Selasa, 30 Desember 2014

MENGANGGAP BAIK PERBUATAN BURUK



“MENGANGGAP BAIK PERBUATAN BURUK”
بسم ا لله ا لر حمن ا لر حيم

ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته

ا ن لحمد  للة نحمد ه ونستعينهه و نستغفر ه و نعذ و با اللة من سر و ر ا نفسنا و من سيا ت  ا عما لنا-  من يهد لله فلا مضل له و من     يضلل فلا هد يا له - اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له   و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو  مد  ين                                                                                  
                                                                                                                      Sesungguhnya hanya untuk Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.  Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.                       

ان ا صد ق ا لهد يث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد صلى الله عليه وسلم  و شر الاء مور محد شا تها و كل محد شة بد عه و  كل بدعة ضلا له و كل ضلا لة في ا لنا ر                                                                                           
Sesungguhnya perkatan yang paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling benar adalah petunjuk rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan yang bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم

ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن

Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa da janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim ) ( Qs.3:102 ).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya [263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( Qs.4:1 )

263]. Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya
Adam a.s. diciptakan.

[264]. Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
و قل الله تعل في ا لقران لكر يم    

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم                
ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                                                                            
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan ( sukses ) yang besar.” (Qs.33:70-71)  

Maasyarol muslim rohimakumullah,

Sejak manusia pertama mengembangkan keturunannya menjadi suku, kabilah, bangsa, masyarakat dan negara hingga hari ini telah terjadi saling tindak ( interaksi ) berupa pertukaran kebiasaan dan cara hidup dalam berumah tangga, bermasyarakat dan berbangsa serta bernegara. Kenyataannya hal itu memang tidak bisa dan sulit dihindarkan. Itu sudah menjadi tabiat hidup bercampur baur antar manusia. Dalam sebuah proses pencampuran sudah tentu masing masing pihak saling menerima sifat atau faktor faktor yang melekat pada setiap pihak atau mitra tersebut.
Tanpa disadari semua pihak akhirnya saling bertukar cara atau menggunakan sifat/faktor yang dimiliki setiap pihak atau mitra masing masing. Singkatnya hidup manusia pada umumnya berawal dari tindakan saling meniru. Baik internal di dalam keluarga, suku, bangsa sendiri maupun dengan pihak diluar lingkungan kita.

Selama proses pertukaran kebiasaan atau cara hidup itu berada diluar koridor aturan Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara alam semesta dan isinya maka manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan melakukannya. Artinya segala sesuatu tentang hubungan ( interaksi ) antar manusia ( muamalat ) asalnya boleh kecuali kalau ada larangnya. Namun demikian tidak berarti bahwa di dalam syari’at islam hubungan ( interaksi ) antara manusia tidak ada aturannya. Karena islam yang berlaku sejak Adam as hingga Nabi Muhammad saw secara perlahan dan sedikit sedikit terus mengalami penyempurnaan yang sangat sempurna yang meliputi semua aspek kehidupan manusia di bumi ini. Allah berfirman.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Dinmu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi Addin bagimu ( Qs.5:3 ).

Dengan berpegang pada firman Allah diatas, memberi modal kepada umat islam dalam menjalankan hidupnya di dunia yang penuh dengan ragam dan seginya ini. Sesungguhnya nyaris hampir tidak ada segi kehidupan di dunia ini yang tidak di atur dengan syaria’t islam. Oleh karena itu rasanya sulit bagi seorang muslim yang menjalankan hidupnya secara islam yang kaaffah dapat menghindari ketentuan syariat yang telah ditetapkan Allah dan rosulNya. Dengan demikian seorang muslim yang mampu menghindar dari ketentuan syariat islam sama artinya telah mengabaikan perintah Allah dan sebaliknya bahkan telah bermaksiyat kepada Allah. Namun Allah telah menjadikan garis atau perjalanan hidup manusia hingga akhir hayatnya sebagai ujian sebagaimaa firman Allah berikut ini.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, ( Qs.67:2 ).

Salah satu ujian yang diciptakan Allah untuk manusia sejak Adam as ketika di surga dahulu adalah diciptakannya Iblis sebagai nenek moyang syaithon yang bersumpah untuk menjerumuskan manusia ke neraka. Jadi nenek moyang manusia dahulu ( Adam as ) pernah di uji Allah melalui Iblis degan tipu dayanya yang dahsyat. Akhirnya keberadaan anak cucu Iblis yaitu syaithon pun yang hidup bersama manusia di bumi ini akan terus memusuhi hingga akhir jaman sesuai sumpahnya di hadapan Allah sejak masih tinggal di surga.

قَالَ فَأَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya [529] sampai waktu mereka dibangkitkan". ( Qs.7:14 )

[529]. Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

Adam as sesungguhnya telah diberikan pengetahuan yang sangat lengkap oleh Allah sehingga malaikat pun diperintah Allah untuk sujud sebagai bentuk penghormatan kepada Adam. Pada saat itu hanya Iblis yang karena sifat sombong dan irinya tidak mentaati perintah Allah untuk sujud kepada Adam as. Allah bertanya kepada Iblis tentang sikapnya itu. Allah berfirman.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". ( Qs.7:12 ).

