SATU KETETAPAN HATI, KATA DAN PERBUATAN (AMAL) UNTUK MERAIH SYURGA
بسم ا لله ا لر حمن ا لر
حيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ان لحمد للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفروه و نعذ و با
اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة ا
عما لنا من يهد لله ؤلا يضل ل له و من يضل
ل ؤا لا هد يا له اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له لا نبيا
بعدة -
اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين
Sesungguhnya hanya kepada Allah saja semua
pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun
kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan
keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Nya tidak ada
yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkanNya tidak ada yang
memberi petunjuknya. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah
kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan
Allah. Tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat
dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya
yang istiqomah hingga hari qiyamat.
ان الاصد ق ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر
سو ل الله و سر
الاء و مر و محد تثها و كل محد تث بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا
ر
Sesungguhnya
sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah
petunjuk Muhammad rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam
peribadahan ( yang bukan dari nabi ). Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah
dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته
و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
Wahai
orang orang yang beriman betaqwalah kamu
kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu
dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim
)/Qs.3:102
و قل ايض
يا أيها الذين
آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح
لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar , niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( Qs.33: 70-71).
Maa’syarol muslimin rohimakumullah.
Alhamdulillah, atas kekuasaan dan kehendakNya lah hingga saat ini kita
masih dianugerahi nikmat sehat dan kita
bisa bertemu dan tholabul ilmi dalam rangka mentadhaburi ayat ayat Allah swt
dan hadits rosulullah saw. Tidak lupa kita curahkan salam serta sholawat kepada
Nabi saw dan rosul terakhir yang tidak ada nabi dan rosul lagi setelahnya yang
menjadi suri tauladan bagi umat manusia , juga kepada keluarga, para sahabatnya
dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir jaman.
Maa’syarol muslimin yang dirahmati Allah.
Hidup yang kita jalankan sejak anak anak sampai saat ini, sejak buka mata
hingga menjelang tidur nanti, semua yang kita laksanakan - kalau tidak
ingat PERAN kita sebagai PENGABDI/HAMBA ALLAH -
mungkin sebagian besar waktu kita adalah hanya untuk berhikmad kepada
dunia. Pada kesempatan ini kami ingin berbagi informasi tentang alam futuristik
yang kami beri judul
SATU KATA, HATI DAN AMAL UNTUK MERAIH SYURGA
Memang mencari dunia hukumnya boleh karena manusia terdiri dari jasmani dan
rohani. Kebutuhan jasmani manusia itulah yang membutuhkan asupan dari materi
yang berasal dari tanah sebagaimana jasmani kita juga semua asal mula nya dari
tanah atau yang melingkupi kita semua yang kita sebut dunia.
خَالِقٌ بَشَرًا مِن طِينٍ
"Sesungguhnya Aku
akan menciptakan manusia dari tanah". ( Qs.38:71 ).
Allah juga menganjurkan
manusia untuk merasakan kenikmatan dunia sebagaimana firmanNya berikut ini.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ
الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ
اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ
فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.( Qs.28:77 )
Jadi mencari dunia itu bersifat
sunnatullah karena manusia dalam dirinya juga dibekali oleh salah satu potensi
rohaniah yang disebut naluri atau insting. Dalam bahasa syariat, naluri atau
insting itu di golongkan sebagai syahwat.
Syahwat yang dimiliki manusia itu ada dua. Yaitu syahwat kepada perut dan syahwat kepada kelamin (
farji ).
Syahwat kepada perut untuk melayani jasmani atau jasad agar tubuh dapat tumbuh
dan terpelihara. Syahwat kelamin (farji)
untuk berkembang biak atau memiliki keturunan. Demikian Allah swt melengkapi
system dalam tubuh manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani itu yang
tujuannya adalah untuk mengabdi kepada Allah swt.
Dengan pengabdian, mentaati dan mematuhi aturan Allah swt dengan benar serta
senantiasa kita meminta pertolongan dan memohon untuk dibimbing pada jalan lurus maka bisa kembali kepadaNya dengan jiwa
yang utuh bersih suci dan tenang. Sebagaimana permohonan kita sebanyak minimal
17 kali sehari dengan mengucapkan
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah [6],
dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [7]
6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat:
kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran
Allah, sebagai Ilah yang disembah,
karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7]
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan
bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan
dengan tenaga sendiri.
