasaan Allah akan dapat mengkoreksi iman dan aqidah kita menjadi lebih kuat.

Insya Allah dengan tertanamnya keyakinan dihati manusia tentang terpantaunya semua perbuatannya ( amal ) selama di dunia ini akan mencegah manusia dari berbuat fasad, dzalim, munkar dan durhaka ( maksiat ) kepada Allah. Ini adalah kondisi yang harus ada dan tercipta dalam diri manusia. Tanpa terciptanya kondisi seperti itu sulit diharapkan kehidupan bermasyarakat ( bermuamalah ) dapat aman, damai, tenang dan tenteram serta sejahtera. Dengan adanya keyakinan dan kepercayaan tentang dicatatnya perbuatan kita ( amal ), yang buruk maupun yang baik dalam sebuah kitab dan akan diperlihatkan di akhirat nanti akan memberikan motivasi (niat) dalam diri manusia untuk hanya dan hanya akan berbuat baik saja.

Perbuatan ( amal ) yang dicatat malaikat tidak peduli pada profesi maupun posisi seseorang. Apakah pedagang, karyawan, guru, buruh, konsultan atau apa saja profesinya serta apapun posisinya. Apakah atasan atau bawahan semua perbuatannya ( amalnya ) dicatat oleh malaikat.

Sudah menjadi sunattullah pula bahwa didalam setiap umat atau masyarakat ada atasan dan ada bawahan atau ada pemimpin dan ada yang dipimpin. Sesuai ayat berikut ini.

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَ ا       بَعْضَهُمْ فَوْقَ عْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا  
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. ( Qs.43:32 )

Ayat diatas memberitahukan kepada manusia bahwa ada manusia yang posisinya lebih tinggi dari manusia yang lain. Artinya ada pemimpin dan adapula yang dipimpin. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bahwa dengan adanya fungsi pemimpin dan fungsi yang dipimpin itu agar ada mekanisme kerja dan interaksi yang harmonis dan seimbang dalam masyarakat yang teratur. Tidak mungkin di dalam suatu kelompok semuanya pemimpin atau tidak ada yang memimpin atau semuanya bawahan. Dalam diri manusia juga begitu ada kepala yang berisi pusat syaraf yang memberi perintah kepada semua anggota tubuh. Tapi kepala juga ada yang memerintah yaitu hati. Sebagaimana halnya manusia secara pribadi apakah dia sebagai pemimpin atau sebagai bawahan maka kedua keduanya dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah pada yaumul hisab nanti di padang mahsyar. Sebagai pribadi setiap orang adalah pemimpin bagi keluarganya ( anak dan istri ).

Lebih lagi apabila didalam masyarakat dia memimpin banyak manusia maka baik sebagai pribadi maupun pemimpin umat atau masyarakat semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.

Nabi bersabda :
كلكم راع و كلكم مسو ل عن ر عيته

“ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya “
( HR MUSLIM BUKHARI )

Makin jelas kiranya bahwa semua perbuatan manusia tidak terlepas dari kehidupan di akhirat kelak.
Dan bahwa kehidupan akhirat adalah diawali dengan pengadilan yang hanya Allah penguasanya. Jadi bahwa kehidupan manusia sehari hari sekarang ini tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan dan hukum Allah baik selama di dunia lebih lagi dalam kehidupan  akhirat. Terlebih lagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara sangat jelas di atur oleh Allah dalam Al Qura’n.

Dalam surat Al Imron ayuat 26 di jelaskan siapa yang diberi kekuasaan dan siapa yang di cabut kekuasaannya sebagai firmanNya berikut ini.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ
مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Qs.3:26 )

Hanya muslim yang buta aqidah dan ibadah saja yang tidak mengetahui berlakunya hukum Allah pada kehidupan di masyarakat dan negara. Tidak sedikit ayat yang mengatur hubungan manusia dalam suatu daulah ( negara ). Qs. 4: 59; Qs.5:44,45,& 47; Qs.3:85: Qs.24:1;

سُورَةٌ أَنزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya. ( Qs. 24 : 1 )

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?  ( Qs.5:50 )

Salah satu ayat yang sangat jelas adalah pada ayat 1 surat Annur diatas.
Manusia diwajibkan menjalankan hukum hukum yang ada di dalam Al Qura’n. Ini menunjukan bahwa Allah memerintahkan agar kita selalu memutuskan semua perkara yang ada di dunia sekarang ini harus dengan hukum Allah. Sekali lagi meyakinkan kita bahwa urusan kehidupan sehari hari manusia di bumi sekarang ini sangat berhubungan erat dengan sidang pengadilan Allah di akhirat nanti. Artinya tidak ada pemisahan ( separatisme ) kehidupan manusia di dunia dengan aturan Allah di dunia dan keputusan Allah di akhirat nanti.
Dengan demikian tidaklah relevan dan tidak pula syari’ perkataan seseorang muslim yang mengatakan “ jangan bawa bawa nama Allah dong! Ini hanya urusan manusia dengan manusia “.

Maa’syarol muslimin yang dirahmati Allah.

Ternyata berdasarkan ayat dan hadits di atas bahwa semua urusan manusia dengan manusia secara pribadi maupun manusia secara kolektif dalam suatu masyarakat ataupun negara harus diatur atau dicampur tangani ( diintervensi ) oleh Allah melalui hukumNya yang ada dalam Al Qura’n dan sunnah rosulNya.  

Kalau boleh kita simpulkan bahwa perbuatan (amal) manusia didunia adalah tidak terlepas dan tidak luput dari pantauan (monitor) dari pengamatan Allah dan malaikat malaikatNya. Kita sebagai pribadi maupun pemimpin umat pengelola/ penguasa di bumi dengan keimanan dan kesaholihan senantiasa harus mengajak manusia untuk taat dan patuh kepada Allah swt karena akan dimintai pertanggung jawabannnya.

Demikian kajian sederhana ini, semoga memberi manfaat khususnya bagi saya pribadi dan bagi maa’syarol muslimin sekalian, yang benar datangnya dari Allah “ alhaqu min robbikum “ yang salah datangnya semata mata dari diri saya sebagai pelupa ( Al insan ) dan hamba yang dhiof ini.

Sebagai penutup marilah kita baca doa’ kaffarotul majlis.

سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
Maha suci Allah ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.

ولسلم عليكم و رحمة الله و بر كا ته











Tidak ada komentar:

Posting Komentar