Sifat Iblis yang sombong, iri dan dengki sejak masih di surga itu kelak akan diturunkan kepada anak cucunya yaitu syaithon. Oleh karena itu manusia yang memiliki kedua sifat itu tidak lain karena mendapat bisikan syaithon. Pernyataan Iblis pada ayat diatas yang mengatakan bahwa dirinya lebih baik daripada Adam adalah suatu sikap mengada ada. Karena Allah Yang Maha Mengetahui tidak pernah menetapkan bahwa Iblis lebih baik dari pada Adam. Bahkan justru sebaliknya. Buktinya malaikat sebagai makhluk yang paling taat dan dekat dengan Allah diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam. Jadi disamping sifat sombong, iri dan dengki. Masih ada  lagi sifat Iblis dan keturunannya ( syaithon ) kelak yaitu sifat “menyelisihi atau menolak kebenaran” dan “mengada ada”.

Sifat sifat Iblis itulah yang kelak diwariskan kepada anak cucunya untuk kemudian di bisikan kedalam hati anak Adam ketika di dunia ini. Sifat sifat tersebut antara lain adalah :

1). Sombong ( merendahkan orang lain )
2). Iri/dengki ( hasad ).
3). Mengada ada
4). Menolak atau menyelisihi kebenaran yang datang dari Allah dan rosulNya.

Apakah sifat sifat itu hanya ada pada Iblis dan anak cucunya, yaitu syaithon?. Tentu tidak. Bahkan justru sifat sifat itulah yang akan disusupkan syaithon kedalam hati manusia agar manusia dapat bersekutu dengan syaithon dan secara bersama sama bermaksiyat ( membangkang, tidak mentaati  ) kepada Allah.

Kita kembali kepada mekanisme muamalat ( interaksi sosial ) antar manusia. Bahwa dengan majunya perkembangan tehnologi bukan hanya terjadi kemudahan dalam perpindahan ( migrasi ) manusia. Tetapi juga pertukaran cara hidup manusia itu sendiri serta berbagai kebiasaan bahkan keyakinan. Baik dalam bentuk informasi tertulis, lisan dan visual atau peragaan langsung oleh para pelakunya.

Seperti diketahui bersama bahwa tingkat ilmu pengetahuan dan tehnologi suatu masyarakat atau bangsa di bumi ini berbeda beda atau bertingkat tingkat. Sudah menjadi kelaziman bahwa masyarakat yang lebih rendah biasanya mengagumi bangsa yang lebih tinggi tingkat peradabannya dalam ukuran dan penilaian akal manusia sendiri. Sikap mengagumi manusia secara pribadi maupun mastyarakat atau bangsa bukanlah sikap sepele yang dapat kita abaikan begitu saja. Karena mengagumi itu melahirkan sikap membanggakan lalu diikuti dengan memuja ataiu mengIDOLAkan orang atau masyarakat atau bangsa yang dikaguminya itu. Sebagai contoh, seseorang mengagumi seorang artis pemusik pria yang menggunakan anting, di tato, berambut sebahu dan banyak lagi atribut lainnya.  Maka Si pengagum secara alamiah akan meniru semua atribut yang melekat pada artis pemusik tersebut. Bahkan gaya bicara dan cara hidup si artis pemusik itu tidak luput dari peniruan oleh si pengagumnya itu ( fansnya ). Mengenai fenomena seperti itu Nabi saw berabda.

من تشبه باكوم فهو منهم

Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut termasuk mereka “ ( HR MUSLIM ).

Hadis diatas dengan tegas menyatakan bahwa si peniru itu sama dengan yang ditiru ( dipanuti ).
Selama yang dipanuti atau ditiru itu sesuai dengan syari’at Allah dan rosulNya maka tidak ada masalah. Tapi jika yang ditiru itu meyelisihi Allah dan rosulNya maka potensi kecelakaan atau musibah yang akan menimpanya di akhirat kelak.

Dalam kenyataan hidup yang di dalamnya selalu terjadi pertukaran atau pencampuran dalam kebiasaan bermuamalat ( interaksi soial ) maka tidak mustahil terjadi pula proses peniruan terhadap pihak yang di anggap baik - cara hidupnya - menurut akal manusia. Bukan “baik” secara syaria’t.

Pada fenomena sejarah yang terjadi di Indonesia tidak sedikit proses peniruan budaya, tradisi adat dan cara hidup lainnya yang di tularkan oleh suatu msyarakat atau bangsa tertentu kepada bangsa Idonesia ini. Jauh sebelum datang bangsa bangsa Eropa yang menjajah Nusantara maka telah lebih dulu ada bangsa India yang membawa tradisi, adat dan kepercayaan hindu dan budha. Dengan panjangnya waktu dilakasanakannya adat dan kepercayaan itu maka tradisi, adat dan kepercayaan itu menjadi budaya nusantara yang saat ini telah dkukuhkan sebagai adat dan budaya asli nusantara. Berakarlah budaya tersebut dengan kuat di dalam kehidupan mungkin bahkan telah bermutasi menjadi DNA dan GEN bangsa nusantara ini, sehingga menjadi watak masing masing suku. Berdasarkan hal itu tidak mengherankan jika ada orang yang sinis mengatakan bahwa apabla kulit dan daging seorang muslim nusantara ini di sayat maka akan terlihat bahwa darahnya adalah budha dan tulangnya hindu bahkan akhirnya kulit dan dagingnya nashroni dan yahudi. Peryataan itu sungguh sangat menyedihkan dan merupakan musibah bagi umat islam di nusantara ini. Tetapi apakah kenyataan yang terjadi sama seperti ungkapan sinis tersebut. Marilah kita lakukan pengamatan ( observasi ).