اهدِنَــــا
الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
Tunjukilah [8]
kami jalan yang lurus,
[8] Ihdina
(tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang
benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi
juga memberi taufik
Secara matematik dan geografis jalan lurus adalah jalan terpendek menuju
tujuan, begitu juga secara syari’ jalan yang lurus adalah jalan terdekat menuju
Allah swt.
Yaitu yang merupakan jalannya Dinul Islam ( ajaran, aturan, undang undang
islam ).
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ
yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri ni'mat kepada mereka;
Dari ayat
diatas nikmat atau karunia itu harus juga diminta kepada Allah. Namun nikmat
pada ayat diatas bukanlah nikmat duniawi semata mata. Kalau merujuk
pada tafsir ibnu Katsir maka yang dimaksud orang orang yang diberi nikmat pada
ayat tersebut adalah para rosul, para nabi, syuhada, shidiqin dan para
sholihin yang pada umumnya kehidupan dunianya memperihatinkan kecuali
beberapa nabi saja ( lihat Qs.4:69 ). Bahkan seseorang yang mengaku mencintai
nabi diperintahkan oleh nabi untuk menyiapkan tameng untuk m eghadapi
kefakiran. Kita tahu fakir adalah keadaan yang lebih rendah daripada miskin.
Sebagaimana sabda beliau berikut ini.
عن عبد الله بن مغفل رضى الله عنه
قال- قال رجل للنبى صلى الله عليه و سلم- يا رسو ل الله- والله انى لاء حبك- فقال-
انظرماذاتقول- قال- والله انى لاحبك- شلا ث مرات فقال- ان كنت تحبنى فاءعد للفقر
تجفافا- فان الفقراسرع الى من يحبنى من السيل الى منتها
Dari Abdullah Bin Mughoffal dia
berkata:
“ Seseorang telah berkata kepada nabi
s.a.w : “ Wahai rosulullah, demi Allah sesungguhnya saya sangat mencintai
anda.”
Maka rosulullah bersabda : “
Perhatikanlah apa yang kamu ucapkan ‘.
Laki laki
itu berkata lagi : “ Demi Allah, saya sangat mencintai anda”. Laki
laki itu mengulanginya sampai tiga kali.
Maka nabi
pun bersabda: ” Jika kamu bvenar benar mencintaiku maka persiapkanlah tiffah
( baju tameng untuk perang ) untuk
menghadapi kefakiran, kefakiran itu lebih cepat mengenaui orang orang yang
mencintaiku darpada laju air bah menuju muaranya”. ( HR TIRMIDZI hadits
hasan ).
Sesungguhnya Allah itu maha penyayang
dan pengasih kepada hambaNya. Apa saja yang diinginkannya jika
dikehendaki Allah maka akan diperolehnya. Sebagaimana firmanNya berikut
ini.
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ
Barangsiapa yang
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. ( Qs.11:15 )
Beriman dan mengingat Allah hati menjadi tenang .
Seperti kita ketahui bahwa bahwa pada awalnya manusia itu suci bersih maka
pada saat kembali kepada Allah juga harus bersih dan suci. Tentang sucinya
manusia sejak awalnya adalah sebagaimana hadits Nabi saw berikut ini.
كل مولو د يو لد
علئ الفطر ة فا نما ابواه يهو دا نه او ينص را نه او يمجسا نه
“ Setiap bayi itu dilahirkan atas
suatu fithroh, tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi,
Nashroni dan Majusi “
Terhadap
manusia yang pada awalnya adalah suci ( jiwa/rohnya ), Allah mengajak
masuk kedalam syurganya sebagaimana ayat ayat berikut ini.
يَا أَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
Hai jiwa yang tenang.
ارْجِعِي إِلَى
رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Robmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
فَادْخُلِي فِي
عِبَادِي
Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku,
وَادْخُلِي
جَنَّتِي
masuklah ke dalam
syurga-Ku. ( Qs.89:27-30 )
Dengan gamblang Allah
mengajak jiwa yang tenang ( suci ) untuk masuk kedalam syurga namun dengan
terlebih dahulu harus kembali kepada Robnya ( taubat ) dengan
hati yang ridho dan diridhoinya.
