VISSI DAN MISSI HIDUP MANUSIA DI BUMI
بسم ا لله ا لر حمن ا لر
حيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ا ن لحمد للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با
اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة ا
عما لنا من يهد لله ؤلا يضل ل له و من يضل
ل ؤا لا هد يا له اشهد ان لا اله
الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له
لا نبيا بعدة - اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين
Sesungguhnya hanya untuk Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami
meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung
kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang
siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan
barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan
salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang
istiqomah hingga hari qiyamat.
انما الا صدق ا لهد ث كتا ب ا لله و
حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله و سر
الاء و مر و محد تسها و كل محد تس بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا
ر
Sesungguhnya perkatan yang
paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling benar adalah petunjuk Muhammad
rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan yang
bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu
sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته
و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
Wahai orang orang yang beriman betaqwalah kamu kepada
Allah dengan sebenar benar taqwa da janganlah kamu mati kecuali kamu dalam
keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim )/Qs.3:102
و قل الله تعل في ا لقران لكر
يم
يا أيها الذين
آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
( Qs 33: 70 )
يصلح لكم
أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما
” niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( Qs.33:71)
و ما حلقت الجن
والانس الا ليعبد و ن
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” ( Qs.51:56)
Ikhwatul
muslimin rohimakumullah,
Puji dan
syukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat iman dan islam dan atas qudrat
dan irodahNya pula dalam bentuk kemudahan kita melangkah ketempat ini dalam
rangka mentadhaburi ayat ayatNya, juga
atas nikmat nikmat lainnya yang tak terhingga banyaknya.
Alhamdulillah, kali ini kita
berkesempatan mengkaji ayat ayat Allah, yang kami beri judul:
VISI DAN
MISSI MANUSIA DI BUMI.
Kita sudah berada didunia ini,
dalam kurun waktu yang berbeda beda diantara kita . Ada yang baru beberapa
minggu atau bulan ( bayi ), ada sudah belasan tahun ( ABG /remaja ), ada yang
sudah diatas dua puluh sampai tiga puluh tahunan bahkan empat puluhan yang
sering kita sebut dengan pemuda dan pemudi menurut definisi menpora tapi ada
juga yang mulai setengah tua alias lima puluh tahunan lebih.
Tapi kita tidak pernah
menghitung/menghisab sudah berapa lama kita beribadah secara syari’ kepada
Allah sejak lepas dari masa bebas beban ibadah ( mukhalaf
) atau memasuki masa baligh.
Belum lagi kalau kita
saring kualitas ibadah kita. Yang mana yang murni sesuai perintah Allah
dan mencontoh rosulullah dan mana yang tercampur kesyirikan, bida’h, riya
dan yang tidak sesuai dengan contoh rosululllah. Padahal
kita diperintahkan untuk beribadah dengan memurnikan ketaatan kepada Allah. (
Qs. 98:5 )
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“ Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) Din yang lurus[1595],
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah din yang lurus.”
[1595] Lurus
berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan/bida’h
Semua
yang diciptakan Allah punya tujuan masing masing dan tidak ada yang sia sia. Sebagaimana
ayat berikut ini.
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا
بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Qs.3: 191)
VISSI MANUSIA DIBUMI
Banyak
visi manusia menurut akal dan hawa nafsunya. Misalnya
misi membebaskan manusia untuk berbuat sesuatu yang keluar dari ro’yu dan hawa
nafsunya. Misalnya bebas berpakaian, bebas memeluk keyakinan, bebas
berpendapat, bebas berserikat, bebas bicara, bebas memilih pemimpin, bebas
bergaul, bebas dalam berprofesi. Pokoknya bebas untuk melakukan apa
saja asal jangan merugikan dan mengganggu ketentraman dan kebasan orang lain.
Nah itu disebut HAK AZASI MANUSIA. HAM inilah yang dikemudian hari
menjadi keyakinan umat manusia yang berpotensi menyaingi/ menandingi keyakinan
kepada Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Kuasa. Dengan faham dan keyakinan
kebebasan itu di janjikan hidup manusia akan bahagia di dunia. Lho
padahal manusia itu adalah makhluq ( ciptaan ) berarti ada kholiqnya ( penciptanya
).
