Rabu, 22 Februari 2012


SEPARATISME KEHIDUPAN DUNIA
DARI SYSTEM ALLAH

بسم ا لله ا لر حمن ا لر حيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ان لحمد  للة نحمد ه ونستعينه و نستغفروه و نعذ و با اللة من سرو ر ا نؤسنا و من سيا ة  ا عما لنا من يهده لله  فلا مضل له و من يضلل فلا ها د ي له  اشهد ان لا اله الا  الله وحده لاشريك له و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له لا نبيا بعدة   -   اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين   
                                                                         
Sesungguhnya hanya kepada Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Nya tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkanNya tidak ada yang memberi petunjuknya. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.   Tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.

ان الاصد ق  ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله    و سر الاء و مر و محد تثها و كل محد تث بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا ر 

Sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan ( yang bukan dari nabi ). Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
 Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim ) 
( Qs.3:102 ) و قل ايض                                              
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا  يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                        

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ,  niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( Qs.33: 70-71).

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ( Qs.13:11 )

[767]. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768].Allah tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

” Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan ”. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan[714].” (Qs. 11:15-16).

Maa’syarol muslimin rohimakumullah.

Alhamdulillah, puji dan syukur bagi Allah atas kekuasaan dan kehendakNya lah hingga saat ini kita masih dianugerahi nikmat kesehatan  dan kesempatan untuk melakukan  tholabul ilmi dalam rangka mentadhaburi ayat ayat Allah swt dan hadits rosulullah saw. Tidak lupa kita curahkan sholawat dan salam kepada Nabi besar saw dan rosul terakhir yang tidak ada nabi dan rosul lagi setelahnya yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia , juga kepada keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir jaman.

Melihat begitu banyaknya jenis kegiatan manusia dari mulai yang paling sepele sampai yang rumit, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari maupun dalam rangka mencari hiburan, rekreasi dan berleha leha. Seolah olah tidak ada kehidupan lagi kecuali di dunia ini.
Sehingga tidak jarang ketika dua orang yang terlibat persengketaan dengan mitranya, kemudian karena kecewa  dengan mitranya itu terucap kata kata :  ” Ya sudahlah saya serahkan saja keputusannya pada Allah di akhirat nanti”.
Dan seorang yang lainnya merasa heran lalu berkata : ” jangan bawa bawa  Allah dong! Ini urusan manusia dengan manusia ”.

Dalam kaitannya dengan dialog tersebut diatas maka marilah kita coba mengkaji terhadap satu fenomena yang terjadi tentang kecenderungan manusia yang memisahkan urusan kehidupan sehari harinya dengan campur tangan Allah dalam kehidupan di dunia dan di akhirat yang kita beri judul :

SEPARATISME KEHIDUPAN DUNIA DARI SYSTEM ISLAM.

Kehidupan dunia yang begitu menyita waktu, ramai, hiruk pikuk, padat, sehingga kita tidak ada waktu yang tersisa untuk merenungi, tafakur dan memahami tentang apa makna hidup dan kehidupan ini.
Seolah hidup ini hanya di dunia saja dan tidak ada efeknya terhadap kehidupan setelah mati. Dan entah berapa banyak manusia yang masih meyakini adanya kehidupan setelah mati.

Hampir tidak ada informasi tentang kehidupan setelah mati dari berbagai ilmu pengetahuan modern maupun tradisional, pengetahuan umum, kebudayaan atau kepercayaan ciptaan manusia kecuali di dalam Al Qura’n dan Assunnah rosulullah saw.

Untuk apa Allah menciptakan kehidupan setelah mati itu?. Itulah pertanyaan yang seharus dipertanyakan oleh manusia. Terkait dengan pertanyaan diatas Allah berfirman.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

( Allah ) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya/perbuatannya ( Qs.67:2 )

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ  

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan/ujian (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. ( Qs. 21:35)

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yg terbaik perbuatannya. (Qs.18:7).

Tiga ayat diatas mengandung kata menguji atau ujian atau cobaan kepada manusia. Apa yang diujinya?. Yaitu perbuatan. Perbuatan apa yang dinilai Allah, yaitu perbuatan baik. Atau a’malu akhsana. Kapan kita bisa mengetahui hasil dari perbuatan kita atau prestasi kita. Yaitu nanti di alam kubur dan dipadang masyhar.

Semua hasil perbuatan dzahir ( nyata ) kita telah tercatat oleh malaikat dan perbuatan hati kita juga diketahui oleh Allah. Banyak ayat yang menginformasikan hal tersebut antara lain firman Allah berikut ini.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. ( Qs.36:65 )

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ
 أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ( Qs.17:36 )

Bagaimana mungkin manusia bisa menghindari dirinya dari pengawasan Allah dan malaikat serta lolos dari pertanggung jawabannya di alam barzah/alam kubur dan padang mahsyar nanti. Padahal pada ayat 65 surat yasin diatas Allah mengatakan “ Pada hari ini ( diyaumil hisab atau hari perhitungan ) Kami tutup mulut mereka “. Jadi tidak ada pengacara atau pembela karena mulut kita nanti ditutup rapat. Alias tidak mampu ngomong. Lalu siapa yang ngomong. “ dan berkatalah kepada Kami tangan mereka “ . Ternyata yang ngomong itu tangan kita. “ Dan memberi kesaksianlah kaki mereka “. Ternyata kaki juga memberi kesaksian kemana kita berjalan atau pergi. Artinya setiap peristiwa dilengkapi dengan TEMPAT PEKARA nya atau TKP. Karena memang tangan dan kaki itulah yang lebih banyak berperan dalam setiap perbuatan kita. Kaki menunjuk pada tempat dimana kita berbuat sedangkan tangan menunjuk tentang apa yang kita perbuat. Pada ayat berikutnya yaitu ayat 36 surat Al Isra tidak ketinggalan pula mempertegas lagi. bahwa ” pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban ”.