Kembali kepada
Robnya (dalam ayat 28 diatas) itu bermakna bertaubat dan berada di
jalanNya yaitu Dinul Islam dengan ridho dan di ridhoi oleh Allah. Bertaubat tidak cukup hanya dengan menyesal
sambil mengucapkan istighfar
“ ASTAGHFIRULLAH “
tapi juga harus diikuti dengan perbuatan berupa pelaksanaan semua perintah
Allah dan rosulnYA dan meninggalkan laranganNya serta tidak mengulangi semua
dosa dan kesalahan kesalahan yang pernah dibuatnya. Itulah makna kembali
kepada Robnya atau taubat.
Lalu Allah juga
memerintahkan kita bergabung dengan hamba hambaNya yang sholih.
Artinya lingkungan
pergaulan kita haruslah dengan
orang orang sholih. Kemudian barulah
Allah mengajak manusia masuk kedalam syurgaNya.
Meskipun hanya 4 ayat namun yang harus dilaksanakan manusia dalam prakteknya
tentu cukup banyak dan panjang.
Pertama, jiwa kita harus tenang. Karena
Allah menjadikan manusia dengan sifat tergesa gesa.
خُلِقَ الْإِنسَانُ مِنْ عَجَلٍ
Manusia telah dijadikan
(bertabiat) tergesa-gesa ( Qs.21:37 )
Kata nabi tergesa gesa itu dari syaithon dan perlahan lahan
( tenang ) itu dari Allah.
العجلة من الشيطا ن و الشاء ني من الله
“ Tergesa gesa itu adalah dari syaithon dan
perlahan lahan
( tenang ) itu dari
Allah taa’la “
Dengan ketenangan jiwa banyak manfaat dan nikmat yang diperoleh manusia. Lalu
bagaimana supaya jiwa kita tenang dan tenteram maka Allah memberi resep
sebagaimana ayat berikut ini.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. ( Qs.13:28 ).
Misal sejak dini hari kita melaksanakan sholat dimulai dengan sholat qobla
shubuh (fajar) lalu disempurnakan dengan sholat shubuh kemudian berdzikir dan
berdoa’. Selesai ibadah sholat shubuh bersiap siap
untuk berangkat beraktifitas.
Sesampainya di jalan raya terkena macet namun dengan jiwa yang tenang
maka seolah olah kemacetan itu tidak terasa bahkan seperti tidak ada
kemacetan.
Tetapi bagaimana mendidik jiwa agar menjadi tenang tenteram. Yaitu dengan
berdzikir dan berdoa’ kepada Allah swt.
Jadi kedua, untuk memperoleh ketentraman/ketenangan adalah ingat
kepada Allah, dan beriman.
Ingat kepada Allah adalah melakukan amalan amalan sholeh yang diperintahkan
( haq dan halal ) dan meninggalkan yang dilarang ( haram dan bathil ). Disini
manusia harus bersikap merasa selalu di awasi. Artinya beribadah seolah olah
kita melihat Allah, apabila kita tidak bisa melihatNya maka kita meyakini bahwa
Allah melihat kita.
لاَّ تُدْرِكُهُ
الأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Dia tidak dapat dicapai
oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan
Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. ( Qs.6:103 )
Demikian Al Qura’n memberi informasi kepada manusia
tentang eksistensi Allah dari segi penampakanNya.
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri ( untuk sholat ),
( Qs.26:218 )
وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
dan (melihat pula)
perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (
Qs.26:219 )
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَاللَّهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan Dia bersama kamu di
mama saja kamu berada. Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (
Qs.57:4 )
Apakah beriman
berarti cukup dengan percaya saja ?.
Secara bahasa :
امن – يامن- امنا Aman, sentosa
يو من – ايما نا Yakin,
percaya
Secara syari’
iman adalah :
الا يما ن معر فة با لقلب و قو ل با
لسا ن و عمل با
لا ركا ن
“
Iman itu adalah di kenali dengan hati, diikrarkan/ diucapkan dengan lisan/lidah
dan diamalkan dengan anggota badan “
Jadi beriman itu melibatkan tiga organ tubuh.
Yaitu hati, lidah/lisan dan anggota
badan ( tangan, kaki, mata dan semua indera ). Begitu juga menjalankan
rukun islam harus dengan dasar iman. Seperti melaksanakan sholat, shoum, zakat
dan haji.