Untuk apa manusia diciptakan.
Pada muqodimmah diatas telah dikemukakan satu ayat dari surat dzariyyat yaitu ayat
56.
و ما حلقت الجن
والانس الا ليعبد و ن
“Dan Aku( Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah/mengabdi kepada-Ku.”
( Qs.51:56)
Jadi MISSI MANUSIA DAN JIN
telah ditetapkan oleh Allah, yaitu untuk menyembah/mengabdi
kepada Allah. Dalam kata kata menyembah/ mengabdi terkandung sesuatu
yang secara implisit bermakna taat, patuh, tunduk, cinta, rela/mau aja
disuruh/diperintah apapun dan rela diberlakukan apapun serta rela dilarang apapun
dan mengabaikan perintah dan larangan dari selain Allah.
Sudahkah
kita menjalankan MISSI tersebut?.
Yaitu mengabaikan dan
menjauhkan serta meninggalkan pengabdi an/kepatuhan/ketaatan/penyembahan/pengagungan
kita kepada selain Allah ( kepada toghut ). Atau justru makin
mencintai toghut dan ilah ilah lainnya.
Inilah pertanyaan yang harus
setiap saat kita ajukan pada diri sendiri. Ingat, kita sudah bersumpah/bersaksi/berjanji
dalam bentuk syahadat kepada Allah dan syahadat kepada Muhammad rosulullah. Yang
intinya adalah ”Laa ilaaha illallah”. Apa itu ilah.? Ilah dalam
bahasa indonesia secara harfiah ( hanya bersifat ritual semata mata ) maknanya
”Tuhan”. Tuhan dalam arti seperti ini sangat sempit/sektoral.
Ustadz Abu Sulaiman Aman
Abdurrakhman mendefinisikan dalam diktatnya materi tauhid seri 1, ilah adalah ”sesuatu
yang dituju dengan sesuatu hal ( perbuatan ) dalam rangka memperoleh manfaat
atau menolak bala/bencana”.
Ada empat ilah
yang sering di sekutukan dengan Allah.
1.
Sembahan
sembahan berupa benda mati, keris, jimat, pohom, gua,
kuburan, orang yang sudah mati, laut dsb. dalam bahasa arab disebut ilahah
( banyak ilah ).
2.
Manusia
manusia pembuat nasehat/fatwa, pencipta ilmu pengetahuan yang tidak syari’,
pengatur dan pembuat undang undang . Dalam
bahasa arab disebut Arbab. ( jamak dari Robb yang artinya pencipta,
pengatur/pendidik )
3.
Tandingan
tandingan/saingan saingan Allah atau sesuatu yang dimisalkan/diumpamakan dengan
Allah, dalam bahasa arab disebut Andada.
4.
Thoghut (
syaithon, dukun, paranormal, pengabdi hukum ciptaan manusia, penguasa yang
menggunakan hukum manyusia dan lain lain yang semacamnya ).
Satu saja seandainya kita
menyembah/mengabdi/mentati/ mengagung kan keempat jenis ilah
tersebut maka jatuhlah kita pada perbuatan syirik dan kita
mendapat predikat dari Allah sebagai MUSYRIK.
Secara ritual mungkin kita sudah
sering mengakui tentang pengabdian/ penyembahan kita kepada Allah. Misalnya
pada setiap sholat kita membaca surat Alfatihah ayat ke 5 yang berbunyi.
ايا ك نعبد و
ايا ك نستعين
” hanya kepadaMulah
aku mengabdi/menyembah dan hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan” .
Benarkah kita telah mengabdi/menyembah/menghambakan
diri hanya kepada Allah. ? Seusai sholat kita sering kali lupa
apa yang baru kita ucapkan antara lain, ”kepadaMulah kami menyembah (mengabdi)
dan kepadMulah kami memohon pertolongan” atau mengucapkan sesungguhnya
sholatku, aktifitasku, hidupku matiku, hanya untuk ROB PENCIPTA ALAM.