Lengkap sudah semua alat perekam perbuatan manusia mulai dari anggota badan, panca indra dan bahkan hati dengan sempurna menjalankan tugasnya dengan seksama, teliti dan akurat.
Sekarang kita kembali pada dialog diatas ” jangan bawa bawa Allah dong. Ini urusan dunia antara manusia dengan manusia ”.

Merujuk pada ayat ayat diatas bagaimana mungkin kita tidak melibatkan Allah dalam setiap perbuatan kita. Pemikiran atau keyakinan seorang muslim yang meganggap bahwa Allah tidak ikut capur dalam setiap sepak terjang manusia, maka orang semacam itu perlu dipertanyakan ”aqidah ”nya. Dia sudah kufur terhadap TAUHID RUBUBIYAH nya. Apakah telah terdistorsi keimanannya atau tidak ada atau belum pernah datang penjelasan tentang aqidah kepadanya ?.

Gejala pemisahan atau separatisme kehidupan manusia dari campur tangan kekuasaan dan hukum Allah telah terjadi  sejak ratusan lalu sejak kekuasaan gereja dihapuskan dari negara yang terjadi di barat dan dikenal dengan istilah ”sekularisme”. Hal itu berawal dari kekecewaan masyarakat barat terhadap kegagalan negara yang dikuasai para pendeta dalam mensejahterakan rakyat disebabkan pula oleh tidak berkembangnya ilmu pengetahuan yang dilatar belakangi mitios mitos oleh para pemegang kekuasaan saat itu ( para pendeta ). Era itu juga disebut dengan ” renaisanse ” atau era kebangkitan. Sejak itulah masyarakat barat memisahkan urusan agama mereka dan urusan masyarakat dan negara sehari hari. Agama disterilisasi dari urusan dunia. Selanjutnya karena Indonesia dijajah oleh orang orang barat beratus ratus tahun meskipun kemudian merdeka, tetapi karena para bangsawan dan kaum intelektualnya tidak luput dari arus pemikiran barat yang memisahkan urusan dunia dengan urasan akhirat maka terserap jugalah pemikiran semacam itu. Artinya orang Indonesia bahkan kaum muslim nyapun juga mensterilisasikan kekuasaan dan hukum Allah dari urusan manusia di dunia dalam kehidupannya sehari hari. Hasilnya itulah salah satu pernyataan diatas tadi yaitu ” jangan bawa bawa Allah dong !. Ini urusan dunia antara manusia dengan manusia ”,

Mungkin sebagai seorang muslim kita tidak menyadari bahwa sikap separatis kita  terhadap campur tangan, kekuasaan dan hukum Allah terhadap perilaku kita sehari hari baik sebagai individu maupun masyarakat atau bahkan negara memerlukan koreksi dan introspeksi terhadap aqidah dan iman Islam yang lurus. Untuk itu perhatikan firman Allah berikut ini.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ( Qs.13:11 )

[767]. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768].Allah tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ
يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً
إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata:
"Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Robmu tidak menganiaya seorang juapun." ( Qs.18:49 ).

Dengan penjelasan ayat diatas Insya Allah pemahaman dan
keyakinan kita tentang dipantaunya perbuatan dan penetapan nasib baik dan buruk kita pada setiap peristiwa adalah ada campur tangan dan kekuasaan Allah akan dapat mengkoreksi iman dan aqidah kita menjadi lebih kuat.

Insya Allah dengan tertanamnya keyakinan dihati manusia tentang terpantaunya semua perbuatannya ( amal ) selama di dunia ini akan mencegah manusia dari berbuat fasad, dzalim, munkar dan durhaka ( maksiat ) kepada Allah. Ini adalah kondisi yang harus ada dan tercipta dalam diri manusia. Tanpa terciptanya kondisi seperti itu sulit diharapkan kehidupan bermasyarakat ( bermuamalah ) dapat aman, damai, tenang dan tenteram serta sejahtera. Dengan adanya keyakinan dan kepercayaan tentang dicatatnya perbuatan kita ( amal ), yang buruk maupun yang baik dalam sebuah kitab dan akan diperlihatkan di akhirat nanti akan memberikan motivasi (niat) dalam diri manusia untuk hanya dan hanya akan berbuat baik saja.

Perbuatan ( amal ) yang dicatat malaikat tidak peduli pada profesi maupun posisi seseorang. Apakah pedagang, karyawan, guru, buruh, konsultan atau apa saja profesinya serta apapun posisinya. Apakah atasan atau bawahan semua perbuatannya ( amalnya ) dicatat oleh malaikat.

Sudah menjadi sunattullah pula bahwa didalam setiap umat atau masyarakat ada atasan dan ada bawahan atau ada pemimpin dan ada yang dipimpin. Sesuai ayat berikut ini.