Setelah manusia beriman dan ingat ( dzikir ) kepada Allah
maka Allah akan menenteramkan ( menenangkan ) hati manusia. Dengan tenangnya
hati manusia Allah akan menambah keimanannya sebagaimana firmanNya sebagai
berikut. ( Qs.48:4 )
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي
قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا
إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ
Dia-lah (Allah) yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati
orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan
mereka (yang telah ada).
Pelaksanaan iman.
Kalau orang awam mempunyai istilah ” jangan ngomong doang lu ”
atau mereka menyingkatnya ” omdo ”. Tetapi orang orang yang
katanya intelek juga punya istilah untuk hal itu yaitu NATO alias No Acting Talk
Only . Allah juga sangat membenci
terhadap orang yang hanya bicara tapi tidak berbuat sebagaimana ayat berikut
ini.
كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن
تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.(Qs.61 :4)
Artinya teori dan praktek harus satu. Gampangnya orang beriman adalah
mereka yang melaksanakan semua yang diimaniNya ( rukun iman ) yaitu :
1) Melaksanakan LAA ILAHA ILLAALLAH.
LAA sebuah pernyataan yang meniadakan ( menafikan
)
sesuatu apapun juga. ILAH sesuatu yang diibadahi, di
sembah, dipuja, dicintai, diidolakan dan di kagumi atau
diagungkan.
( bisa makhluk hidup, kuburan, benda mati
seperti keris, batu cincin, bisa jabatan, harta, sistem dalam
masyarakat, hukum manusia, filsafat/ajaran dan
sebagainya selain Allah.
2) Menghindari perbuatan perbuatan buruk
yang dilarang
Allah dan melakukan perbuatan perbuatan
yang disukai
Allah karena yakin ada malaikat yang
mencatat
perbuatan perbuatan itu. (BERIMAN KEPADA MALAIKAT).
3) Mempelajari, memahami dan melaksanakan
isi Al Qura’n
kayena yakin bahwa Al Quran adalah pedoman dan
petunjuk
bagi manusia untuk hidup di dunia dan untuk
menuju
ke akhirat. ( BERIMAN KEPADA ALQURA’N DAN
KITAB KITAB ALLAH LAINNYA )
4) Mengikuti nabi dan mencontoh cara
peribadatan kepada
nabi saw. ( BERIMAN KEPADA PARA NABI DAN ROSUL ).
5) Senantiasa mengharap bertemu dengan
Allah dan takut
meninggalkan perintahNya dan mengerjakan
larangan larangan yang diharamkanNya. Karena
semua
akan diperhitungkan di hari pengadilan nanti.
( BERIMAN
PADA HARI AKHIRAT ).
6) Berbuat dengan sungguh sungguh dan
optimis serta
tawakal serta berserah diri kepada Allah terhadap hasil
yang
akan diterima/terjadi. Karena semua peristiwa dan
kejadian telah ditetapkan oleh Allah. ( BERIMAN PADA
TAQDIR BAIK DAN TAQDIR BURUK )
Mau meraih syurga ?!
Apakah kita sudah mempraktekan atau belum semua teori
iman kita itu ?. Adalah sangat sederhana untuk mendapatkan syurga Allah, yaitu meninggalkan yang dilarang
dan melakukan semua yang diperintahkan sesuai dengan yang dicontohkan
rosulullah saw. Syurga itu seyogyanya diraih oleh orang yang banyak
pahalanya. Misalnya kita bisa digolongkan dengan para Nabi dan para Nabi pasti
ada di syurga , hal itu bisa diraih dengan lapar dan dahaga. Sebagaimana hadits rosulullah sebagai berikut.
” Andaikata engkau bisa mati dalam keadaan lapar dan
dahaga maka perbuatlah!. Sungguh dengan demikian engkau akan mendapatkan
kemulyaan derajat dan masuk dalam golongan para Nabi, para malaikat akan
bergembira menyambut kedatangan Rohmu dan Allah akan memberi Rohmat atasmu ”
Dekat dengan
Allah di hari qiyamat bisa dilakukan manusia dengan lapar dan haus juga serta
prihatin selama hidup di dunia sebagaimana hadits Nabi saw sebagai berikut.