Pada saat yang sama kita mengabdi
kepada instansi, kepada atasan, kepada perusahaan, kepada tanah air, negara dan
sebagainya. Dan juga dalam
kenyataannya tidak jarang pula manusia memohon pertolongan kepada keris,
kuburan, jimat atau manusia lain (orang pinter/paranormal), bahkan mengabdi dan
menyembah nya/mentaati (beribadah) juga kepada manusia. Sehingga manusia
tersebut harus taat dan patuh pada suatu yang bermaksiyat kepada Allah yaitu kepada
manusia yang memberi pertolongan itu. Tentu saja ketaatan dan kepatuhan semacam
ini adalah sesuatu yang berlebihan dan merendahkan batas martabat dan kemampuan
manusia, seakan akan Allah tidak mampu menolongnya bahkan dirinya sendiripun
tidak mampu.
Singkatnya orang seperti ini
sering diberi julukan ”penjilat”. Tentu saja masih lumayan kalau
hanya mendapat predikat sebagai ”penjilat” dimata manusia.
Disisi Allah orang semacam ini lebih hina lagi yaitu dapat
dikategorikan lebih rendah dari pada binatang ternak dan lebih beresiko abadi
dengan predikat MUSYRIK sebagaimana firman Allah.
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ
لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا
يُشْرِكُونَ
”Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai ilah selain Allah[639] dan (juga mereka mengilahkan)
Al Masih putera Maryam, padahal
mereka hanya disuruh menyembah Ilah yang Esa, tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (
Qs.9:31 )
639). Maksudnya: mereka mematuhi
ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta,
biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.
Padahal Allah juga telah memberi
panduan kepada manusia agar memohon pertolongan hanya kepada Allah dengan
shobar dan sholat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99],
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ( Qs 2:153 )
Jelas
bahwa missi menyembah/mengabdi/menghambakan diri hanya kepada Allah itu hanya
dibebankan kepada manusia dan jin. Bukan kepada binatang dan tumbuhan atau
makhluq lainnya. Meskipun makhluq lain itu bertasybih dan berdzikir kepada
Allah dengan caranya masing masing.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ
لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ
صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
”Tidaklah
kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya
bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan
sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sholat dan tasbihnya[1043],
dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” ( Qs.24 ; 41 )
[1043]. Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan
tasbih kepada Allah dengan ilham dari Allah
.
Hewan
lebih patuh daripada manusia, nyatanya hewan mampu meniadakan ilah lain
selain Allah buktinya mereka taat menjalankan perintah Allah dengan
mengabaikan pilihan pilihan pengabdian kepada yang lain.
Kata kata ”laa ilaha”لا اله
yang disambung dengan kata illa – الا bermaksud
meniadakan ( nafyu ) segala sesuatu yang
ditaati, disembah, diagungkan, dicintai, dipatuhi selain Allah.
Secara
bahasa ilah mempunyai arti berlindung = ليها
Mempunyai
arti juga tuhan (dalam hal kegiatan ritual saja) mengharapkan,
tidak pisah, rindu, menyelamatkan. اله – يا له - الهه
Dalam arti
khusus secara syari’ ”tidak ada yang di ibadahi/ditaati/ dipatuhi لا معبد
, tidak ada yang dicintai لا محبب kecuali
Allah.
Secara
total mengabdi/mentaati/mematuhi Allah berarti melaksanakan semua perintah
perintahnya dan menjauhi larangannya.
Siapkah
manusia menjalankam missi yang lebih rinci seperti ini ?.
Perintah
Allah bukan hanya ritual sebagaimana yang ada di dalam rukun Islam yang lima
itu saja. Lebih banyak lagi perintah Allah yang tidak tertuang
dalam rukun Islam. Seperti menegakan hukum/syaria’t Islam.
سُورَةٌ أَنزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا
وَأَنزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
” Ini
adalah satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum
yang ada di dalamnya), dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar
kamu selalu mengingatinya .” ( Qs. 24: 1 )
Dengan
demikian jelas bahwa menegakan syariat’/hukum islam adalah juga merupakan
rincian tugas manusia atau bagian dari missi manusia di bumi karena
diperintahkanNya.
Tentu
hanya manusia yang beriman saja yang merasa perintah itu sebagai
missi atau tujuan manusia diciptakan Allah. Namun harus diakui bahwa
menegakan syariat islam bukanlah masalah yang mudah, seperti semudah membalikan
telapak tangan. Tidak sedikit rintangan dan gangguan yang akan dihadapi manusia
yang melaksanakan perintah Allah menegakan hukum Allah itu. Gangguan tidak hanya datang dari diri sendiri tetapi juga
dari luar diri kita. Antara lain yang datang dari luar adalah syaithon yang berwujud
manusia maupun jin. Kenapa syaithon. karena syaithon sudah divonis Allah
sebagai musuh manusia yang terus akan mengganggu manusia sampai qiyamat.
يا أيها الذين آمنوا
ادخلوا في السلم كآفة ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين
“ Wahai manusia masuklah kedalam Islam secara
kaffah dan janganlah kamu ikuti langkah langkah syaithon.
Sesungguhnya syaithon itu musuh yang nyata bagimu”
( Qs 2. 208 )
Syaithon itu bukan hanya musuh tapi pengajak,
penghimbau, sponsor, pendusta yang jahat yang akan membawa manusia ke neraka
sebagaimana ayat dibawah ini.
إن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا إنما يدعو حزبه
ليكونوا من أصحاب السعير
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu,
maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya
mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala (Qs.35:6)
Akibat yang timbul
apabila manusia tidak mau mentaati
ajaran /perintah Allah maka Allah akan menjadikan
syaithon sebagai teman yang selalu menyertainya.
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ
الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“ Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan
(yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya.” (
Qs. 43:36 )
MISSI MANUSIA DI BUMI
Disamping memiliki visi manusia juga telah
direncanakan Allah memiliki missi di bumi sebagaimana difirmankan Allah dalam AlQura’n
surat AlBaqoroh ayat 30.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ
بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“
Ingatlah ketika Robmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang KHALIFAH di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dalam ayat diatas
terlihat dialog seolah olah terdapat kesetaraan antara malaikat dengan Allah. Ternyata
malaikat pun akhirnya sami’na wa a’tho’na saja dengan jawaban Allah
“
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “
Khalifah secara bahasa artinya pengganti adalah seorang pemimpin
yang mukmin
dan beramal sholih yang disiapkan Allah
untuk mengelola/penguasa di bumi dan mengajak manusia untuk menyembah/mengabdi kepada Allah dalam rangka mencapai kesejahteraan
didunia dan akhirat sesuai vissi yang telah ditetapkan Allah.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ
الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى
لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“ Dan Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka addin yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka
tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik. “ ( Qs.24:55)
Menurut
ayat 55 surat Annur diatas, Allah berjanji kepada hambanya yang BERIMAN
DAN BERAMAL SHOLEH akan MENJADIKANNYA PENGUASA DI BUMI dan meneguhkan Addin
yang telah diridhoiNya kepada mereka. Sedangkan untuk membekali
ilmu kepada Adam As dalam mengelola bumi sekaligus memperlihat kan
kepada malaikat bahwa Adam as lebih tahu dari pada malaikat, maka Allah mengajarkan
semua nama nama benda ( fungsi dan sistem ) seperti di jelaskan pada ayat
berikut.
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاء كُلَّهَا ثُمَّ
عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاء هَـؤُلاء إِن
كُنتُمْ صَادِقِينَ
“
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" ( Qs.2:31 )
Seorang
pemimpin atau khalifah tentulah seorang yang harus diikuti selama pemimpin itu mengajak
pada jalan yang lurus dan berjalan diatas syaria’t Allah ( Al Islam ) bukan
yang mengajak pada jalan yang sesat ke neraka.
اتَّبِعُواْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن
رَّبِّكُمْ وَلاَ تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء قَلِيلاً مَّا تَذَكَّرُونَ
“ Ikutilah
apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin pemimpin selain-Nya[528].
Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya) “.
( Qs.7: 3
)
[528].
Maksudnya: pemimpin pemimpin yang membawamu kepada kesesatan.
Pemimpin pemimpin yang
membawa umat di jalan Allah swt niscaya akan mendapat petunjuk dari Allah dalam
menjalankan kepemimpinan nya. Seperti janji Allah dalam surat Assajadah ayat
24.
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195].
Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
( Qs. 32 : 24 )
[1196] yang dimaksud dengan "sabar"
ialah sabar dalam menegakkan kebenaran
Bukan
pemimpin yang mengajak manusia ke neraka yang disinyalir dalam AlQura’n dan
pernah terjadi di jaman firau’n. Tidak mustahil pula bahwa di jaman seperti
sekarang ini juga ada pemimpin seperti itu. Oleh
karena itu kaum muslimin harus berhati hati dengan ajakan ajakan pemimpin yang
menyesatkan. Umat yang mengikuti ulil amri yang syirik dan sesat akan
terjerumus kedalam neraka.
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى
النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لا يُنصَرُونَ
”Dan Kami jadikan mereka pemimpin
pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak
akan ditolong. “(
Qs.28:41 )
Mentaati pemimpin diperintahkan Allah (
Qs. 4:59 )
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ
اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ
فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlain an pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”. ( Qs. 4:59
)
Ulil amri yang dimaksud
adalah kekuasaan pemerintahan yang memerintah berdasarkan Qura’n dan
Hadits.
Bukan pemerintah yang
menjalankan kekuasaannya berdasarkan hukum ciptaan manusia ( konstitusi/undang
undang ) yang membawa umat pada kesyirikan dan kesesatan.
Oleh karena itu sambungan
ayat berikutnya dianjurkan untuk kembali ke Al Qura’n dan Sunnah rosul
apabila terjadi perselisihan pendapat tentang sesuatu
masalah.
Apabila manusia mengikuti pemimpin pemimpin yang tidak
bertindak
( memimpin) berdasar Qura’n dan Assunnah maka akan terjadi penyesalan di akhirat nanti.
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا
وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
”
Dan mereka berkata: "Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin pemimpin dan
pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).”
(
Qs. 33 : 67 )
Pada hakekatnya pemimpin pemimpin yang mengajak pada
kesesatan dan kemusyrikan itu tidak lain adalah golongan syaithon.
إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ
يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُم بِهِ مُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang
yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya
dengan Allah”. ( Qs. 16 :
100 )
Namun pada hakekatnya bukan
hanya pemimpin yag harus betanggung jawab dihadapan Allah tetapi setiap manusia
secara pribadi akan diminta mempertanggung jawabkan atas apa yang diperbuatnya sebagai
pemimpin secara individu sebagaimana bunyi hadits berikut ini.
كلكم راع و كلكم
مسو ل عن ر عيته
“ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan
diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpin annya “ (
HR MUSLIM BUKHARI )
Kalau boleh kita simpulkan
bahwa visi manusia dibumi adalah mengabdi/menyembah kepada
Allah swt dan dengan missi sebagai pemimpin/pengelola/penguasa (kholifah
fil ardhi) di bumi dengan keimanan dan kesaholihan seraya mengajak manusia untuk
taat dan patuh kepada Allah swt.
Demikian kajian sederhana
ini, semoga memberi manfaat khususnya bagi saya pribadai dan bagi maa’syarol
muslimin sekalian. Yang benar datangnya dari Allah “ alhaqu min robbikum “ yang
salah datangnya semata mata dari diri saya sebagai pelupa ( Alinsan ) dan hamba
yang dhoif ini. Sebagai penutup marilah kita baca doa’ kaffarotul majlis.
سبحنك اللهم بحمد ك اشهد
ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
Maha suci Allah ilah kami dengan
segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di
sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah
kami kembali.
ولسلم عليكم و رحمة الله و بر كا ته