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَ ا       بَعْضَهُمْ فَوْقَ عْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا  
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. ( Qs.43:32 )

Ayat diatas memberitahukan kepada manusia bahwa ada manusia yang posisinya lebih tinggi dari manusia yang lain. Artinya ada pemimpin dan adapula yang dipimpin. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bahwa dengan adanya fungsi pemimpin dan fungsi yang dipimpin itu agar ada mekanisme kerja dan interaksi yang harmonis dan seimbang dalam masyarakat yang teratur. Tidak mungkin di dalam suatu kelompok semuanya pemimpin atau tidak ada yang memimpin atau semuanya bawahan. Dalam diri manusia juga begitu ada kepala yang berisi pusat syaraf yang memberi perintah kepada semua anggota tubuh. Tapi kepala juga ada yang memerintah yaitu hati. Sebagaimana halnya manusia secara pribadi apakah dia sebagai pemimpin atau sebagai bawahan maka kedua keduanya dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah pada yaumul hisab nanti di padang mahsyar. Sebagai pribadi setiap orang adalah pemimpin bagi keluarganya ( anak dan istri ).

Lebih lagi apabila didalam masyarakat dia memimpin banyak manusia maka baik sebagai pribadi maupun pemimpin umat atau masyarakat semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.

Nabi bersabda :
كلكم راع و كلكم مسو ل عن ر عيته

“ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya “
( HR MUSLIM BUKHARI )

Makin jelas kiranya bahwa semua perbuatan manusia tidak terlepas dari kehidupan di akhirat kelak.
Dan bahwa kehidupan akhirat adalah diawali dengan pengadilan yang hanya Allah penguasanya. Jadi bahwa kehidupan manusia sehari hari sekarang ini tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan dan hukum Allah baik selama di dunia lebih lagi dalam kehidupan  akhirat. Terlebih lagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara sangat jelas di atur oleh Allah dalam Al Qura’n.

Dalam surat Al Imron ayuat 26 di jelaskan siapa yang diberi kekuasaan dan siapa yang di cabut kekuasaannya sebagai firmanNya berikut ini.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ
مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Qs.3:26 )

Hanya muslim yang buta aqidah dan ibadah saja yang tidak mengetahui berlakunya hukum Allah pada kehidupan di masyarakat dan negara. Tidak sedikit ayat yang mengatur hubungan manusia dalam suatu daulah ( negara ). Qs. 4: 59; Qs.5:44,45,& 47; Qs.3:85: Qs.24:1;

سُورَةٌ أَنزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya. ( Qs. 24 : 1 )

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?  ( Qs.5:50 )

Salah satu ayat yang sangat jelas adalah pada ayat 1 surat Annur diatas.
Manusia diwajibkan menjalankan hukum hukum yang ada di dalam Al Qura’n. Ini menunjukan bahwa Allah memerintahkan agar kita selalu memutuskan semua perkara yang ada di dunia sekarang ini harus dengan hukum Allah. Sekali lagi meyakinkan kita bahwa urusan kehidupan sehari hari manusia di bumi sekarang ini sangat berhubungan erat dengan sidang pengadilan Allah di akhirat nanti. Artinya tidak ada pemisahan ( separatisme ) kehidupan manusia di dunia dengan aturan Allah di dunia dan keputusan Allah di akhirat nanti.
Dengan demikian tidaklah relevan dan tidak pula syari’ perkataan seseorang muslim yang mengatakan “ jangan bawa bawa nama Allah dong! Ini hanya urusan manusia dengan manusia “.

Maa’syarol muslimin yang dirahmati Allah.

Ternyata berdasarkan ayat dan hadits di atas bahwa semua urusan manusia dengan manusia secara pribadi maupun manusia secara kolektif dalam suatu masyarakat ataupun negara harus diatur atau dicampur tangani ( diintervensi ) oleh Allah melalui hukumNya yang ada dalam Al Qura’n dan sunnah rosulNya.  

Kalau boleh kita simpulkan bahwa perbuatan (amal) manusia didunia adalah tidak terlepas dan tidak luput dari pantauan (monitor) dari pengamatan Allah dan malaikat malaikatNya. Kita sebagai pribadi maupun pemimpin umat pengelola/ penguasa di bumi dengan keimanan dan kesaholihan senantiasa harus mengajak manusia untuk taat dan patuh kepada Allah swt karena akan dimintai pertanggung jawabannnya.

Demikian kajian sederhana ini, semoga memberi manfaat khususnya bagi saya pribadi dan bagi maa’syarol muslimin sekalian, yang benar datangnya dari Allah “ alhaqu min robbikum “ yang salah datangnya semata mata dari diri saya sebagai pelupa ( Al insan ) dan hamba yang dhiof ini.

Sebagai penutup marilah kita baca doa’ kaffarotul majlis.

سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
Maha suci Allah ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.

ولسلم عليكم و رحمة الله و بر كا ته











SATU KETETAPAN HATI, KATA DAN PERBUATAN (AMAL) UNTUK MERAIH SYURGA

بسم ا لله ا لر حمن ا لر حيم

ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ان لحمد  للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفروه و نعذ و با اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة  ا عما لنا من يهد لله  ؤلا يضل ل له و من يضل ل ؤا لا هد يا له    اشهد ان لا اله الا    الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له لا نبيا بعدة   -   اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين
                                                                                   
Sesungguhnya hanya kepada Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Nya tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkanNya tidak ada yang memberi petunjuknya. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.   Tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.

ان الاصد ق  ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله    و سر الاء و مر و محد تثها و كل محد تث بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا ر 

Sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan ( yang bukan dari nabi ). Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم

ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن

 Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim )/Qs.3:102
و قل ايض                       

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا  يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                        
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ,  niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( Qs.33: 70-71).

Maa’syarol muslimin rohimakumullah.

Alhamdulillah, atas kekuasaan dan kehendakNya lah hingga saat ini kita masih dianugerahi nikmat sehat  dan kita bisa bertemu dan tholabul ilmi dalam rangka mentadhaburi ayat ayat Allah swt dan hadits rosulullah saw. Tidak lupa kita curahkan salam serta sholawat kepada Nabi saw dan rosul terakhir yang tidak ada nabi dan rosul lagi setelahnya yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia , juga kepada keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir jaman.

Maa’syarol muslimin yang dirahmati Allah.

Hidup yang kita jalankan sejak anak anak sampai saat ini, sejak buka mata hingga menjelang tidur nanti, semua yang kita laksanakan - kalau tidak ingat PERAN kita sebagai PENGABDI/HAMBA ALLAH - 
mungkin sebagian besar waktu kita adalah hanya untuk berhikmad kepada dunia. Pada kesempatan ini kami ingin berbagi informasi tentang alam futuristik yang kami beri judul

SATU KATA, HATI  DAN AMAL UNTUK MERAIH SYURGA

Memang mencari dunia hukumnya boleh karena manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani manusia itulah yang membutuhkan asupan dari materi yang berasal dari tanah sebagaimana jasmani kita juga semua asal mula nya dari tanah atau yang melingkupi kita semua yang kita sebut dunia.
خَالِقٌ بَشَرًا مِن طِينٍ
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". ( Qs.38:71 ).

Allah juga menganjurkan manusia untuk merasakan kenikmatan dunia sebagaimana firmanNya berikut ini.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ
فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.( Qs.28:77 )

Jadi mencari dunia  itu bersifat sunnatullah karena manusia dalam dirinya juga dibekali oleh salah satu potensi rohaniah yang disebut naluri atau insting. Dalam bahasa syariat, naluri atau insting itu di golongkan sebagai syahwat.
Syahwat yang dimiliki manusia itu ada dua. Yaitu syahwat kepada perut dan syahwat kepada kelamin ( farji ).

Syahwat kepada perut untuk melayani jasmani atau jasad agar tubuh dapat tumbuh dan terpelihara. Syahwat kelamin   (farji) untuk berkembang biak atau memiliki keturunan. Demikian Allah swt melengkapi system dalam tubuh manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani itu yang tujuannya adalah untuk mengabdi kepada Allah swt.

Dengan pengabdian, mentaati dan mematuhi aturan Allah swt dengan benar serta senantiasa kita meminta pertolongan dan memohon untuk dibimbing pada jalan  lurus maka bisa kembali kepadaNya dengan jiwa yang utuh bersih suci dan tenang. Sebagaimana permohonan kita sebanyak minimal 17 kali sehari dengan mengucapkan
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [7]

6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Ilah  yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus,

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik

Secara matematik dan geografis jalan lurus adalah jalan terpendek menuju tujuan, begitu juga secara syari’ jalan yang lurus adalah jalan terdekat menuju Allah swt.
Yaitu yang merupakan jalannya Dinul Islam ( ajaran, aturan, undang undang islam ).
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ
yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka;

Dari ayat diatas nikmat atau karunia itu harus juga diminta kepada Allah. Namun nikmat pada ayat diatas bukanlah nikmat duniawi semata mata. Kalau merujuk pada tafsir ibnu Katsir maka yang dimaksud orang orang yang diberi nikmat pada ayat tersebut adalah para rosul, para nabi, syuhada, shidiqin dan para sholihin yang pada umumnya kehidupan dunianya memperihatinkan kecuali beberapa nabi saja ( lihat Qs.4:69 ). Bahkan seseorang yang mengaku mencintai nabi diperintahkan oleh nabi untuk menyiapkan tameng untuk m eghadapi kefakiran. Kita tahu fakir adalah keadaan yang lebih rendah daripada miskin. Sebagaimana sabda beliau berikut ini.

عن عبد الله بن مغفل رضى الله عنه قال- قال رجل للنبى صلى الله عليه و سلم- يا رسو ل الله- والله انى لاء حبك- فقال- انظرماذاتقول- قال- والله انى لاحبك- شلا ث مرات فقال- ان كنت تحبنى فاءعد للفقر تجفافا- فان الفقراسرع الى من يحبنى من السيل الى منتها

 Dari Abdullah Bin Mughoffal dia berkata:

“ Seseorang telah berkata kepada nabi s.a.w : “ Wahai rosulullah, demi Allah sesungguhnya saya sangat mencintai anda.”

Maka rosulullah bersabda : “ Perhatikanlah apa yang kamu ucapkan ‘.

Laki laki itu berkata lagi : “ Demi Allah, saya sangat mencintai anda”. Laki laki itu mengulanginya sampai tiga kali.

Maka nabi pun bersabda: ” Jika kamu bvenar benar mencintaiku maka persiapkanlah tiffah (  baju tameng untuk perang ) untuk menghadapi kefakiran, kefakiran itu lebih cepat mengenaui orang orang yang mencintaiku darpada laju air bah menuju muaranya”. ( HR TIRMIDZI hadits hasan ).

Sesungguhnya Allah itu maha penyayang dan pengasih kepada hambaNya. Apa saja yang diinginkannya jika dikehendaki Allah maka akan diperolehnya. Sebagaimana firmanNya berikut ini.

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. ( Qs.11:15 )

Beriman dan mengingat Allah hati menjadi tenang .

Seperti kita ketahui bahwa bahwa pada awalnya manusia itu suci bersih maka pada saat kembali kepada Allah juga harus bersih dan suci. Tentang sucinya manusia sejak awalnya adalah sebagaimana hadits Nabi saw berikut ini.
كل مولو د يو لد علئ الفطر ة فا نما ابواه يهو دا نه او ينص را نه او يمجسا نه 
“ Setiap bayi itu dilahirkan atas suatu fithroh, tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashroni dan Majusi “

Terhadap manusia yang pada awalnya adalah suci                  ( jiwa/rohnya ), Allah mengajak masuk kedalam syurganya sebagaimana ayat ayat berikut ini.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
Hai jiwa yang tenang.
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Robmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
وَادْخُلِي جَنَّتِي
masuklah ke dalam syurga-Ku. ( Qs.89:27-30 )

Dengan gamblang Allah mengajak jiwa yang tenang ( suci ) untuk masuk kedalam syurga namun dengan terlebih dahulu harus kembali kepada Robnya ( taubat ) dengan hati yang ridho dan diridhoinya.

Kembali kepada Robnya (dalam ayat 28 diatas)  itu bermakna bertaubat dan berada di jalanNya yaitu Dinul Islam dengan ridho dan di ridhoi oleh Allah.  Bertaubat tidak cukup hanya dengan menyesal sambil mengucapkan istighfar
ASTAGHFIRULLAH “ tapi juga harus diikuti dengan perbuatan berupa pelaksanaan semua perintah Allah dan rosulnYA dan meninggalkan laranganNya serta tidak mengulangi semua dosa dan kesalahan kesalahan yang pernah dibuatnya. Itulah makna kembali kepada Robnya atau taubat.

Lalu Allah juga memerintahkan kita bergabung dengan hamba hambaNya yang sholih.
Artinya lingkungan pergaulan kita haruslah dengan orang orang sholih.  Kemudian barulah Allah mengajak manusia masuk kedalam syurgaNya.

Meskipun hanya 4 ayat namun yang harus dilaksanakan manusia dalam prakteknya tentu cukup banyak dan panjang.

Pertama, jiwa kita harus tenang. Karena Allah menjadikan manusia dengan sifat tergesa gesa.
خُلِقَ الْإِنسَانُ مِنْ عَجَلٍ
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa ( Qs.21:37 )

Kata nabi tergesa gesa itu dari syaithon dan perlahan lahan
 ( tenang ) itu dari Allah.
العجلة من الشيطا ن و الشاء ني من الله
“ Tergesa gesa itu adalah dari syaithon dan perlahan lahan
( tenang ) itu dari Allah taa’la “

Dengan ketenangan jiwa banyak manfaat dan nikmat yang diperoleh manusia. Lalu bagaimana supaya jiwa kita tenang dan tenteram maka Allah memberi resep sebagaimana ayat berikut ini.

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ  

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. ( Qs.13:28 ).

Misal sejak dini hari kita melaksanakan sholat dimulai dengan sholat qobla shubuh (fajar) lalu disempurnakan dengan sholat shubuh kemudian berdzikir dan berdoa’. Selesai ibadah sholat shubuh bersiap siap untuk berangkat beraktifitas.
Sesampainya di jalan raya terkena macet namun dengan jiwa yang tenang maka seolah olah kemacetan itu tidak terasa bahkan seperti tidak ada kemacetan.

Tetapi bagaimana mendidik jiwa agar menjadi tenang tenteram. Yaitu dengan berdzikir dan berdoa’ kepada Allah swt.

Jadi kedua, untuk memperoleh ketentraman/ketenangan adalah ingat kepada Allah, dan beriman.

Ingat kepada Allah adalah melakukan amalan amalan sholeh yang diperintahkan ( haq dan halal ) dan meninggalkan yang dilarang ( haram dan bathil ). Disini manusia harus bersikap merasa selalu di awasi. Artinya beribadah seolah olah kita melihat Allah, apabila kita tidak bisa melihatNya maka kita meyakini bahwa Allah melihat kita.

لاَّ تُدْرِكُهُ الأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. ( Qs.6:103 )

Demikian Al Qura’n memberi informasi kepada manusia tentang eksistensi Allah dari segi penampakanNya.

الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri ( untuk sholat ),
( Qs.26:218 )

وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. ( Qs.26:219 )

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ( Qs.57:4 )

Apakah beriman berarti cukup dengan percaya saja ?.

Secara bahasa :
 امن – يامن- امنا  Aman, sentosa
يو من – ايما نا Yakin, percaya
Secara syari’ iman adalah :

الا يما ن معر فة با لقلب و قو ل با لسا ن و عمل با
 لا ركا ن

“ Iman itu adalah di kenali dengan hati, diikrarkan/ diucapkan dengan lisan/lidah dan diamalkan dengan anggota badan “

Jadi beriman itu melibatkan tiga organ tubuh.

Yaitu hati, lidah/lisan dan anggota badan ( tangan, kaki, mata dan semua indera ). Begitu juga menjalankan rukun islam harus dengan dasar iman. Seperti melaksanakan sholat, shoum, zakat dan haji.

Setelah manusia beriman dan ingat ( dzikir ) kepada Allah maka Allah akan menenteramkan ( menenangkan ) hati manusia. Dengan tenangnya hati manusia Allah akan menambah keimanannya sebagaimana firmanNya sebagai berikut. ( Qs.48:4 )

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا
إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ

Dia-lah (Allah) yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).

Pelaksanaan iman.

Kalau orang awam mempunyai istilah ” jangan ngomong doang lu ” atau mereka menyingkatnya ” omdo ”. Tetapi orang orang yang katanya intelek juga punya istilah untuk hal itu yaitu NATO alias No Acting Talk Only . Allah juga  sangat membenci terhadap orang yang hanya bicara tapi tidak berbuat sebagaimana ayat berikut ini.

كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(Qs.61 :4)

Artinya teori dan praktek harus satu. Gampangnya orang beriman adalah mereka yang melaksanakan semua yang diimaniNya ( rukun iman ) yaitu :

1) Melaksanakan LAA ILAHA ILLAALLAH.
    LAA sebuah pernyataan yang meniadakan ( menafikan )
    sesuatu apapun juga. ILAH sesuatu yang diibadahi, di
    sembah, dipuja, dicintai, diidolakan dan di kagumi atau
    diagungkan. ( bisa makhluk hidup, kuburan, benda mati
    seperti keris, batu cincin, bisa jabatan, harta, sistem dalam
    masyarakat, hukum manusia, filsafat/ajaran dan
    sebagainya selain Allah.
2) Menghindari perbuatan perbuatan buruk yang dilarang  
    Allah dan melakukan perbuatan perbuatan yang disukai
    Allah karena yakin ada malaikat yang mencatat
    perbuatan perbuatan itu. (BERIMAN KEPADA MALAIKAT).
3) Mempelajari, memahami dan melaksanakan isi Al Qura’n
    kayena yakin bahwa Al Quran adalah pedoman dan
    petunjuk bagi manusia untuk hidup di dunia dan untuk
    menuju ke akhirat. ( BERIMAN KEPADA ALQURA’N DAN
    KITAB KITAB ALLAH LAINNYA )
4) Mengikuti nabi dan mencontoh cara peribadatan kepada
    nabi saw. ( BERIMAN KEPADA PARA NABI DAN ROSUL ).
5) Senantiasa mengharap bertemu dengan Allah dan takut
    meninggalkan perintahNya dan mengerjakan
    larangan larangan yang diharamkanNya. Karena
    semua akan diperhitungkan di hari pengadilan nanti.
   ( BERIMAN PADA HARI AKHIRAT ).
6) Berbuat dengan sungguh sungguh dan optimis serta
    tawakal serta berserah diri kepada Allah terhadap hasil
    yang akan diterima/terjadi. Karena semua peristiwa dan
    kejadian telah ditetapkan oleh Allah. ( BERIMAN PADA   
   TAQDIR BAIK DAN TAQDIR BURUK )

Mau meraih syurga ?!

Apakah kita sudah mempraktekan atau belum semua teori iman kita itu ?. Adalah sangat sederhana untuk mendapatkan syurga Allah, yaitu meninggalkan yang dilarang dan melakukan semua yang diperintahkan sesuai dengan yang dicontohkan rosulullah saw. Syurga itu seyogyanya diraih oleh orang yang banyak pahalanya. Misalnya kita bisa digolongkan dengan para Nabi dan para Nabi pasti ada di syurga , hal itu bisa diraih dengan lapar dan dahaga. Sebagaimana hadits rosulullah sebagai berikut.

” Andaikata engkau bisa mati dalam keadaan lapar dan dahaga maka perbuatlah!. Sungguh dengan demikian engkau akan mendapatkan kemulyaan derajat dan masuk dalam golongan para Nabi, para malaikat akan bergembira menyambut kedatangan Rohmu dan Allah akan memberi Rohmat atasmu ”

Dekat dengan Allah di hari qiyamat bisa dilakukan manusia dengan lapar dan haus juga serta prihatin selama hidup di dunia sebagaimana hadits Nabi saw sebagai berikut.

ان اقرب الناس من الله عز و جل يو م القيا مة من طال جو عه
وعطشه وخز نه ف الد نيا
” Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Allah azzawajala pada hari qiyamat adalah orang yang lama laparnya, hausnya dan keprihatinannanya di dunia ...”

Namun kita ketahui juga bahwa iman manusia itu kadang kadang naik dan kadang kadang turun namun keadaan yang dialami manusia seperti itu adalah sunnatullah. Sebagaimana sabda Nabi berikut ini.

”Iman itu naik dengan thoa’t dan menurun dengan maksiyat”.

Jadi iman itu memang naik dan turun. Untuk menjaganya supaya jangan turun maka taatilah semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Mudahkan !?.

Dengan cara berfikir sederhana, kita tahu bahwa manusia selalu di bujuk oleh dosa dan di panggil panggil oleh pahala. Dosa itu pasti yang menyajikan atau mengajaknya adalah syaithon. Karena musuh utama manusia sejak Adam as adalah syaithon yang selalu mengajak membangkang kepada Allah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lurus (hanif) namun syaithon yang mengajak nyelewengkan perintah Allah sebagaimana hadits rosulullah yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut.

يقو ل الله عز و جل اني خلقت عبادي حنفاء فجاءتهم الشيا طين
فاجتا لتهم عن دينهم
“ Allah azza wa jalla berfirman “ Aku telah menciptakan hamba hambaKu dalam keadaan hanif ( lurus ), lalu syaithon datang kepada mereka, kemudian menyimpangkan mereka dari din mereka “

Disamping itu potensi atau bakat atau bahan baku manusia untuk berbuat baik dan berbuat jahat memang sudah ada dalam dirinya sebagaimana firman Allah berikut ini.
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya ( Qs. 91: 8 )

Dengan demikian sekarang kita tahu bahwa yang harus di perangi adalah syaithon yang mengajak manusia nyeleweng dan hanya mendatangkan dosa. Dosa itu tidak bertambah dengan meninggalkan maksiyat dan menghindari syaithon atau mengusirnya terutama dengan senantiasa beramal sholih dengan ikhlash karena Allah, lalu dengan lapar dan haus ( shoum ) maka tentu dengan sendirinya pahala kita pun akan bertambah. Perlu diingat bahwa syaithon itu tidak bisa menggoda orang yang ikhlas.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ - إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis ( ikhlash ) di antara mereka[1304].
( Qs. 38:82---83).

[1304]. Lihat no. [799].
 [799]. Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

Rosulullah juga bersabda sebagai berikut.
فا اذا ذ كر الله خنس
” Maka apabila orang ingat kepada Allah, maka mundurlah syaithon ( diam dari menggoda ) ”.

Apa saja amal sholih yang dapat kita lakukan ?. Tentu banyaknya tidak terhingga. Namun secara garis besar terdiri dari ibadah mahdoh dan ibadah sunnah.


Apa ibadah itu ?

Asal kata ibadah adalah a’bdun, a’badan, a’bdi. Maknanya hamba. Dengan demikiabn secara bebas kita dapat mengartikan bahwa ibadah adalah menyembah, merendahkan diri, menghambakan diri. Dalam bentuk kata kerja bahasa arab menjadi ya’budu, ya’buduna, ya’buduni, ta’budu, ta’buduwna. Artinya berbakti, menyembah, patuh dan taat. Layaknya seorang yang mengABDI kepada majikan tidak ada perintah yang berani ditolak atau di pungkirinya. Begitu juga hendaknya hamba kepada Yang Maha Pencipta. Ibadah yang syari’ harus merujuk pada perintah Allah karena ikhlash dan berdasarkan contoh dari rosulullah dengan demikian maka perbuatannya itu termasuk amal sholih yang dijanjikan dengan syurga oleh Allah swt.

Ibadah itu hanya ditujukan kepada Allah swt sedangkan muamalah adalah aktifitas interaksi yang dapat memberikan manfaat kepada manusia yang pahalanya juga bisa di berikan oleh Allah swt, tergantung pada niatnya.

Ibadah mahdoh adalah perintah Allah yang tertuang di dalam Quran dan Sunnah rosulNya. Antara lain yang tercantum dalam rukun islam. Yaitu sholat, puasa, zakat dan pergi haji ke Mekkah jika mampu. Sebenarnya perintah Allah itu banyak sekali di dalam Al Qura’n. Namun yang tercantum dalam hadits dan diformalkan oleh para ulama dalam buku buku fiqih  adalah yang lima perkara itu. Termasuk menerapkan hukum hukumnya yang sangat lengkap yang ada dalam AlQura’n juga perintah Allah yang wajib di laksanakan manusia.

Menjalankan perintah Allah tersebut diatas merupakan amal sholih yang akan mendapat ganjaran pahala. Juga karena iman dan perintah dari Allah serta ditujukan  hanya kepada Allah ( ikhlash ) harus mengikuti contoh yang di berikan oleh rosulNya Muhammad saw.
Oleh karena itu di dalam ushul fiqih disebutkan bahwa pada mulanya ibadah itu terlarang kecuali yang ada perintahnya dari Allah. Dengan demikian ibadah itu tidak bisa dan tidak boleh di karang karang, dirubah, dikembang kan dan di improvisasi seperti karya seni.

Hal ini sesuai dengan missi diciptakannya manusia.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah/menyembah kepada-Ku “. ( Qs. 51:56 )

Perlu diketahui pula bahwa beribadah harus dengan me murnikan ketaa’tan kepada Allah ( ikhlash karena Allah ) tidak boleh karena yang lain ( selain Allah ) dan tidak boleh ditambah tambah atau di kurangi atau di ubah waktu dan caranya. Sebagaimana Allah memerintahkan beribadah sebagai berikut.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) Din yang lurus [1596],

[1596] Lihat not. no. 201. Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan ( bida’h ).

Ibadah yang di ada adakan yang tidak berdasarkan perintah Allah dan contoh dari rosulullah akan sia sia. Sebagaimana hadits hadits berikut ini.

من احد ث فى امر هذ اماليس منه فهو ر د

“ Barang siapa yang mengada ada di dalam urusan kami ( dinul islam ) yang bukan berasal dari kami, maka tertolaklah dia “ ( HR BUKHARI DAN MUSLIM )

من عمل عملا ليس عليه امر نا فهو رد

“Barang siapa yang mengerjakan sesuatu perbuatan (amal ) yang tidak ada keterangannya dari Kami ( Allah dan NAbiNya ) maka tertolaklah perbuatanya ( amalnya ) itu “. ( HR MUSLIM )

Apa yang melatar belakangi rosulullah mengatakan dua perkataan tersebut ?. Karena Islam sebagai aturan hidup, hukum dan system telah sempurna di ciptakan Allah sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan akhirat. Jadi manusia tidak perlu berkreasi menciptakan peribadatan sendiri/cara ibadah sendiri dan pemahaman ibadah menurut akal dan hawa nafsunya sendiri. Allah berfirman tentang sempurnanya  Islam sebagai berikut .

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu din kamu ( agama dalam arti sempit ), dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi din bagimu.
( Qs. 5:3 )

Dari dua hadits diatas dapat kita jadikan alat penguji atau penyaring hidup kita. Apakah  semua perbuatan atau aktifitas kita bisa dikategorikan sebagai ibadah atau penyembahan, peribadatan atau pengabdian kepada Allah ?.

Hadits pertama mengatakan “ mengada ada dalam urusan dinul islam yang tidak ada sumbernya dari Allah dan RosulNya maka tertolaklah dia “

Hampir tidak berbeda dengan yang di ungkapkan dalam hadits kedua. ” perbuatan ( amal ) yang tidak ada keterangannya dari Kami ( Allah dan NAbiNya ) maka tertolaklah perbuatanya ( amalnya ).

Lalu bagaimana kita bisa mengatakan setiap perbuatan/ aktifitas kita adalah ibadah.

Apabila yang kita kerjakan tidak karena Allah ( niatnya tidak ikhlas ), tidak ada dasar perintahnya dari Allah
( Al Qura’n ) dan tidak ada contohnya dari Rosulullah saw ( Sunnah ) maka perbuatan itu bukan ibadah.

Batasan perbuatan baik menurut syariat Islam juga harus berdasarkan  Al Qura’n sebagai pedoman umum bagi manusia dan Assunah sebagai petunjuk teknisnya/pelaksanaannya.

Sebaliknya semua perbuatan kita bisa mempunyai nilai ibadah apabila di kerjakan dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah dan mengikuti contoh rosulullah - lihat tafsir Ibnu Katsir dalam pembahasan Al Baqoroh  ayat 112, Annisa ayat 125 dan Alkahfi ayat 110   -. 

Kalau kita amati syurga dijanjikan Allah kepada orang yang berserah diri, ( muslim ) beriman, bertaqwa dan beramal sholih serta melakukan kebajikan dengan ikhlash.

Sebagaimana ayat ayat berikut ini.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
“ bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Robnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” ( Qs.2:112 )

Berdasarkan ayat tersebut diatas Allah menjanjikan pahala disiNya kepada orang yang :

1)  menyerahkan diri kepadaNya (taslim/islam)
2)  berbuat kebajikan ( amal sholih berdasarkan iman )

Menyerahkan diri adalah satu sikap ridho atau rela untuk melakukan apa saja yang diperintahkan Allah dan diperlakukan apa saja oleh Allah.

Sedangkan kebajikan adalah perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memberi manfaat bagi orang lain berdasarkan karena Allah ( ikhlas ) dengan mengikuti ketentuan Al Quran dan Assunnah.

Sikap tersebut diatas yaitu berserah diri dan berbuat kebajikan di gambarkan Allah sebagaimana firmanNya berikut ini.

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ واتَّبَعَ
مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً

Dan siapakah yang lebih baik Dinya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti millah Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( Qs. 4:125 )

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan, ( Qs. 31: 8 )

Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam syurga itu ialah "salaam"[785].( Qs.14:23 )
 [785]. Artinya: sejahtera dari segala bencana.

INFORMASI ALLAH TENTANG SYURGA

Syurga adalah kehidupan yang langgeng dan abadi.

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاؤُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." ( Qs.39:73 )

Syurga untuk orang orang yang bertaqwa berisi taman, sungai sungai yang jernih, pohon yang rimbun daunnya dan tidak berhenti berbuah.

مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَآئِمٌ وِظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ  
Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. ( Qs. 13:35 )


Syurga di hiasi oleh bidadari yang seusia dan tidak pernah tua yang malu malu menundukan pandangannya, perawan suci dari sentuhan manusia dan jin

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. ( Qs. 55:56 )

Allah menyediakan secara langsung bidadari yang bermata jeli untuk penghuni syurga.
وَحُورٌ عِينٌ
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, ( Qs.56:22 )
إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung [1452] ( Qs.56:35 )

[1452] Maksudnya: tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis.

Sesungguhnya masih banyak informasi tentang kenikmatan, keindahan dan kemakmuran serta eksotisisme tentang sesuatu yang tidak pernah kita kecap/rasa/, tidak pernah kita lihat, dengar dan alami maupun terlintas di hati sebagaimana syurga yang digambarkan di dalam Al Qura’n.

Namun sebagai pengenalan awal kita secara tholabul ilmu kiranya cukuplah beberapa ayat tersebut untuk mewakilinya.

Maa’syorl mu,minin rohama kumullah,

Demikianlah kajian kita kali ini semoga semua yang telah kita kaji dapat memberi manfaat bagi saya khususnya dan kepada maa’syarol muslimin semuanya. Amin.
Untuk menutup kaji kita hari ini marilah kita akhiri dengan membaca doa’ kaffarotul majelis.
سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
Maha suci Allah, ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/ diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.
السلم عليكم و رحمة الله و بر كا ته