ان اقرب الناس من الله عز و جل يو م القيا مة من طال جو عه
وعطشه وخز نه ف الد نيا
” Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Allah
azzawajala pada hari qiyamat adalah orang yang lama laparnya, hausnya
dan keprihatinannanya di dunia ...”
Namun kita ketahui juga bahwa iman manusia
itu kadang kadang naik dan kadang kadang turun namun keadaan yang dialami
manusia seperti itu adalah sunnatullah. Sebagaimana sabda Nabi berikut ini.
”Iman itu naik dengan
thoa’t dan menurun dengan maksiyat”.
Jadi iman itu memang naik dan turun. Untuk
menjaganya supaya jangan turun maka taatilah semua perintah Allah dan
menjauhi laranganNya. Mudahkan !?.
Dengan cara berfikir sederhana, kita tahu
bahwa manusia selalu di bujuk oleh dosa dan di panggil panggil oleh pahala.
Dosa itu pasti yang menyajikan atau mengajaknya adalah syaithon. Karena musuh
utama manusia sejak Adam as adalah syaithon yang selalu mengajak membangkang
kepada Allah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lurus (hanif)
namun syaithon yang mengajak nyelewengkan perintah Allah sebagaimana hadits
rosulullah yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut.
يقو
ل الله عز و جل اني خلقت عبادي حنفاء فجاءتهم الشيا طين
فاجتا
لتهم عن دينهم
“ Allah azza wa jalla
berfirman “ Aku telah menciptakan hamba hambaKu dalam keadaan hanif (
lurus ), lalu syaithon datang kepada mereka, kemudian
menyimpangkan mereka dari din mereka “
Disamping itu potensi atau bakat atau bahan baku manusia untuk berbuat baik dan berbuat
jahat memang sudah ada dalam dirinya sebagaimana firman Allah berikut ini.
فَأَلْهَمَهَا
فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (
Qs. 91: 8 )
Dengan demikian sekarang kita tahu bahwa yang harus di perangi
adalah syaithon yang mengajak manusia nyeleweng dan hanya mendatangkan dosa. Dosa
itu tidak bertambah dengan meninggalkan maksiyat dan menghindari syaithon atau
mengusirnya terutama dengan senantiasa beramal sholih dengan ikhlash karena
Allah, lalu dengan lapar dan haus ( shoum ) maka tentu dengan sendirinya pahala
kita pun akan bertambah. Perlu diingat bahwa syaithon itu tidak bisa menggoda orang
yang ikhlas.
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ - إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Iblis menjawab:
"Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis ( ikhlash ) di antara mereka[1304].
( Qs. 38:82---83).
[1304]. Lihat no. [799].
[799]. Yang dimaksud dengan mukhlis
ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan
perintah Allah s.w.t.
Rosulullah juga bersabda sebagai berikut.
فا اذا ذ كر الله خنس
” Maka apabila orang ingat kepada Allah, maka mundurlah syaithon
( diam dari menggoda ) ”.
Apa saja amal sholih yang dapat kita
lakukan ?. Tentu banyaknya tidak terhingga. Namun secara garis besar terdiri
dari ibadah mahdoh dan ibadah sunnah.
Apa ibadah itu ?
Asal kata ibadah adalah a’bdun,
a’badan, a’bdi. Maknanya hamba. Dengan demikiabn secara bebas kita
dapat mengartikan bahwa ibadah adalah menyembah, merendahkan diri, menghambakan
diri. Dalam bentuk kata kerja bahasa arab menjadi ya’budu, ya’buduna,
ya’buduni, ta’budu, ta’buduwna. Artinya berbakti,
menyembah, patuh dan taat. Layaknya seorang yang mengABDI kepada
majikan tidak ada perintah yang berani ditolak atau di pungkirinya. Begitu juga
hendaknya hamba kepada Yang Maha Pencipta. Ibadah yang syari’ harus merujuk
pada perintah Allah karena ikhlash dan berdasarkan contoh
dari rosulullah dengan demikian maka perbuatannya itu termasuk amal
sholih yang dijanjikan dengan syurga oleh Allah swt.
Ibadah itu hanya ditujukan kepada Allah swt
sedangkan muamalah adalah aktifitas interaksi yang dapat memberikan manfaat
kepada manusia yang pahalanya juga bisa di berikan oleh Allah swt, tergantung
pada niatnya.
