Rabu, 05 Juni 2013

SYAHADAT INTI AQIDAH



KESAKSIAN KEPADA ALLAH DAN MUHAMMAD SAW
(SYAHADAT ) SEBAGAI INTI AQIDAH ( KEIMANAN) MANUSIA.

بسم ا لله ا لر حمن ا لر حيم

ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته

ا ن لحمد  للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة  ا عما لنا من يهد لله  ؤلا يضل ل له و من يضل ل ؤا لا هد يا له    اشهد ان لا اله الا    الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له لا نبيا بعدة     -   اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له   و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد  ين                                                                                   
Sesungguhnya hanya untuk Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.  Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.

ان الا صدق ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله    و سر الاء و مر و محد تسها و كل محد تس بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا ر                                                    

Sesungguhnya perkatan yang paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling benar adalah petunjuk Muhammad rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan yang bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن

Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim )/Qs.3:102

و قل الله تعل في ا لقران لكر يم                                                      

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya [263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( Qs.4:1 )

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                                                                                                        
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( Qs 33:70-71 )

وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu [43], sedang kamu mengetahui. (Qs.2:42)

43]. Di antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Allah akan mengutus seorang Nabi dari keturunan Ismail yang akan membangun umat yang besar di belakang hari, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ  
إِلاَّ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللّهِ فَإِنَّ اللّهِ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Sesungguhnya Din ( agama dalam arti sempit ) yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab [189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. ( Qs.23:19 )

[189]. Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.

Allah juga melarang manusia untuk mencari Din/agama lain selain Islam karena Allah tidak menerima din lain itu dan pemeluk selain dinul islam di akhirat nanti diancam rugi sebagaimana firman Allah berikut ini.

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari Din (agama dalam arti sempit) selain Dinul Islam, maka sekali-kali tidak- lah akan diterima Din itu (agama dalam arti sempit) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.  ( Qs.3:85 )

Para hadirin dan pembaca budiman yang dirohmati Allah,

Sebagai seorang muslim maka setiap perbuatannya ( amal ) yang paling utama harus selalu berlandaskan pada sikap TAUHID yang IKHLAS, LURUS dan ber I’TIBA (mencontoh) hanya kepada rosulullah. Tanpa berdasarkan pada hal tersebut maka semua perbuatan kita ( amal ) akan sia sia dan menjadi orang yang rugi. Allah berfirman

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. ( Qs.39:65 )

Apa TAUHID itu. TAUHID yang identik dengan keimanan yaitu persaksian hati, lisan dan jasmani untuk meng ESAKAN Allah. TAUHID juga dibuktikan dengan AQOID atau diikat dalam hati, diucapkan dengan lidah dan dilaksanakan dengan seluruh jasmani. Apa yang harus di buktikan?. Yaitu mewujudkan LAA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD ABDUHU WA ROSULULLAH dalam semua perbuatan kita sehari hari. Allah menyebut dalam Al Qura’n  kalimat LAA ILAHA ILLALLAH sebagai kalimat yang baik. Kalimat yang baik itu seperti POHON YANG BAIK yang AKAR NYA kuat dan teguh.

Sebagai sebuah akar dari sebuah pohon maka ia memberi kontribusi yang besar kepada semua bagian bagian lainnya pada pohon tersebut.
Karena akarlah yang memberi makan seluruh tubuh dari pohon. Apabila akar sebuah pohon mati maka matilah seluruh pohon tersebut.
Dalam ILMU DINUL ISLAM dikatakan bahwa apabila AQIDAH nya RUSAK maka tertolak semua perbuatan ( amal ) kita. Apa yang menyebabkan rusaknya aqidah. Aqidah rusak karena SYIRIK . Artinya kalau akar sudah rusak maka pohonpun bisa mati. Seperti syirik yang dapat membuat aqidah rusak dan semua amal tidak diterima Allah. Dengan kata lain semua perbuatasn ( amal ) jadi sia sia atau merugi karena syirik.

Perlu diketahui bahwa syirik itu tidak terjadi secara mendadak tetapi mempunyai benih. Benihnya adalah talbis, takhyul. ( T ), Bid’ah ( B ) dan churafat ( C ) kalau kita singkat menjadi TBC. Hal hal tersebut akan kita kaji pada kesempatan lain. Sekarang kita hanya focus pada syahadat.

A.   MAKNA LAA ILAHA ILLALLAH  RUKUN SYAHADAT KEPADA ALLAH

1. LAA ILAHA bermakna meniadakan segala sesuatu ( nafyi ).

Kata LAA ILAHA adalah sebuah peniadaan kepada sesuatu selain Allah dalam bentuk PENYEMBAHAN, PERIBADATAN, KETAATAN, KEPATUHAN, CINTA, BANGGA, KAGUM, GANDRUNG, PENGHAMBAAN, ATAU PENGABDIAN.

         Disamping meniadakan atau menafikan sesuatu selain Allah dengan
         menTAUHIDKAN Allah, kita juga diperintahkan untuk meng INGKARI     
        sesuatu selain Allah dalam nafiy hal hal tersebut diatas. Karena 
         menafikan dan mengingkari sesuatu selain Allah adalah inti dari
        ajaran Dinul Islam yang telah didakwahkan sejak Nabi Nuh as sampai
         nabi terakhir Muhammad saw.  
        
         Sejarah menunjukan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH telah memisahkan
         dua kelompok manusia menjadi kelompok mukmin dan kelompok  
        kafir . Bahkan telah menimbulkan permusuhan dan  peperangan antara    
         rosulullah dengan musrik quraisy dan antara keluarga mereka sendiri.
         Orang orang musyrik quraisy itu bukan tidak mengerti Allah dan makna
         LAA ILAHA ILLALLAH. Justru karena mereka sangat mengerti makna
         kalimat itu. Mereka tidak mau menerima Islam. Padahal setiap mereka
         bersumpah mereka tidak pernah lupa berkata “demi Allah. Artinya
         mereka telah mengenal Allah sebagai Robb namun mereka tidak mau
         meninggalkan sembahan sembahan selain Allah seperti Latta dan Uzza
         serta tetap mengundi nasib dengan panah dan meramal dengan bintang
         bintang. Jadi Ilahnya lebih dari satu. Oleh karena itu dalam pandangan
         mereka masih ada sembahan lain selain Allah yang dipercaya bisa
         memberi syafaat dan menolak mudhorot.

       

         Apa bedanya dengan jaman  sekarang yang mempercayai ideologi
         liberalisme, komunisme, sosialisme, kapitalisme, hak azasi manusia dan
         ajaran ajaran serta falsafah falsafah lain serta berbagai sistem dalam
         kehidupan yang diciptakan manusia dan diyakini akan memberi
         manfaat.  Seperti sistem hukum ciptaan manusia dan ekonomi riba atau  
         yang semacamnya.
       
         Dalil dalil agar kita menyembah, mengabdi kepada Allah dan  menafikan
         ataupun meng INGKARI sesuatu selain Allah cukup banyak dan
         bertaburan dalam kitabullah dan juga dalam assunnah dalam bentuk
         hadits rosulullah saw. Antara lain. Qs. 98:5.

 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) Din yang lurus [1596], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah Din yang lurus.
        
         [1595]. Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dar  bida’h
و ما حلقت الجن والانس الا ليعبد و ن

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah/beribadah hanya kepada-Ku.”
( Qs.51:56)
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا

“ .. dan beribadahlah kamu kepada Allah dan jangan menyekutukan sesuatu denganNYA. “. ( Qs. 4 : 36 )

         فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Qs.2:256 )

          [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah ( ditaati dan dipatuhi)                 
                    selain dari Allah s.w.t.       

Apa saja yang disembah selain Allah ?. Sebagai contoh kita ambil beberapa ayat yang sangat populer dikalangan orang orang yang hanif dan istiqomah dalam menjalankan Aqidah Dinul Islam.

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

“ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” ( Qs.45:23 )

[1384]. Maksudnya Allah membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.

Padahal apabila manusia menyandarkan kebenaran pada hawa nafsu dan akalnya maka akan terjadi musibah yang sangat dahsyat di bumi dan di langit sebagaimana firman Allah berikut ini.

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن
 فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka (Al Qur'an) tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.                 (Qs.23:71).

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ
عَمَّا يَصِفُونَ

Sekiranya di langit dan di bumi ada ilah - ilah selain Allah, tentulah keduanya ( langit dan bumi ) itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. ( Qs.21:22 )
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. ( Qs.9:31 )

[639]. Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib- 
          rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-
         rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.

        Ayat 31 surat At Taubah diatas berkaitan dengan kehadiran sahabat Adi
        Bin Hatim di tempat dakwah rosulullah, Adi bin  Hatim ketika itu masih  
        memeluk ajaran Nashroni dan berada di dekat rosullah yang tengah
        berdakwah. Adi Bin Hatim memprotes bahwa  mereka beserta para
        pemeluk ajaran Nashroni dan Yahudi tidak pernah menyembah atau
        menuhankan orang orang alim ( berilmu ), pendeta atau rahib rahib
        mereka.                                                                    
      
        Nabi bersabda. “ Bukankah kalian mentaati orang orang alim, rahib
       dan pendeta kalian yang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan
       oleh Allah dan menghalalkan yang telah diharamkan Allah” .
       Adi bin Hatim menjawab. “iya”.
        Nabi menjawab. “itulah bentuk peribadatan/penyembahan kepada
       mereka”.

Jadi mentaati ucapan ucapan atau ketentuan ketentuan atau penetapan hukum yang di buat oleh manusia yang bertentangan dengan ketetapan ( hukum ) Allah adalah bentuk peribadatan atau penyembahan/beribadah kepada selain Allah yang di vonis oleh Allah sebagai kemusyrikan.

Ada lagi kemusyrikan lain yang di jelaskan Allah dalam Al Qura’n, yaitu karena mengikuti pendapat manusia yang bertentangan dengan hukum Allah. Ayat berikut adalah contoh yang sepele tentang mengikuti pendapat orang yang bertentangan dengan hukum atau ketetapan Allah. Sehingga orang yang mengikutinya menjadi syirik.

وَلاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya [501]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. ( Qs.6:116 ).

[501]. Yaitu dengan menyebut nama selain Allah

Ayat ini turun berkaitan dengan argumentasi secara logika dari kaum musyrikin Mekkah yang menghalalkan bangkai. Keterangan peristiwa ini berdasarkan Kitab Tafsir Ibnu Katsir seperti berikut.

Suatu ketika nabi dan para sahabat berjalan di pasar dekat Mekkah.
Seorang musyrikin Quraisy bertanya kepada Nabi. “ Hai Muhammad kambing ini mati siapa yang membunuh”.
Nabi saw menjawab. Allah yang mematikannya”.                                                                   
Orang musyrik itu menjawab. “ kambing yang kalian sembelih  kalian katakan halal, sedangkan kambing yang dibunuh Allah dengan tangannya sendiri engkau katakan haram. Apakah sembelihan kalian lebih baik daripada sembelihan Allah “

Orang orang musyrikin Mekkah itu memperlihatkan kecerdasannya dengan argumentasinya yang sangat logis. Bahwa kekuasaan Allah lebih tinggi daripada kekuasaan manusia, mengapa kambing yang dibunuh Allah ( mematikan kambing ) dikatakan oleh kaum muslimin haram sedangkan hasil sembelihan kaum muslim sendiri dianggap halal. Begitu lah kecerdasan manusia yang tidak didasari oleh kebenaran dari Allah, sesungguhnya itu hanyalah bisikan syaithon sebagaimana bunyi ayat diatas dan kami ulangi berikut ini.

وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu (nabi Muhammad) ; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik “.

Kata “kawan kawannya“ dalam ayat diatas menunjukan bahwa Allah menggolongkan manusia telah berkawan dengan syaithon.
Yaitu melalui bentuk bisikan dalam hati dan fikiran manusia. Dalam kasus ini Allah memvonis musyrik kepada orang yang mengikuti (mentaati) pendapat orang lain yang bertentangan dengan hukum atau ketetapan Allah.

Mengapa kita mengkaji ayat ayat tentang musyrik ini ?. Adalah karena semua kemusyrikan merusak TAUHID atau AQIDAH.
Sedangkan kemusyrikan itu menghapus semua amal perbuatan manusia di dunia dan akhirat.

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Jika kamu mempersekutukan ( syirik kepada Allah ), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Qs.39:65).

Syirik adalah dosa besar yang tidak diampuni kecuali dengan taubatan (kembali kejalan Allah secara tuntas) nasuha.

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. ( Qs.4:48 ).

Allah mengatakan juga bahwa disamping dosa orang yang syirik itu tidak terampuni ( kecuali bertaubat ) juga telah sesat dengan kesesatan yang sejauh jauhnya.

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. ( Qs.4:116 )



Bahkan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH sebagai inti dari TAUHID  juga merupakan dasar perintah Allah kepada nabi Muhammad saw untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan dan meyakini kalimat tersebut. Nabi bersabda.

امر ت ان اقا تل الناس حتى يشهد واان لا اله الا الله و ان محمد ر سول الله

“Aku diperintahkan memerangi umat manusia hingga mereka bersaksi bahwa sesungguhnya TIADA ILAH YANG BERHAK DISEMBAH KECUALI ALLAH DAN SESUNGGUHNYA MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH”.

Ibadah dalam bentuk mentaati fatwa, ucapan manusia, pendapat dan hukum buatan manusia di jaman akhir ini banyak sekali. Terlebih lagi pada negara yang tidak menggunakan Al Qura’n dan Assunnah sebagai sumber hukum. Tanpa disadari bahwa umat islam yang berada diberbagai negara pun telah rela memakai hukum ciptaan manusia itu sesungguhnya telah tergiring kepada kemusyrikan.
Mereka yang ikut ikutan mentaati ketentuan manusia yang bertentangan dengan ketentuan atau hukum Allah swt kelak akan menyesal di akhirat nanti dan akan berada di neraka selamanya.

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا- وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta'at kepada Allah dan ta'at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”. ( Qs.33:66- -67 ).

Itulah akibat manusia mentaati pemimpin dan pembesar yang menyesatkan ke jalan thoghut atau jalan syaithon yang tidak lurus. Yang Jelas bukan SHIROTHOL MUSTAQIN atau DINUL ISLAM. Sehingga mereka terjerumus kedalam neraka.

Proyeksi peristiwa yang tragis dan abadi di neraka itu sesungguhnya bisa di cegah selama kita masih berada di dunia ini. Pertama adalah tidak berbuat syirik dalam berbagai bentuk syirik apapun juga termasuk syirik kecil ( syirkul ashghor ) yaitu berupa perbuatan “riya”.
Kajian tentang pengingkaran dan penafian sesuatu yang disembah selain Allah ini sesungguhnya bisa dipanjangkan namun sekedar untuk mengenal inti dari aqidah kiranya uraian ini sudah mencukupi untuk di laksanakan agar tidak syirik.

2. ILLALLAH bermakna sebagai Itsbat atau penetapan.

Penetapan (itsbat) Allah sebagai sesembahan ( ILAH ) atau suatu yang berhak untuk di sembah terdapat pada kata ILLALLAH dan manusia wajib untuk merealisasikan atau melaksanakan ketetapan tersebut ( itsbat ).

Dalil tentang rukun syahadat tersebut antara lain adalah ayat 256 surat Al Baqoroh berikut ini.

         فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.       

Pengertian “buhul tali yang amat kuat” yang dimaksud ayat di atas tidak lain adalah kalimat “LAA ILAHA ILLALLAH”. Ikatan tali antara hamba dan PenciptaNya dapat menjadi kuat karena manusia telah lebih dahulu megingkari ( menafikan ) THOGHUT lalu BERIMAN kepada Allah. Perhatikan dalam ayat diatas bahwa meng INGKARI         ( menafikan ) THOGHUT ( SYAITHON, SEMBAHAN ATAU SUATU YANG DIBERHALAKAN ) diletakan pertama sebagai induk kalimat sedang beriman kepada Allah diletakan pada anak kalimat. Pada catatan kaki di atas THOGHUT artinya adalah syaithon ( berupa jin dan manusia ) dan segala sesuatu yang disembah selain Allah. Pengertian disembah sinonim dengan di taati, dipatuhi, digandrungi, dikagumi, mengabdi kepada suatu selain Allah swt. Sekarang kita coba introspeksi (muhasabah) apakah dalam kehidupan sehari hari kita telah menyembah kepada selain Allah seperti kriteria tersebut diatas. Menyembah dalam arti: mentaati, mematuhi, mengabdi, mengagumi, menggandrungi yang semuanya sebagaimana ucapan rosulullah (lihat hadits dari penjelasan Qs.6:121) yaitu mentaati sama dengan menyembah/mengibadahi. Apabila hal itu kita lakukan berarti kita telah melakukan kesyirikan. Memang bisa saja hal yang sepele itu mendatangkan musyrik sehingga gugurlah syahadat kita.
Karena tidak sedikit orang yang terjerumus kepada kesyirikan dan kekafiran karena tidak tahu, bodoh, serta terjangkit penyakit fasik dan munafik.
Memang tidak menyenangkan menjalankan ke TAUHIDAN itu. Karena terlalu banyak kebiasaan kebiasaan hidup kita yang harus kita tinggalkan dan kurbankan. Sehingga terasa hidup menjadi sempit, tidak bebas, tidak enak, terkucil, dijauhkan dari pergaulan dan banyak lagi perasaan tidak nyaman lainnya.  Memang begitu dan Nabi bersabda. “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga (kesenangan) bagi orang kafir”.

Peng INGKARAN ( menafikan ) THOGHUT pada ayat 256 Al Baqoroh diatas adalah rukun pertama dalam syahadat atau kesaksian kepada Allah yaitu An Nafyi (meniadakan). Sedangkan kalimat “beriman kepada Allah” adalah rukun yang kedua atau Al Itsbat (penetapan).

B.   RUKUN SYAHADAT MUHAMMAD SEBAGAI HAMBA ALLAH (ABDUHU) WA ROSULULLAH.

Lengkapnya syahadat Muhammad rosulullah adalah ASYHADU ANNA MUHAMADAN ABDUHU WA ROSULUHU. Kata “abduhu” (hambaNya) adalah rukun pertama pada syahadat Muhammad Rosulullah. Sedangkan “wa rosuluhu” ( sebagai utusanNya ) adalah rukun kedua dalam syahadat Muhammad Rosulullahu.

Rukun pertama “abduhu” (hambaNya) menuntut penafian sifat “ifrath” ( berlebih lebihan ) terhadap nabi Muhammad saw. Rukun kedua “wa rosuluhu” (dan utusanNya) menuntut untuk menafikan sikap “tafrith” (meremehkan) terhadap beliau saw. Dua rukun pada syahadat Muhammad Rosulullah itu adalah memperlakukan Muhammad sebagai hamba (a’bdi) dan utusan ( rosul ) yang dimuliakan dan makhluk yang paling sempurna serta  maksum ( tidak bersalah dan tidak berdosa ) diantara seluruh manusia dari Adam as sampai manusia terakhir di hari kiyamat kelak.

Rukun pertama Muhammad sebagai hamba dari syahadat Muhammad Rosulullah itu mewajibkan beliau saw untuk MENYEMBAH ALLAH bukan untuk disembah. Muhammad adalah manusia biasa yang diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lainnya. Sehingga yang berlaku pada manusia lain secara alamiyah (secara kauniyah) berlaku pula pada diri Muhammad. Allah berfirman.

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ
Katakanlah ( Hai Muhammad ) : Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu (Qs.18:110).

Jadi sebagai hambaNya Nabi Muhammad saw hanya memberikan pengabdiannya, penyembahannya, ketaatannya, kepatuhannya, cintanya hanya kepada Allah swt ( ubudiyah ). Oleh karena itu Allah memuji Nabi saw dalam firmannya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجَا

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan [871] di dalamnya; ( Qs.18:1 )

[871]. tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran

Jadi sikap kita terhadap Nabi Muhammad saw telah diberi panduan oleh Allah swt, yaitu sebagai nabi jangan diperlakukan berlebih lebihan tapi juga sebagai rosulullah jangan meremehkan kemuliaan dan kesempunaan akhlaq beliau saw. Karena Allah menjadikan nabi saw sebagai benchmarking akhlaq manusia.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs.33:21).

Allah dan malaikat juga bersholawat kepada rosulullah dan manusia juga diperintahkan untuk bersholawat kepada rosulullah sebagaimana firman Allah berikut ini.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi [1230]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya [1231]. ( Qs.33:56 ).

[1230]. Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat
           berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti
           berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli   
           ala Muhammad.

[1231]. Dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi
           artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi.

Begitu mulia dan sempurnanya Muhammad saw sebagai manusia dan terlebih lagi sebagai nabi dan rosulullah saw. Dengan demikian tidak ada panutan yang harus kita ikuti, taati dan panuti di dunia ini kecuali Nabi Muhammad saw. Karena dengan mentaati rosulullah berarti kita juga telah mentaati Allah sebagaimana firman Allah berikut ini.

مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [321]. (Qs.4:80)

[321]. Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan
         tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.

Dengan demikian bahwa salah satu cara mencintai rosulullah adalah dengan mengikuti sunnahnya yang tercantum dalam hadits shohih dan meneruskan risalahnya yaitu berdakwah tentang Dinul Islam untuk mengajak manusia ke jalan Allah yang lurus.

Semoga uraian singkat tentang aqidah ini dapat menjadi pegangan dan bermanfaat bagi penulis dalam sepak terjang kehidupan penulis sehari hari dan bagi pembaca pada umumnya. Kesalahan dan ketidak sempurnaan datangnya dari penulis sedangkan kebenaran datangnya dari Allah. Al haqqu min robbikum.

Sebagai penutup marilah kita meminta ampun kepada Allah dengan membaca doa’ kaffarotul majlis.

سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك

“Maha suci Allah, ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali”.
ولسلم عليكم و رحمة الله و بركا ته