KESAKSIAN
KEPADA ALLAH DAN MUHAMMAD SAW
(SYAHADAT )
SEBAGAI INTI AQIDAH ( KEIMANAN) MANUSIA.
بسم ا لله ا لر حمن ا لر
حيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ا ن لحمد للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با
اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة ا
عما لنا من يهد لله ؤلا يضل ل له و من يضل
ل ؤا لا هد يا له اشهد ان لا اله
الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له
لا نبيا بعدة - اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين
Sesungguhnya hanya untuk Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami
meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung
kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang
siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan
barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.
Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari
qiyamat.
ان الا صدق ا لهد ث كتا ب ا لله و
حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله و سر
الاء و مر و محد تسها و كل محد تس بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا
ر
Sesungguhnya perkatan yang
paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling benar adalah
petunjuk Muhammad rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam
peribadahan yang bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan
setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته
و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
Wahai
orang orang yang beriman betaqwalah kamu
kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu
dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim )/Qs.3:102
و قل الله تعل في ا لقران لكر
يم
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي
تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya [263] Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( Qs.4:1 )
يا أيها الذين
آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع
الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” ( Qs 33:70-71 )
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak
itu [43],
sedang kamu mengetahui. (Qs.2:42)
43]. Di antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Allah
akan mengutus seorang Nabi dari keturunan Ismail yang akan membangun umat yang
besar di belakang hari, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ وَمَا
اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ
إِلاَّ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْعِلْمُ
بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللّهِ فَإِنَّ اللّهِ سَرِيعُ
الْحِسَابِ
Sesungguhnya Din ( agama dalam arti sempit ) yang diridhai
disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al
Kitab [189] kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya. ( Qs.23:19 )
[189]. Maksudnya ialah Kitab-Kitab
yang diturunkan sebelum Al Quran.
Allah juga melarang manusia
untuk mencari Din/agama lain selain Islam karena Allah tidak menerima din lain
itu dan pemeluk selain dinul islam di akhirat nanti diancam rugi sebagaimana
firman Allah berikut ini.
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ
دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari Din (agama dalam arti sempit) selain Dinul Islam,
maka sekali-kali tidak- lah akan diterima Din itu (agama dalam
arti sempit) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi. ( Qs.3:85 )
Para hadirin dan pembaca budiman yang dirohmati
Allah,
Sebagai
seorang muslim maka setiap perbuatannya ( amal ) yang paling utama harus selalu
berlandaskan pada sikap TAUHID yang IKHLAS, LURUS
dan ber I’TIBA (mencontoh) hanya kepada
rosulullah. Tanpa berdasarkan pada hal tersebut maka semua perbuatan
kita ( amal ) akan sia sia dan menjadi orang yang rugi. Allah berfirman
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. ( Qs.39:65 )
Apa TAUHID itu. TAUHID yang identik dengan keimanan yaitu
persaksian hati, lisan dan jasmani untuk meng ESAKAN
Allah. TAUHID juga dibuktikan dengan AQOID atau diikat
dalam hati, diucapkan dengan lidah dan dilaksanakan dengan seluruh jasmani.
Apa yang harus di buktikan?. Yaitu mewujudkan LAA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD
ABDUHU WA ROSULULLAH dalam semua perbuatan kita sehari hari. Allah
menyebut dalam Al Qura’n kalimat LAA
ILAHA ILLALLAH sebagai kalimat yang baik. Kalimat yang baik itu seperti
POHON YANG BAIK yang AKAR NYA kuat dan teguh.
Sebagai
sebuah akar dari sebuah pohon maka ia memberi kontribusi yang besar
kepada semua bagian bagian lainnya pada pohon tersebut.
Karena
akarlah yang memberi makan seluruh tubuh dari pohon. Apabila
akar sebuah pohon mati maka matilah seluruh pohon tersebut.
Dalam
ILMU DINUL ISLAM dikatakan bahwa apabila AQIDAH nya RUSAK
maka tertolak semua perbuatan ( amal ) kita. Apa yang menyebabkan
rusaknya aqidah. Aqidah rusak karena SYIRIK . Artinya kalau akar
sudah rusak maka pohonpun bisa mati. Seperti syirik yang dapat membuat aqidah
rusak dan semua amal tidak diterima Allah. Dengan kata lain semua
perbuatasn ( amal ) jadi sia sia atau merugi karena syirik.
Perlu
diketahui bahwa syirik itu tidak terjadi secara mendadak tetapi mempunyai
benih. Benihnya adalah talbis, takhyul. ( T ), Bid’ah ( B )
dan churafat ( C ) kalau kita singkat menjadi TBC. Hal hal
tersebut akan kita kaji pada kesempatan lain. Sekarang kita hanya focus pada
syahadat.
A. MAKNA
LAA ILAHA ILLALLAH RUKUN SYAHADAT KEPADA
ALLAH
1. LAA ILAHA bermakna
meniadakan segala sesuatu ( nafyi ).
Kata LAA ILAHA
adalah sebuah peniadaan kepada sesuatu selain Allah dalam bentuk PENYEMBAHAN,
PERIBADATAN, KETAATAN, KEPATUHAN, CINTA, BANGGA, KAGUM, GANDRUNG, PENGHAMBAAN, ATAU
PENGABDIAN.
Disamping meniadakan atau menafikan
sesuatu selain Allah dengan
menTAUHIDKAN Allah, kita
juga diperintahkan untuk meng INGKARI
sesuatu
selain Allah dalam nafiy hal hal tersebut diatas. Karena
menafikan dan mengingkari
sesuatu selain Allah adalah inti dari
ajaran
Dinul Islam
yang telah didakwahkan sejak Nabi Nuh as sampai
nabi terakhir Muhammad saw.
Sejarah menunjukan kalimat LAA
ILAHA ILLALLAH telah memisahkan
dua kelompok manusia menjadi kelompok
mukmin dan kelompok
kafir
. Bahkan
telah menimbulkan permusuhan dan
peperangan antara
rosulullah dengan musrik quraisy dan
antara keluarga mereka sendiri.
Orang orang musyrik quraisy itu bukan
tidak mengerti Allah dan makna
LAA ILAHA ILLALLAH.
Justru karena mereka sangat mengerti makna
kalimat itu. Mereka tidak mau menerima
Islam. Padahal setiap mereka
bersumpah mereka tidak pernah lupa berkata
“demi Allah. Artinya
mereka telah mengenal Allah sebagai Robb
namun mereka tidak mau
meninggalkan sembahan sembahan selain
Allah seperti Latta dan Uzza
serta tetap mengundi nasib dengan panah
dan meramal dengan bintang
bintang. Jadi Ilahnya
lebih dari satu. Oleh karena itu dalam pandangan
mereka masih ada sembahan lain selain Allah
yang dipercaya bisa
memberi syafaat dan menolak mudhorot.
Apa bedanya dengan jaman sekarang yang mempercayai ideologi
liberalisme, komunisme, sosialisme, kapitalisme,
hak azasi manusia dan
ajaran ajaran serta falsafah falsafah lain
serta berbagai sistem dalam
kehidupan yang diciptakan manusia dan
diyakini akan memberi
manfaat. Seperti sistem hukum ciptaan manusia dan
ekonomi riba atau
yang semacamnya.
Dalil dalil agar kita menyembah,
mengabdi kepada Allah dan menafikan
ataupun meng INGKARI
sesuatu selain Allah cukup banyak dan
bertaburan dalam kitabullah
dan juga dalam assunnah dalam bentuk
hadits rosulullah saw. Antara lain. Qs.
98:5.
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) Din yang lurus [1596], dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah Din yang lurus.
[1595]. Lurus
berarti jauh dari syirik dan jauh dar bida’h
و ما حلقت الجن والانس الا ليعبد و ن
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
menyembah/beribadah hanya kepada-Ku.”
( Qs.51:56)
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ
شَيْئًا
“ .. dan
beribadahlah kamu kepada Allah dan jangan menyekutukan sesuatu
denganNYA. “…. ( Qs. 4 : 36 )
فَمَنْ
يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ
الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Qs.2:256 )
[162]. Thaghut
ialah syaitan dan apa saja yang disembah ( ditaati dan dipatuhi)
selain dari Allah s.w.t.
Apa saja yang disembah selain
Allah ?.
Sebagai contoh kita ambil beberapa ayat yang sangat populer dikalangan orang
orang yang hanif dan istiqomah dalam menjalankan Aqidah Dinul Islam.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ
وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ
مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“ Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya
dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (
Qs.45:23 )
[1384].
Maksudnya Allah membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa
dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
Padahal apabila manusia menyandarkan
kebenaran pada hawa nafsu dan akalnya maka akan terjadi musibah yang sangat
dahsyat di bumi dan di langit sebagaimana firman Allah berikut ini.
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ
لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن
فِيهِنَّ
بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ
Andaikata kebenaran
itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan
semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada
mereka kebanggaan mereka (Al Qur'an) tetapi mereka berpaling dari kebanggaan
itu. (Qs.23:71).
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ
لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ
عَمَّا يَصِفُونَ
Sekiranya di
langit dan di bumi ada ilah - ilah selain Allah, tentulah keduanya ( langit dan
bumi ) itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan. ( Qs.21:22 )
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ
لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [639] dan
(juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. ( Qs.9:31 )
[639].
Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-
rahib mereka dengan membabi buta,
biarpun orang-orang alim dan rahib-
rahib itu menyuruh membuat maksiat
atau mengharamkan yang halal.
Ayat 31 surat At Taubah diatas berkaitan
dengan kehadiran sahabat Adi
Bin Hatim di tempat dakwah rosulullah,
Adi bin Hatim ketika itu masih
memeluk ajaran Nashroni dan berada di
dekat rosullah yang tengah
berdakwah. Adi Bin Hatim memprotes
bahwa mereka beserta para
pemeluk ajaran Nashroni dan Yahudi
tidak pernah menyembah atau
menuhankan orang orang alim ( berilmu
), pendeta atau rahib rahib
mereka.
Nabi bersabda. “ Bukankah kalian mentaati
orang orang alim, rahib
dan
pendeta kalian yang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan
oleh Allah
dan menghalalkan yang telah diharamkan Allah” .
Adi bin Hatim menjawab. “iya”.
Nabi menjawab. “itulah bentuk
peribadatan/penyembahan kepada
mereka”.
Jadi mentaati ucapan ucapan
atau ketentuan ketentuan atau penetapan hukum yang di buat oleh manusia yang
bertentangan dengan ketetapan ( hukum ) Allah adalah bentuk peribadatan atau penyembahan/beribadah
kepada selain Allah yang di vonis oleh Allah sebagai kemusyrikan.
Ada lagi kemusyrikan lain yang
di jelaskan Allah dalam Al Qura’n, yaitu karena mengikuti pendapat
manusia yang bertentangan dengan hukum Allah. Ayat berikut adalah
contoh yang sepele tentang mengikuti pendapat orang yang bertentangan dengan
hukum atau ketetapan Allah. Sehingga orang yang mengikutinya menjadi syirik.
وَلاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ
اللّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى
أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
Dan janganlah kamu memakan
binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya [501].
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya
syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan
jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang
musyrik. (
Qs.6:116 ).
[501]. Yaitu dengan
menyebut nama selain Allah
Ayat ini
turun berkaitan dengan argumentasi secara logika dari kaum musyrikin Mekkah
yang menghalalkan bangkai. Keterangan peristiwa ini berdasarkan Kitab Tafsir
Ibnu Katsir seperti berikut.
Suatu
ketika nabi dan para sahabat berjalan di pasar dekat Mekkah.
Seorang
musyrikin Quraisy bertanya kepada Nabi. “ Hai Muhammad kambing ini mati
siapa yang membunuh”.
Nabi saw menjawab. “ Allah
yang mematikannya”.
Orang musyrik itu menjawab. “
kambing yang kalian sembelih kalian katakan
halal, sedangkan kambing yang dibunuh Allah dengan tangannya sendiri engkau
katakan haram. Apakah sembelihan kalian lebih baik daripada sembelihan Allah “
Orang orang musyrikin Mekkah
itu memperlihatkan kecerdasannya dengan argumentasinya yang sangat logis. Bahwa
kekuasaan Allah lebih tinggi daripada kekuasaan manusia, mengapa kambing yang
dibunuh Allah ( mematikan kambing ) dikatakan oleh kaum muslimin haram
sedangkan hasil sembelihan kaum muslim sendiri dianggap halal.
Begitu lah kecerdasan manusia yang tidak didasari oleh kebenaran dari Allah,
sesungguhnya itu hanyalah bisikan syaithon sebagaimana bunyi ayat diatas dan
kami ulangi berikut ini.
وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى
أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya syaitan itu
membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu (nabi Muhammad) ; dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik “.
Kata “kawan kawannya“
dalam ayat diatas menunjukan bahwa Allah menggolongkan manusia telah berkawan
dengan syaithon.
Yaitu melalui
bentuk bisikan dalam hati dan fikiran manusia. Dalam kasus ini Allah
memvonis musyrik kepada orang yang mengikuti (mentaati) pendapat
orang lain yang bertentangan dengan hukum atau ketetapan Allah.
Mengapa kita mengkaji ayat ayat
tentang musyrik ini ?. Adalah karena semua kemusyrikan merusak
TAUHID atau AQIDAH.
Sedangkan kemusyrikan itu
menghapus semua amal perbuatan manusia di dunia dan akhirat.
لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Jika kamu mempersekutukan
( syirik kepada Allah ), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. (Qs.39:65).
Syirik adalah dosa besar yang
tidak diampuni kecuali dengan taubatan (kembali kejalan Allah secara tuntas)
nasuha.
إِنَّ
اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء
وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. ( Qs.4:48 ).
Allah mengatakan
juga bahwa disamping dosa orang yang syirik itu tidak terampuni ( kecuali
bertaubat ) juga telah sesat dengan kesesatan yang sejauh jauhnya.
إِنَّ
اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء
وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia
mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya. ( Qs.4:116 )
Bahkan kalimat LAA ILAHA
ILLALLAH sebagai inti dari TAUHID juga merupakan dasar perintah Allah
kepada nabi Muhammad saw untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan dan
meyakini kalimat tersebut. Nabi bersabda.
امر ت ان اقا تل الناس حتى يشهد واان
لا اله الا الله و ان محمد ر سول الله
“Aku diperintahkan memerangi
umat manusia hingga mereka bersaksi bahwa sesungguhnya TIADA ILAH YANG
BERHAK DISEMBAH KECUALI ALLAH DAN SESUNGGUHNYA MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH”.
Ibadah dalam bentuk mentaati
fatwa, ucapan manusia, pendapat dan hukum buatan manusia di jaman akhir ini
banyak sekali. Terlebih lagi pada negara yang tidak menggunakan Al Qura’n dan
Assunnah sebagai sumber hukum. Tanpa disadari bahwa umat islam yang berada diberbagai
negara pun telah rela memakai hukum ciptaan manusia itu sesungguhnya telah
tergiring kepada kemusyrikan.
Mereka yang ikut ikutan
mentaati ketentuan manusia yang bertentangan dengan ketentuan atau hukum Allah
swt kelak akan menyesal di akhirat nanti dan akan berada
di neraka selamanya.
يَوْمَ
تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ
وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا- وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا
وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
Pada hari ketika muka mereka
dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya,
andaikata kami ta'at kepada Allah dan ta'at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin
dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang
benar)”. ( Qs.33:66- -67 ).
Itulah akibat manusia mentaati
pemimpin dan pembesar yang menyesatkan ke jalan thoghut atau jalan syaithon
yang tidak lurus.
Yang Jelas bukan SHIROTHOL MUSTAQIN atau DINUL ISLAM.
Sehingga mereka terjerumus kedalam neraka.
Proyeksi peristiwa yang tragis
dan abadi di neraka itu sesungguhnya bisa di cegah selama kita masih
berada di dunia ini. Pertama adalah tidak berbuat syirik dalam berbagai
bentuk syirik apapun juga termasuk syirik kecil ( syirkul ashghor ) yaitu
berupa perbuatan “riya”.
Kajian tentang pengingkaran
dan penafian sesuatu yang disembah selain Allah ini sesungguhnya bisa
dipanjangkan namun sekedar untuk mengenal inti dari aqidah
kiranya uraian ini sudah mencukupi untuk di laksanakan agar tidak syirik.
2. ILLALLAH bermakna
sebagai Itsbat atau penetapan.
Penetapan (itsbat) Allah
sebagai sesembahan ( ILAH ) atau suatu yang berhak untuk di sembah terdapat pada kata ILLALLAH
dan manusia wajib untuk merealisasikan atau melaksanakan
ketetapan tersebut ( itsbat ).
Dalil tentang rukun syahadat
tersebut antara lain adalah ayat 256 surat Al Baqoroh berikut ini.
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن
بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا
وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[162]. Thaghut ialah
syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
Pengertian “buhul tali
yang amat kuat” yang dimaksud ayat di atas tidak lain adalah
kalimat “LAA ILAHA ILLALLAH”. Ikatan tali antara hamba dan
PenciptaNya dapat menjadi kuat karena manusia telah lebih dahulu megingkari
( menafikan ) THOGHUT lalu BERIMAN kepada Allah. Perhatikan dalam ayat
diatas bahwa meng INGKARI (
menafikan ) THOGHUT ( SYAITHON, SEMBAHAN ATAU SUATU YANG
DIBERHALAKAN ) diletakan pertama sebagai induk kalimat sedang beriman
kepada Allah diletakan pada anak kalimat. Pada catatan kaki di atas THOGHUT
artinya adalah syaithon ( berupa jin dan manusia ) dan segala sesuatu
yang disembah selain Allah. Pengertian disembah sinonim dengan di
taati, dipatuhi, digandrungi, dikagumi, mengabdi kepada suatu selain Allah swt.
Sekarang kita coba introspeksi (muhasabah) apakah dalam
kehidupan sehari hari kita telah menyembah kepada selain Allah seperti
kriteria tersebut diatas. Menyembah dalam arti: mentaati, mematuhi,
mengabdi, mengagumi, menggandrungi yang semuanya sebagaimana ucapan rosulullah (lihat
hadits dari penjelasan Qs.6:121) yaitu mentaati sama dengan menyembah/mengibadahi.
Apabila hal itu kita lakukan berarti kita telah melakukan kesyirikan. Memang
bisa saja hal yang sepele itu mendatangkan musyrik sehingga gugurlah syahadat
kita.
Karena tidak sedikit orang yang
terjerumus kepada kesyirikan dan kekafiran karena tidak tahu, bodoh, serta
terjangkit penyakit fasik dan munafik.
Memang tidak menyenangkan
menjalankan ke TAUHIDAN itu. Karena terlalu banyak kebiasaan kebiasaan
hidup kita yang harus kita tinggalkan dan kurbankan. Sehingga terasa
hidup menjadi sempit, tidak bebas, tidak enak, terkucil, dijauhkan dari pergaulan
dan banyak lagi perasaan tidak nyaman lainnya. Memang begitu dan Nabi bersabda. “Dunia
itu penjara bagi orang mukmin dan surga (kesenangan) bagi orang kafir”.
Peng INGKARAN ( menafikan
) THOGHUT pada ayat 256 Al Baqoroh diatas adalah rukun pertama
dalam syahadat atau kesaksian kepada Allah yaitu
An Nafyi (meniadakan). Sedangkan kalimat “beriman kepada
Allah” adalah rukun yang kedua atau Al Itsbat (penetapan).
B. RUKUN
SYAHADAT MUHAMMAD SEBAGAI HAMBA ALLAH (ABDUHU) WA ROSULULLAH.
Lengkapnya syahadat Muhammad
rosulullah adalah ASYHADU ANNA MUHAMADAN ABDUHU WA ROSULUHU. Kata “abduhu”
(hambaNya) adalah rukun pertama pada syahadat
Muhammad Rosulullah. Sedangkan “wa rosuluhu” ( sebagai utusanNya ) adalah
rukun kedua dalam syahadat Muhammad Rosulullahu.
Rukun pertama “abduhu”
(hambaNya) menuntut penafian sifat “ifrath” ( berlebih
lebihan ) terhadap nabi Muhammad saw. Rukun kedua “wa rosuluhu” (dan
utusanNya) menuntut untuk menafikan sikap “tafrith”
(meremehkan) terhadap beliau saw. Dua rukun pada syahadat Muhammad
Rosulullah itu adalah memperlakukan Muhammad sebagai hamba (a’bdi)
dan utusan ( rosul ) yang dimuliakan dan makhluk yang paling
sempurna serta maksum ( tidak bersalah
dan tidak berdosa ) diantara seluruh manusia dari Adam as sampai manusia
terakhir di hari kiyamat kelak.
Rukun pertama Muhammad
sebagai hamba dari syahadat Muhammad Rosulullah itu mewajibkan
beliau saw untuk MENYEMBAH ALLAH bukan untuk disembah. Muhammad adalah
manusia biasa yang diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lainnya.
Sehingga yang berlaku pada manusia lain secara alamiyah (secara kauniyah) berlaku
pula pada diri Muhammad. Allah berfirman.
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ
Katakanlah ( Hai Muhammad ) :
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu (Qs.18:110).
Jadi sebagai hambaNya Nabi
Muhammad saw hanya memberikan pengabdiannya, penyembahannya, ketaatannya,
kepatuhannya, cintanya hanya kepada Allah swt ( ubudiyah ).
Oleh karena itu Allah memuji Nabi saw dalam firmannya.
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجَا
Segala puji bagi Allah yang
telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan
kebengkokan [871] di dalamnya; ( Qs.18:1 )
[871]. tidak
ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan
dari kebenaran
Jadi sikap kita
terhadap Nabi Muhammad saw telah diberi panduan oleh Allah swt, yaitu sebagai
nabi jangan diperlakukan berlebih lebihan tapi juga sebagai rosulullah jangan
meremehkan kemuliaan dan kesempunaan akhlaq beliau saw. Karena Allah
menjadikan nabi saw sebagai benchmarking akhlaq manusia.
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah. (Qs.33:21).
Allah dan
malaikat juga bersholawat kepada rosulullah dan manusia juga diperintahkan
untuk bersholawat kepada rosulullah sebagaimana firman Allah berikut ini.
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi [1230]. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya [1231]. (
Qs.33:56 ).
[1230].
Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat
berarti memintakan ampunan dan kalau
dari orang-orang mukmin berarti
berdoa supaya diberi rahmat seperti
dengan perkataan:Allahuma shalli
ala Muhammad.
[1231]. Dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi
[1231]. Dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi
artinya: semoga keselamatan tercurah
kepadamu hai Nabi.
Begitu mulia dan sempurnanya Muhammad saw
sebagai manusia dan terlebih lagi sebagai nabi dan rosulullah saw. Dengan
demikian tidak ada panutan yang harus kita ikuti, taati dan panuti di dunia ini
kecuali Nabi Muhammad saw. Karena dengan mentaati rosulullah berarti kita
juga telah mentaati Allah sebagaimana firman Allah berikut ini.
مَّنْ
يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ
عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa yang menta'ati
Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka [321]. (Qs.4:80)
[321]. Rasul
tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan
tidak menjamin agar mereka tidak
berbuat kesalahan.
Dengan demikian bahwa salah
satu cara mencintai rosulullah adalah dengan mengikuti sunnahnya yang tercantum
dalam hadits shohih dan meneruskan risalahnya yaitu berdakwah tentang Dinul
Islam untuk mengajak manusia ke jalan Allah yang lurus.
Semoga uraian singkat tentang aqidah ini dapat menjadi pegangan dan bermanfaat bagi penulis dalam sepak terjang kehidupan penulis sehari hari dan bagi pembaca pada umumnya. Kesalahan dan ketidak sempurnaan datangnya dari penulis sedangkan kebenaran datangnya dari Allah. Al haqqu min robbikum.
Sebagai
penutup marilah kita meminta ampun kepada Allah dengan membaca doa’ kaffarotul
majlis.
سبحنك اللهم
بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
“Maha
suci Allah, ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak
ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada
Mu dan kepadaMulah kami kembali”.
ولسلم عليكم و رحمة الله و بركا ته