Ibadah mahdoh adalah perintah Allah yang
tertuang di dalam Quran dan Sunnah rosulNya. Antara lain yang tercantum dalam
rukun islam. Yaitu sholat, puasa, zakat dan pergi haji ke Mekkah jika mampu.
Sebenarnya perintah Allah itu banyak sekali di dalam Al Qura’n. Namun yang tercantum
dalam hadits dan diformalkan oleh para ulama dalam buku buku fiqih adalah yang lima perkara itu. Termasuk
menerapkan hukum hukumnya yang sangat lengkap yang ada dalam AlQura’n juga
perintah Allah yang wajib di laksanakan manusia.
Menjalankan perintah Allah tersebut diatas
merupakan amal sholih yang akan mendapat ganjaran pahala. Juga karena iman dan perintah
dari Allah serta ditujukan hanya kepada
Allah ( ikhlash ) harus mengikuti contoh yang di berikan oleh rosulNya Muhammad
saw.
Oleh karena itu di dalam ushul fiqih disebutkan
bahwa pada mulanya ibadah itu terlarang kecuali yang ada
perintahnya dari Allah. Dengan demikian ibadah itu tidak bisa dan tidak
boleh di karang karang, dirubah, dikembang kan dan di improvisasi seperti karya
seni.
Hal ini sesuai dengan missi diciptakannya
manusia.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi/beribadah/menyembah kepada-Ku “. ( Qs. 51:56 )
Perlu diketahui pula bahwa beribadah harus dengan me murnikan ketaa’tan kepada
Allah ( ikhlash karena Allah ) tidak boleh karena yang lain
( selain Allah ) dan tidak boleh ditambah tambah atau di kurangi atau di ubah waktu
dan caranya. Sebagaimana Allah memerintahkan beribadah sebagai berikut.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya
dalam (menjalankan) Din yang lurus [1596],
[1596] Lihat not. no. 201. Lurus berarti jauh dari syirik
(mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan ( bida’h ).
Ibadah yang di ada adakan yang tidak berdasarkan perintah
Allah dan contoh dari rosulullah akan sia sia. Sebagaimana hadits hadits
berikut ini.
من احد ث فى امر
هذ اماليس منه فهو ر د
“ Barang siapa
yang mengada ada di dalam urusan kami ( dinul islam ) yang bukan berasal dari
kami, maka tertolaklah dia “ ( HR BUKHARI DAN MUSLIM )
من عمل عملا ليس عليه امر نا فهو رد
“Barang siapa yang mengerjakan sesuatu
perbuatan (amal ) yang tidak ada keterangannya dari Kami ( Allah dan NAbiNya )
maka tertolaklah perbuatanya ( amalnya ) itu “. ( HR MUSLIM )
Apa yang melatar belakangi rosulullah mengatakan dua perkataan tersebut ?.
Karena Islam sebagai aturan hidup, hukum dan system telah sempurna di
ciptakan Allah sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan akhirat. Jadi
manusia tidak perlu berkreasi menciptakan peribadatan sendiri/cara ibadah
sendiri dan pemahaman ibadah menurut akal dan hawa nafsunya sendiri. Allah
berfirman tentang sempurnanya Islam sebagai
berikut .
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ
دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu din kamu ( agama dalam
arti sempit ), dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi din bagimu.
( Qs. 5:3 )
Dari dua hadits diatas dapat kita jadikan alat penguji atau penyaring hidup
kita. Apakah semua perbuatan atau
aktifitas kita bisa dikategorikan sebagai ibadah atau penyembahan,
peribadatan atau pengabdian kepada Allah ?.
Hadits pertama mengatakan “ mengada ada dalam urusan dinul islam yang
tidak ada sumbernya dari Allah dan RosulNya maka tertolaklah dia “
Hampir tidak berbeda dengan yang di ungkapkan dalam hadits kedua. ” perbuatan
( amal ) yang tidak ada keterangannya dari Kami ( Allah dan NAbiNya ) maka
tertolaklah perbuatanya ( amalnya ).
Lalu bagaimana kita bisa mengatakan setiap perbuatan/ aktifitas kita adalah
ibadah.
Apabila yang kita kerjakan tidak karena Allah ( niatnya tidak
ikhlas ), tidak ada dasar perintahnya dari Allah
( Al Qura’n ) dan tidak ada contohnya dari Rosulullah saw
( Sunnah ) maka perbuatan itu bukan ibadah.