Kita semua pada umumnya telah memiliki nenek moyang yang memeluk kepercayaan islam. Mungkin ada nenek moyang yang sudah lebih dari tujuh turunan dalam memeluk kepercayaan agama islam ini. Dengan kondisi status islam yang sepert itu ( lebih 7 turunan ) maka cukup banyak ritual yang telah kita kenal dan biasa di lakukan pada waktu waktu tertentu dan dengan cara cara tertentu pula. Sebut saja, sejak kita masih di dalam kandungan maka orang tua kita melaksanakan upacara 7 bulanan, belakangan diganti dengan 4 bulanan. Setelah kita lahir, tujuh hari kemudian orang tua kita memberikan nama lalu melaksanakan pemotongan kambing ( hakekah ). Saat kita pertama kali menginjakan kaki di bumi ( belajar jalan ), orang tua kita melakuklan slametan tedak siti ( bahasa jawa ). Ritual ritual lainnya terus menyusul pada setiap waktu dalam tahap proses perjalanan hidup kita. Setelah melalui itu semua apakah kita pernah bertanya. Siapa yang memerintahkan dan memberi contoh ritual ritual itu ?.
Mungkin kita sudah tidak perduli dengan pertanyan seperti itu. Karena menurut akal kita pertanyaan itu sudah tidak relevan dengan telah terlaksananya ritual itu selama lebih dari tujuh turunan terjadi. Toch bapak dan kakek serta buyut kita telah melakukan itu semua. Apakah mereka yang lebuih dulu hidupnya dari kita melakukan kesalahan ?.  berpuluh bahkan mungkin sudah ratusan tahun. Argumentasi ini mirip dengan pernyataan kaum kaum terdahulu ketika di ajak untuk mengesakan Allah ( tauhid ) oleh para nabi atau rosul mereka di jamannya. Allah berfirman.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطَانُ يَدْعُوهُمْ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?
( Qs.31:21 ).

قَالُواْ أَجِئْتَنَا لِنَعْبُدَ اللّهَ وَحْدَهُ وَنَذَرَ مَا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." ( Qs.7:70 )

إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِم مُّقْتَدُونَ

"Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".
( Qs.43:23 ).

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُواْ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلاَ يَهْتَدُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ?. ( Qs.5:104 )

Dari keempat ayat di atas ( walupun masih banyak ayat ayat sejenisnya ) memperlihatkan kepada kita. Betapa besar pengaruh otoritas orang tua terhadap fanatisme keturunannya tentang sesuatu yang telah menjadi tradisi para orang tua. Walaupun sesungguhnya baik orang tua kita maupun kita sendiri tidak atau belum mengetahui status benar dan salahnya Dinul Islam tradisional yang telah berlaku selama berpuluh bahkan mungkin beratus tahun lalu itu. Iya memang, karena waktu sepanjang usia kita, telah habis terpakai hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keduniaan yang singkat ini. Secara garis besar waktu dalam usia hidup kita terpakai untuk :
1). Pendidikan ( untuk menuntut ilmu dunia ) kira kira 20 tahun.
2). Bekerja mengumpulkan harta kurang lebih 30 tahun.
3). Bersosialisasi dan menikmati waktu senggang dan kesehatan dengan melakukan rekreasi, hiburan dan bercengkerama dengan tetangga, sahabat, kerabat serta rekan sejawat. Selama itu kita tidak pernah menghitung berapa banyak sudah waktu yang kita habiskan untuk ibadah. Padahal dengan bekal ibadah itulah kita dapat memperoleh kehidupan bahagia dan kekal abadi. Adilkah kita dengan diri kita sendiri ?. Ataukah dengan komposisi waktu seperti itu kita dengan sengaja telah menangguhkan penganiayaan diri sendiri yang akan kita alami kelak di akhirat nanti. Wallahu taa’la a’lam. Naudzubillahi min dzalik.

Kita tidak perlu memvonis nenek moyang kita bahwa mereka telah mewaris kan kesalahan dan kekeliruan dalam ritual tersebut. Tetapi seperti juga kita bahwa mereka senantiasa menjadi target musuh bebuyutan manusia yaitu syaithon yang selalu siap menjerumuskan kita semua ke dalam neraka dengan cara menyelewengkan perbuatan kita dalam beribadah kepada Allah.                      Allah berfirman dalam hadits Qudsi.

خلقت عبادى حنفاء كلهم وانهم اتتهم الشيا طين جتا لتهم عن دينهم

“ Sesunguhnya Aku menciptakan hamba hambaKu seluruhnya dalam keadaan lurus ( hanif, muslim ), dan sesungguhnya syaithon datang kepada mereka (manusia) lalu memalingkan mereka dari Addin mereka” ( HR MUSLIM ).

Ketetapan Allah sesungguhnya adalah suatu kepastian (certainty ) yang atas kehendakNya selalu terjadi pada setiap kehidupan makhlukNya. Begitu juga terhadap hidup manusia. Apakah yang akan disesatkan akan diberi petunjuk (hidayah). Sarana penyesatan manusia yang paling utama adalah syaithon yang terlaknat kemudian diikuti oleh akal dan hawa nafsu.

Sebagaimana bunyi hadits Qudsi diatas bahwa cara syaithon menyesatkan manusia adalah dengan “memalingkan manusia dari Addin mereka             (Dinullah)  yaitu Islam “.
Dengan berpalingnya manusia dari Addin ( dalam arti sempit “agama” ) berarti manusia telah lupa juga kepada Allah pada saat itu. Semakin sering berpaling dari Addin maka makin sering pula manusia berpaling dari Allah. Tentu ada objek lain yag menggantikan kedudukan Allah ketika manusia berpaling dari Addinnya. Contoh kecil misalnya mengabaikan sholat ketika rapat bisnis di siang hari yang membuat manusia begitu antusias untuk tenggelam pada urusan dunia yang menjanjikan harapan kesenangan. Peristiwa itu tidak lain adalah suatu proses memalingkan manusia dari addinnya ( agamanya ). Dalam kasus ini telah berkolaborasi antara dua sarana penyesat manusia yaitu syauthon dan hawa nafsu. Selain sarana penyesatan yang dapat memalingkan manusia dari addinnya maka ada lagi yaitu sifat syaithon yang di wariskan dari nenek moyang yang telah disinggung sebelunya, yaitu perbuatan ‘mengada ada”.

Kita masih ingat ketika Iblis mengatakan dirinya lebih baik dari pada Adam as. Pernyataan itu adalah suatu perbuatan “mengada ada” dan tidak sesuai atau “ menyelisihi atau menolak kebenaran”.
Dalam kehidupan kaum muslimin tidak sedikit mereka yang melakukan perbuatan syithon itu dengan berbuat “mengada ada“ dan “menyelisihi kebenaran“ yang datangnya dari Allah dan rosulNya.

Kalau kita teliti satu persatu ritual ritual yang diwariskan nenek moyang kita maka kita dapat menemukan hal hal yang “tidak sesuai dengan” atau “menyelisihi “ syariat Allah dan rosulNya. Semuanya itu adalah karena diawali oleh perbuatan “mengada ada” yang dibisikan syaithon kepada nenek moyang kita puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu. Kemudian karena ketaatan kita sebagai keturunannya dan keinginan untuk hormat kepada orang tua dan nenek moyang kita maka kita “menganggap baik” perbuatan tersebut. Padahal kita tidak pernah menguji benar salahnya ritual ritual itu dengan parameter parameter syaria’t yang telah ditetapkan Allah dan contoh dari rosulNya. Ketika dalam fikiran kita telah menyusup bisikan yang menjadikan fikiran kita “menganggap baik” perbuatan yang tidak kita ketahui status benar salahnya itu maka pada saat itu sesungguhnya syaithon telah mengintervensi hawa nafsu dan fikiran kita. Jika kita tahu tentang keadaan yang terjadi itu maka seharusnya pada saat itu kita memohon perlindungan kepada Allah agar kita tidak membebek “mengada ada” sesuatu yang tidak jelas asalnya.
Mencegah terjadinya perbuatan “mengada ada” itu sangat penting sebagai benteng masuknya kesesatan dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Nabi bersabda.

و شر الاء مور محد شا تها و كل محد شة بد عه و  كل بدعة ضلا له و كل ضلا لة في ا لنا ر                                                                                                                                                       
Seburuk buruk urusan adalah MENGADA ADA dalam peribadahan yang bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
Nabi saw menyebut di dalam hadits tersebut diatas bahwa perbuatan “mengada ada” dengan istilah “bid’ah” dan setiap bid’ah itu SESAT dan setiap yang SESAT tempatnya DI NERAKA. Betapa mengerikannya perbuatan “mengada ada” sebagai benih dari bid’ah itu.

Bagaimana perbuatan “mengada ada“ itu dapat terjadi pada manusia ?. Perbuatan “mengada ada“ bisa terjadi sebagai hasil kerja sama dari hawa nafsu dan akal manusia yang telah di susupi syithon. Biasanya karena harus menolak perbuatan yang tidak syar’i. Misal syubhat yang dilakukan oleh sebagian umat islam maka untuk menghindarinya umat islam lainnya masuk ke syubhat yang baru dalam bentuk mengadakan ritual tandingan yang tidak ada dalilnya dari qura’n dan hadits.

Contohnya, malam tahun baru islam  (satu muharam) yang nabi sendiri tidak mengalami. Berarti nabi saw tidak mecontohkan atau mengadakan ritual tanggal 1 muharam itu. Tapi karena dorongan hawa nafsu yang didukung akal umat islam ingin juga di pandang setara dengan umat lain yang mengadakan perayaan tahun baru satu masehi. Argumentasi atau hujjahnya adalah “DARIPADA” tidak ada kegiatan di hari bersejarah itu “LEBIH BAIK” kita melakukan IBADAH. Subhanallah, sesungguhnya itu bukan lah ibadah yang ada perintahnya dari Allah dan contohnya dari nabi saw. Maka perbuatan semacam itu termasuk “mengada ada” dengan dalil atau hujjah (argumen tasi) “menganggap baik suatu perbuatan buruk” yang telah dibisikan oleh syaithon. Dalam beberapa firmanNya Allah telah menginformasikan.

فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu MEMANDANG BAIK PERBUAT AN MEREKA (YANG BURUK), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih”. ( Qs.16:63 ).

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan MENJADIKAN MEREKA MEMANDANG BAIK (PERBUATAN MA'SIAT) DI MUKA BUMI, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, ( Qs. 15:39 ).

أَفَمَن كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ كَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ
Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) MENJADIKAN DIA MEMANDANG BAIK PERBUATANNYA YANG BURUK ITU dan mengikuti hawa nafsunya? ( Qs.47:14 ).

Sesungguhnya manusia yang telah tertipu oleh syaithon senantiasa menjadi kan “perbuatan buruknya sebagai perbuatan baik” sehingga menjadi RUMUSAN dan kepastian yang tidak terbantahkan (AXIOMA). Bahkan pada umumnya manusia yang menggunakan hawa nafsu dan akalnya senantiasa mengajukan suatu DALIL CIPTAANNYA SENDIRI untuk menetapkan ibadah ciptaannya (sendiri juga) adalah dalil TAPI KAN DARIPADA….. IBADAH ITU KAN BAIK BANYAK MENYEBUT NAMA ALLAH DAN BERDZIKIR …..dan seterusnya. Mereka pada umumnya tidak mengetahui kaidah ushul fiqih yang mengatakan “ ibadah itu hukum asalnya terlarang kercuali ada perintahnya dari Allah dan contohnya dari rosulullah saw “.Itu adalah kaidah ushusl fiqih untuk ibadah. Maka ushul fiqih berikutnya adalah mengenai “muamalah” berbunyi “ hukum asalnya muamalah itu boleh (mubah) kecuali yang terlarang “.  ( muamalah adalah interaksi pada bidang sosial yang bukan ibadah mahdoh ).

Masih banyak hasil kreatifitas dan improvisasi umat islam dalam menciptakan macam macam jenis peribadatan kepada Allah yang tidak ada perintahnya dari Allah swt dan tidak ada contohnya dari nabi saw.

Silahkan inventarisir perbuatan perbuatan semacam itu dan kita kaji dengan menggunakan parameter Al Qura’n dan Assunnah rosulullah saw. Niscaya kita terkejut bahwa ternyata sangat banyak perbuatan kita yang tidak diperintah kan Allah dan tidak ada contohnya dari rosulullah saw. Padahal berdasarkan hadits dimuka telah kita ketahui bersama bahwa perbuatan “mengada ada” itu ujung ujungnya adalah sesat dan sesat tempatnya di neraka.

Kolaborasi sarana kesesatan antara syaithon dan hawa nafsu itu sangat padu dan kompak sehingga manusia lambat laun menjadi menganggap biasa meninggalkan perintah beribadah kepada Allah. Karena dalam hati mereka telah bersemayam raja durjana yang menjadikan manusia menganggap baik perbuatan buruknya. Maka secara otomatis semua bisikan yang datang dari dalam hatinya sudah dianggap suatu kebaikan. Karena syaithon telah mengalir di dalam darah manusia dan bersemayam di dalam hati. Nabi saw bersabda.
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Dengan bersemayamnya syathon di dalam hati dan mengalir melalui aliran darah maka syaithon menjadi pemimpin manusia sehingga semua organ tubuhnya telah dapat “diperintah” ( COMMANDED ) dan “dikendalikan”                ( CONTROLLED ) oleh syaithon. Dalam terminologi tehnologi canggih saat ini hal terebut di sebut C and C system ( commanded and controlled system ).

Mekanisme C and C itu dalam tubuh manusia terjadi berdasarkan koordinasi atau kerjasama antara kelenjar, hormon dan syaraf untuk memerintah dan mengendalikan organ, pancaindra dan anggota tubuh tangan dan kaki. Jika hati yang berfungsi sebagai raja telah di duduki oleh syaithon maka semua perbuatan manusia mulai dari perbuatan hati ( niat dan kemauan ), lisan (berbicara) dan perbuatan panca indera dan anggota tubuh tangan serta kaki semuanya berada dibawah perintah system C and C syaithon yang ghoib. Allah berfirman.

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya ia ( syaithon ) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin- pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. ( Qs.7:27 ).

Dengan telah bersemayamnya syaithon di dalam hati maka system C and C dalam tubuh manusia pun telah berada dalam penguasaan syithon.

Dalam kondisi seperti itu sama artinya bahwa syaithon telah menjadi “pemimpin” manusia dengan diberi status oleh Allah sebagai “orang orang tidak beriman” atau “kafir” sebagaimana disebut dalam ayat diatas.

Jika sekarang kita telah mengetahui bahwa perbuatan “mengada ada” yang kemudian secara rational ( akal dan hawa nafsu ) kita anggap sebagai perbuatan baik ( berwuujud ritual ibadah ) dibanding dengan perbuatan buruk lainnya  namun kita lakukan juga meski tanpa dalil dan rujukan dari Qura’n dan sunnah nabi saw maka mulai saat ini kita harus bertaubat dan tidak mengulangi lagi perbuatan “mengada ada” dan menghapus sikap
“ mengganggap baik perbuatan buruk “ itu serta memperbaiki semua ibadah kita agar selalu sesuai dengan tuntunan Al Qyura’n dan sunnah nabi saw.
Dengan demikian mulai hari ini tidak ada lagi AXIOMA dalam arsip akal dan fikiran serta hati kita untuk “MENGANGGAP BAIK PERBUATAN BURUK“ yang berasal dari bisikan syaithon.

Demikian kajian kita kali ini semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya sebagai penyaji dalam rangka mengarungi kehidupan ini dan bagi ikhwatul muslimin semuanya. Semua yag salah datangnya dari saya sedangkan kebenaran datangnya dari Allah.

Selanjutnya untuk menutup kajian kita ini marilah kita panjatkan doa’ sambil menyucikan dan memuji Allah serta memohon ampun untuk kita semua dan dapat kembali ( taubat ) kepada Allah Azza wa jalla.

سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك

Maha suci Allah ilah kami yang segala pujian milikMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.

ولسلم عليكم و رحمة الله و بر كا ته















Jumat, 26 Desember 2014

DZIKIR PAGI DAN PETANG



TUNTUNAN ROSULULLAH SAW UNTUK BERDZIKIR PAGI DAN PETANG
Dalil perintah bedzikir pada saat pagi ( sesudah subuh ) dan petang ( sesudah ashar ).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا - وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
.Hai orang-orang yang beriman, BERZDIKIRLAH (dengan menyebut nama) Allah, ZIKIR YANG SEBANYAK-BANYAKNYA. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu PAGI DAN PETANG ( Qs.33:1-42 ).

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan BERTASBIHLAH SERAYA MEMUJI TUHANMU pada waktu PETANG DAN PAGI. ( Qs.40:55 )

Hadits nabi saw:

Rosulullah saw bersabda : “ Aku duduk bersama orag orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai setelah sholat subuh sampa matahari terbit lebih aku sukai daripada memerdekakan empat budak dari keturunan Ismai’l. Dan akududuk bersama orang orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai setelah sholat Ashar sampai tenggelamnya matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat budak dari keturunan Ismai’l”. ( HR. Abu Daud dari Anas bbin Malik ).

LAFADZ DZIKIR PAGI ( setelah sholat subuh hingga terbitnya matahari )
 اعوذ باالله من الشيطن الرجيم

Pertama, Baca  Surat al Baqoroh ayat 255 ( ayat kursi ) 1 X

2). Membaca Surat Al ikhlash 3 X, baca surat Al Falaq 3 X dan baca surat Annas 3 X.   (1).

(1) . “Barang siapa membaca ketigaurat tesebut diatas setiap pagi dan sore maka cukup baginya segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. At Tarmizi ( ahli hadits ) berkata hadits ini haan dan shohih.

3). Dzikir pagi ( waktunya subuh sampai terbit matahari ) dibaca satu kali.

اَصْبَحْنَا وَ َاصَْبَحِ الْمُلْكُ اِلله ِ- وَ الْحَمْدُاِللهِ – لا اله الا الله وحده لا شريك له له لملك و له الحمد و هو على كل شيء قدير- ربّ اسا ء لك خير ما فى هذا ليوم و خير ما بعده- و اعو بك من شر ما فى هذاليوم و شر ما بعده- رب اعوذ بك من الكسل و سوء الكبر – رب اعو بك من عذاب فى الناروعذاب فى القبر 

“ Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah tidak ada ilah (yang berhak di badahi dengan benar) Kecuali Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNya. BagiNya kwerajaan dan bagiNya pujian. Dia lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Robb aku mohon kepadaMu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindug kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudah nya. Wahai Robb aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan keburukan di hari tua. Wahai Robb aku berlindug kepadaMu dari siksa Neraka dan siksa kubur”.

4). Membaca dzikir ini satu kali
اللهم بك اصبحنا و بك امسينا و بك نحيا و بك نموت و اليك النيشور

“ Ya Allah dengan rohmat dan pertolonganMu, kami memasuki waktu pagi dan dengan pertolonganMu kami memasuki waktu sore. Dengan rohmat dan kehendakMu kami hidup dan dengan kehendak dan petolonganMu kami mati. Dan kepadMu lah semua makhluk bangkit ( kembali ) “.
Dibaca 1 kali (2).

(2). ( HR ABU DAUD, BUKHARI, AT TIRMIZI, IMAM AKHMAD dari Abu Huroiroh derajat hadits shohih ).
5). Membaaca DOA SAYYIDUL ISTIGHFAR.   
اللهم انت ربى لا اله الا انت خلقتنى و انا عبد ك و انا على عهدك ووعدك مستطعت- اعو ذبك من شرما صنعت ابو ء لك بنعمتك علي و ابوء بذنبي فاغفرلي فاءنه لا يغفر الذنوب الا انت
  “ Engkau adalah Robbku, tidak ada ilah ( yang berhak disembah dengan benar ) kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hambaMu. ( Aku ( yakin ) dengan janjiMu dan aku setia degan perjanjianku padaMu semampuku. Aku berlindun g dari kejelekan yang kuperbuat. Aku nmengakui nikmatmu ( yang diberikan ) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu ampunilah dosaku. Sesungguh nya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau “.
6). Membaca dzikir keselamatan badan, pendengan dan peglihatan (dibaca 3x).
اللهم عا فني في َبَدِني – اللهم عفني في َسَمْعِي- اللهم عفمي في بصري – لا اله الا انت- اللهم اني اعوذبك من الكفر والفقر و اعوذ بك من عذب القبر – لا اله الا انت

“ Ya Allah, selamatkanlah tubuhku ( dari penyakit dan dari apa yang tidak kuinginkan ). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku ( dari penyakit dan maksiyat atau apa yang tidak kuingikan ). Ya Allah, selamatkanlah pengli hatanku, tidak ada ilah ( yang berhak diibadahi dengan benar ) kecuali Engkau./ Ya Allah sesunggyuhnya aku berlin dung kepadaMu dari kekufur an dan kefaikran. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubut, tidak ada ilah  ( yang berhak diibadahi dengan benar ) kecuali Engkau “
7. Membaca: Keselamatan dunia dan akhirat (Dibaca sekali)
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon maaf dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhbnya aku memohon maaf dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku ( aib dan sesuatu yang tidak layak diketahui orang lain) dan tenteramkanlah aku datri rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, dari belakang, kanan dan kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebbesaranMu agar aku tidak disambar dari bawahku ( aku berlindung dari dibenamkan kedalam bumi)”.
(HR. Imam Bukhary, Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
8. Membaca doa berlindung dari keburukan diri dan pensyirikan oleh syaithon: Dibaca 1 kali
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“ Ya Allah, Yang Maha Mengetahui sesuatu yang ghoib dan yang nyata, Wahai Robb Pencipta Langit dan bumi, Robb segala sesuatu Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku dan dari kejahatan syaithon dan dari ajakannya menyekutukanMu, aku berlindung kepadaMu dari berbuat keburukan atas diriku atau aku mendorong seorang Muslim kepadanya”.
 ( Nabi saw bersabda kepada Abu Bakar Ash Shidiq ra : “Ucapkanlah pada pagi dan sore hari dan ketika engkau akan tidur. HR. Bukhary dalam Al Adabul Mufrod, Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
9. Membaca dzikir menghindar dari berbagai bahaya: Dibaca 3x
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“ Dengan menyebut nama Allah, yang dengan namaNya tidajk ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit. Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui “
.Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
10. Membaca dzikir ini supaya di ridhoi Allah pada hari kiyamat: Dibaca 3x
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“ Aku ridho (rela) Allah sebagai Robbku ( untukku dan orang lain ), Islam sebagai agamaku dan Muhammad saw sebagai Nabiku ( yang diutus oleh Allah ) ”.
Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.”(HR Imam Akhmad, Abu Dawud, At Tirmizi, Ibnu Majah dan Nasa’I di shohihkan oleh Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak ).
11. Membaca dzikir ini: satu kali
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“ Wahai Robb  Yang Maha Hidup, Wahai Robb Yang Maha Berdiri Sendiri dengan RohmatMu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan uryusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan daiMu).
(HR. An Nasa’I, Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
12. Membaca: satu kali ( berada di jalan lurus dan tidak tergolong orang musyrik )
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“ Di waktu pagi kami berada di atas fithroh Islam, kalimat ikhlash ( syahadatain ), agama nabi Muhammad saw dan aga ma ayah kami Ibrohim, yang berdiri diatas jalan yang lurus, Muslim dan tidak tergolong orang orang yang musyrik ”.
( HR. Imam Akhmad, Ad Darimi dan Ibnu Sunni, dari Abdurrohman bin Abi Abza derajat hadits shohih dalam Al Jamiah Shoghir ).
13. Membaca dzikir ini 100 kali.
لا اله الا الله وحده لا شريك له له لملك و له الحمد و هو على كل شيء قدير
“ Tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kekuasaan dan segala puji baniNya dan Dia Maha Kuasa Atas segala sesuatu “.
( HR Muslim, Nasa’I, Abu Dawud, Ibnu Majjah di shohihkan dalam Shohih Jaa’miish shoghir ).
14. Membaca tasbih dan tahmid 3 kali
سبحان الله وبحمده عدد خلقه و رضا نفسه وزنة عرشه و مداد كلنما ته
“Mahasuci Allah, aku memujiNya sebanyak bilangan maklukNya, Mahasuci Allah sesuai keridhoannya, Mahasuci Allah seberat timbaga Arsy Nya dan Mahasuci Allah sebanyak tinta ( yang menulis ) kalimatNya”.
 ( HR Muslim dari Juwairiyan binti Al Harits ).
15. Membaca dzikir ini satu kali
اللهم اني اساء لك علما نا فعا و رزقا طيبا- و عملا متقبلا
“ Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu ilmu yang bermnfaat, rizqi yang baik dan halal dan amalan (perbuatan) yang di terima “.
( HR Ibnu Majjah dn Ibnu Sunni dari Ummu Salamah derajat hadits shohih ).
16. Membaca tasbih dan tahmid 100 kali.
سبحان الله و بحمده
“ Mahasuci Allah, aku memujiNya “
( HR Muslim dari Abu Hroiroh ).
17. Membaca istighfar dan taubat 100 kali.
استغفرالله و اتوب اليه
“ Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya “
( HR Imam Bukhary dan Muslim dalam Kitab Fathul Baari XI no 101 dam Muslim no 2702 ).
LAFADZ DZIKIR SORE ( waktunya dibaca setelah sholat ashar sampai tenggelamnya mtahari )
1. Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255) dibaca satu kali
 Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilin dungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari ganggu an mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
2. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas. (masing masing 3 x )
 Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)
3). Membaca dzikir sore 1 x
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا و َربِّ اعُوذُ بك من الكسل وسوء الكبر ربّ اعوذ بك من عذا ب في النار و عذا ب في لقبر   
“ Kami telah memasuki waktu sore dan kekuaasaan hanya milik Allah, segala puji hanya bagi Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya kekuasaan dan bagiNya pujian. Dia lah Yang Kuasa Atas segala sesuatu. Wahai Robb  aku mohon kepadaMu kebaikan dimalam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Robb, aku berlindug kepadaMu dari kemalasan dan keburukan hari tua. Wahai Robb, aku berlindung kepadaMu dari siklsa neraka dan siksa di kubur “.
(HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
4). Membaca dzikir ini satu kali.
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
(HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)



5. Membaca: Doa SAYYIDUL ISTIGHFAR.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
  “ Engkau adalah Robbku, tidak ada ilah ( yang berhak disembah dengan benar ) kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hambaMu. ( Aku ( yakin ) dengan janjiMu dan aku setia degan perjanjianku padaMu semampuku. Aku berlindun g dari kejelekan yang kuperbuat. Aku nmengakui nikmatmu ( yang diberikan ) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu ampunilah dosaku. Sesungguh nya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau “.
6. Membaca dzikir keselamatan badan, penglihatan dan pendengaran. ( Dibaca tiga kali )
اللهم عا فني في بدني – اللهم عفني في سمعي- اللهم عفمي في بصري – لا اله الا انت- اللهم اني اعوذبك من الكفر والفقر و اعوذ بك من عذب القبر – لا اله الا انت
“ Ya Allah, selamatkanlah tubuhku ( dari penyakit dan dari apa yang tidak kuinginkan ). Ya Allah, selamatkanlah pende ngaranku ( dari penyakit dan maksiyat atau apa yang tidak kuingikan ). Ya Allah, selamatkanlah pengli hatanku, tidak ada ilah ( yang berhak diibadahi dengan benar ) kecuali Engkau. Ya Allah sesunggyuhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufur an dan kefaikran. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubut, tidak ada ilah  ( yang berhak diibadahi dengan benar ) kecuali Engkau “ (dibaca 3x).

7. Membaca: Keselamatan dunia dan akhirat (Dibaca sekali)
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon maaf dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhbnya aku memohon maaf dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku ( aib dan sesuatu yang tidak layak diketahui orang lain) dan tenteramkanlah aku datri rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, dari belakang, kanan dan kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebbesaranMu agar aku tidak disambar dari bawahku ( aku berlindung dari dibenamkan kedalam bumi)”.
(HR. Imam Bukhary, Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
8. Membaca doa berlindung dari kejahatan diri sendiri dan pensyirikan oleh syaithon: Dibaca 1 kali
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“ Ya Allah, Yang Maha Mengetahui sesuatu yang ghoib dan yang nyata, Wahai Robb Pencipta Langit dan bumi, Robb segala sesuatu Yang Merajainya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku dan dari kejahatan syaithon dan dari ajakannya menyekutukanMu, aku berlindung kepadaMu dari berbuat keburukan atas diriku atau aku mendorong seorang Muslim kepadanya”.
 ( Nabi saw bersabda kepada Abu Bakar Ash Shidiq ra : “Ucapkanlah pada pagi dan sore hari dan ketika engkau akan tidur. HR. Bukhary dalam Al Adabul Mufrod, Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
9. Membaca dzikir menghindar dari berbagai bahaya: Dibaca 3x
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“ Dengan menyebut nama Allah, yang dengan namaNya tidajk ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit. Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui “
.Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
10. Membaca dzikir ini supaya di ridhoi Allah pada hari kiyamat: Dibaca 3x
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“ Aku ridho (rela) Allah sebagai Robbku ( untukku dan orang lain ), Islam sebagai agamaku dan Muhammad saw sebagai Nabiku ( yang diutus oleh Allah ) ”.
Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.”(HR Imam Akhmad, Abu Dawud, At Tirmizi, Ibnu Majah dan Nasa’I di shohihkan oleh Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak ).
11. Membaca dzikir ini: satu kali
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“ Wahai Robb  Yang Maha Hidup, Wahai Robb Yang Maha Berdiri Sendiri dengan RohmatMu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan uryusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan daiMu).
(HR. An Nasa’I, Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
12. Membaca: satu kali ( berada di jalan lurus dan tidak tergolong orang musyrik )
أمسينا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“ Di wktu sore kami berada di atas fithroh Islam, kalimat ikhlash ( syahadatain ), agama nabi Muhammad saw dan aga ma ayah kami Ibrohim, yang berdiri diatas jalan yang lurus, Muslim dan tidak tergolong orang orang yang musyrik ”.
( HR. Imam Akhmad, Ad Darimi dan Ibnu Sunni, dari Abdurrohman bin Abi Abza derajat hadits shohih dalam Al Jamiah Shoghir ).
13. Membaca dzikir ini 100 kali.
لا اله الا الله وحده لا شريك له له لملك و له الحمد و هو على كل شيء قدير
“ Tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kekuasaan dan segala puji baniNya dan Dia Maha Kuasa Atas segala sesuatu “.
( HR Muslim, Nasa’I, Abu Dawud, Ibnu Majjah di shohihkan dalam Shohih Jaa’miish shoghir ).
14. Membaca tasbih 100 kali
سبحان الله وبحمده
 ( HR Muslim dari Abu Hroiroh ).
17. Membaca istighfar dan taubat 100 kali.
استغفرالله و اتوب اليه
“ Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya “
( HR Imam Bukhary dan Muslim dalam Kitab Fathul Baari XI no 101 dam Muslim no 2702 ).
18. Berlindung dengan kalimat Allah dari kejahatan yang diciptakanNya ( dibaca 3 kali ).
اعو ذ بكلما ت الله التّامّات من شرّ ما خلق
“ Aku berlindung dengan kalimat kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan kejahatan sesuatu yang diciptakan Nya”.
( HR Imam Akhmad dan Nasa’I dalam kitab Shohih at Targhiib wat Tarbiib, Shohih Al Jaama’ishshoghir ).