Batasan perbuatan baik menurut syariat Islam juga harus berdasarkan Al Qura’n sebagai pedoman umum bagi manusia
dan Assunah sebagai petunjuk teknisnya/pelaksanaannya.
Sebaliknya
semua perbuatan kita bisa mempunyai nilai ibadah
apabila di kerjakan dengan niat yang ikhlas hanya karena
Allah dan mengikuti contoh rosulullah - lihat tafsir Ibnu
Katsir dalam pembahasan Al Baqoroh ayat
112, Annisa ayat 125 dan Alkahfi ayat 110
-.
Kalau kita
amati syurga dijanjikan Allah kepada orang yang berserah diri, (
muslim ) beriman, bertaqwa dan beramal sholih serta
melakukan kebajikan dengan ikhlash.
Sebagaimana ayat ayat berikut ini.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ
وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ
عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
“ bahkan
barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Robnya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” ( Qs.2:112
)
Berdasarkan
ayat tersebut diatas Allah menjanjikan pahala disiNya kepada orang yang :
1) menyerahkan
diri kepadaNya (taslim/islam)
2) berbuat
kebajikan ( amal sholih berdasarkan iman )
Menyerahkan diri adalah satu sikap
ridho atau rela untuk melakukan apa saja yang diperintahkan Allah dan
diperlakukan apa saja oleh Allah.
Sedangkan kebajikan adalah
perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memberi manfaat bagi orang lain
berdasarkan karena Allah ( ikhlas ) dengan mengikuti ketentuan Al Quran dan
Assunnah.
Sikap tersebut diatas yaitu berserah
diri dan berbuat kebajikan di gambarkan Allah sebagaimana firmanNya berikut
ini.
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ
لله وَهُوَ مُحْسِنٌ واتَّبَعَ
مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ
اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
Dan siapakah yang lebih baik Dinya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti millah Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( Qs. 4:125 )
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga
yang penuh kenikmatan, ( Qs. 31: 8 )
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke
dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam
syurga itu ialah "salaam"[785].( Qs.14:23 )
[785]. Artinya: sejahtera dari segala bencana.
INFORMASI ALLAH TENTANG SYURGA
Syurga adalah
kehidupan yang langgeng dan abadi.
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى
الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاؤُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ
لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang
pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah
syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." ( Qs.39:73 )
Syurga untuk orang
orang yang bertaqwa berisi taman, sungai sungai yang jernih, pohon yang rimbun
daunnya dan tidak berhenti berbuah.
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ
الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَآئِمٌ وِظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى
الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa
ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya
tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat
kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi
orang-orang kafir ialah neraka. ( Qs. 13:35 )
Syurga di hiasi oleh bidadari yang seusia dan tidak pernah tua yang malu
malu menundukan pandangannya, perawan suci dari sentuhan manusia dan jin
فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ
يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.
( Qs. 55:56 )
Allah menyediakan secara langsung bidadari yang bermata jeli untuk penghuni
syurga.
وَحُورٌ عِينٌ
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, ( Qs.56:22 )
إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung [1452]
( Qs.56:35 )
[1452]
Maksudnya: tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis.
Sesungguhnya
masih banyak informasi tentang kenikmatan, keindahan dan kemakmuran serta
eksotisisme tentang sesuatu yang tidak pernah kita kecap/rasa/, tidak pernah
kita lihat, dengar dan alami maupun terlintas di hati sebagaimana syurga yang
digambarkan di dalam Al Qura’n.
Namun sebagai
pengenalan awal kita secara tholabul ilmu kiranya cukuplah beberapa ayat
tersebut untuk mewakilinya.
Maa’syorl mu,minin rohama kumullah,
Demikianlah kajian kita kali ini semoga semua yang telah kita kaji dapat
memberi manfaat bagi saya khususnya dan kepada maa’syarol muslimin semuanya.
Amin.
Untuk menutup kaji kita hari ini marilah kita akhiri dengan membaca doa’ kaffarotul
majelis.
سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
Maha
suci Allah, ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak
ada yang berhak di sembah/ diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada
Mu dan kepadaMulah kami kembali.
السلم عليكم و
رحمة الله و بر كا ته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar