Senin, 31 Agustus 2015



RAHASIA KECERDASAN ULAMA-ULAMA TERDAHULU

https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-xaf1/v/t1.0-1/c1.0.50.50/p50x50/314042_1508510208604_5252874_n.jpg?oh=094da8604fcdf511ce12aea872a0d4e2&oe=5680464D&__gda__=1446380958_277cd14a4ca0a45de828c26b4cea3f39
·
Sel-sel otak manusia berjumlah sekitar 100 milyar. Banyaknya jumlah sel tersebut tidak berarti apa-apa, SEBAB YANG MEN JADI UKURAN KEPINTARAN DAN KEBIJAKSANAAN SEORANG MANUSIA ADALAH SEBANYAK MANA TERJADINYA INTERAKSI ARUS LISTRIK (ELECTRICAL IMPULSES) ANTARA AXON PADA SATU SEL OTAK DENGAN DENDRITE PADA SEL OTAK YANG LAIN. (LAM PENG KWAN & ERIC Y K LAM, 2003).

Studi empiris membuktikan bahwa dari 100 milyar sel-sel otak itu, kapasitas interaksi arus listrik dalam rata-rata otak seorang manusia modern hanya berkisar antara 6 sampai 8% saja. Sedangkan sisa 92% lagi dari 100 milyar sel-sel otak adalah daerah gelap dan terbiar bagaikan rimba belantara yang tidak pernah dijelajahi. ITU SEBABNYA BANYAK UNGKAPAN YANG MENGGAMBARKAN OTAK MANUSIA SEBAGAI RAKSASA YANG TIDUR ATAU WILAYAH TERBESAR DUNIA YANG BELUM DIJELAJAHI. (COLLIN ROSE & MALCOLM J.NICHOLL, 1997).

JIKA MANUSIA MODERN MENAMAKAN INTERAKSI ARUS LISTRIK ANTAR SEL OTAK ITU DENGAN ISTILAH ELECTRICAL IMPULSE YANG BERGERAK DARI SATU AXON KE DENDRITE, RATUSAN TAHUN YANG LALU IMAM SYAFI’I DAN GURUNYA IMAM WAKI’ ‘MENGISTILAHKANNYA’ SEBAGAI NURULLOH (Cahaya Alloh).
BELIAU DAN GURUNYA IMAM WAKI’ BERKEYAKINAN BAHWA DASAR DARIPADA PEMAHAMAN DAN PENYERAPAN YANG KUAT TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ADALAH CAHAYA ALLOH YANG MENERANGI HATI DAN PEMIKIRAN. DALAM SINERGI PEMAHAMAN YANG SEDERHANA BISA DISIMPULKAN BAHWA PROSENTASE ELECTRICAL IMPULSE PADA SEL-SEL OTAK MANUSIA DAPAT DILEJITKAN DENGAN CARA MENING KATKAN KAPASITAS CAHAYA ALLAH DALAM HATI DAN PEMIKIRAN.

Sebuah riwayat menceritakan bahwa IMAM SYAFI’I PERNAH MENGADU KEPADA GURUNYA TENTANG KESUKARANNYA DALAM MENGHAFAL ILMU PENGETAHUAN. MAKA GURUNYA IMAM WAKI’ MENASEHATINYA UNTUK MENSUCIKAN DIRI DENGAN MENINGGALKAN KEMAKSIATAN.
BELIAU JUGA BERPESAN DEMIKIAN
, "ILMU PENGETAHUAN ITU ADALAH CAHAYA ALLAH. Dan CAHAYA ALLAH tidak AKAN MENYINARI HATI ORANG YANG BERBUAT MAKSIAT." SETELAH MENJALANKAN PESAN GURUNYA ITU TINGKAT KEPAHAMAN DAN HAFALAN IMAM SYAFI’I TERPACU SECARA LUAR BIASA. BELIAU DAPAT MENGINGAT HAMPIR SELURUH HURUF PADA BUKU YANG DIBACANYA ATAU SELURUH PERKATAAN PADA CERAMAH YANG DIDENGARNYA.

Orang yang diterangi Alloh hati dan pemikirannya digelari al-Quran sebagai Ulil Albab. Perkataan Albab adalah bentuk plural dari Lubb yang salah satu maknanya adalah akal. MAKA ULIL ALBAB BERMAKSUD ORANG-ORANG YANG MEMILIKI KEMAMPUAN AKAL YANG TINGGI (Ibrahim Anis, 1972).
SEBUTLAH NAMA-NAMA ULAMA BESAR SEPERTI IBNU SINA, IMAM AL-GHOZALI, AL-KHOWARIZMI, IBNU KHALDUN DAN LAIN-LAIN. DENGAN MENGIMBAS ‘CAHAYA ALLOH’ YANG TIMBUL DARI KETAKWAAN, AKAL MEREKA BEGITU TERCERAHKAN (ENLIGHTED) DAN BERHASIL MENEMUKAN FENOMENA-FENOMENA ALAM SEMESTA. PENEMUAN MEREKA BAHKAN MASIH MENJADI SUMBER INSPIRASI DALAM DUNIA ILMU PENGETAHUAN HINGGA HARI INI. SATU-SATUNYA CARA YANG MEREKA CONTOHKAN AGAR ‘CAHAYA ALLOH’ BERPERAN DALAM MEMACU KEKUATAN ARUS LISTRIK PADA SEL-SEL OTAK ADALAH DENGAN MENINGKATKAN KETAKWAAN DAN MENINGGALKAN KEMAKSIATAN.

Firman Alloh:

"Dan bertakwalah kepada Alloh, niscaya Alloh akan mengajari kamu ilmu, dan Alloh Maha Mengetahui akan segala sesuatu." (AL-BAQOROH: 282)

Ayat di atas merupakan rumus yang jelas dan tegas betapa solusi utama yang paling efisien untuk mengeluarkan umat Islam dari kemunduran pemikiran, ketumpulan analisa dan kelemahan ilmu pengetahuan adalah dengan mengkilapkan kembali cahaya ketakwaan dalam sanubari mereka. Inilah cara yang dicontohkan para ulama terdahulu untuk melejitkan interaksi arus listrik (electrical impulse) antara axon dengan dendrite dalam otak.

Lebih menarik lagi untuk disimak SEBUAH KAJIAN EMPIRIS YANG DILAKUKAN OLEH PENELITI AHLI DALAM BIDANG NEUROPSIKOLOGI, MICHAEL PERSINGER dan V.S. RAMACHANDRAN. Mereka berdua menemukan adanya TITIK TUHAN’ (god spot) DALAM BELANTARA OTAK MANUSIA. Lebih rinci lagi mereka menyebutkan BAHWA ADA SEBUAH AREA DI SEKITAR LOBUS TEMPORAL OTAK YANG BERSINAR SAAT SESEORANG DIAJAK UNTUK BERDISKUSI DAN MERENUNGKAN HAL-HAL YANG BERSIFAT KETUHANAN. Area tersebut juga menunjukkan peningkatan aktivitas saat seseorang menerima wejangan rohani atau renungan keTuhanan.(Martin, Anthony Dio 2003) SEAKAN-AKAN SUDAH ADA SUATU MEKANISME KHUSUS DALAM DIRI (otak) MANUSIA UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN PENCIPTA ALAM SEMESTA. DAN SESUNGGUHNYA ‘HUBUNGAN’ (atau lazim disebut dalam Islam dengan ibadah) ITULAH YANG MENINGKATKAN KUALITAS DIRINYA SEBAGAI MANUSIA DAN MELEJITKAN KEMAMPUAN AKALNYA.

Kita sama-sama memahami BAHWA ILMU PENGETAHUAN TERHASIL DARI KUMPULAN PENGALAMAN LIMA PANCA INDRA MANUSIA (penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba).
Seluruh apa yang dialami oleh lima indra tersebut berupa rangsangan pengalaman (impulse) diterima oleh saraf penerimaan (receptor neurone) untuk selanjutnya dianalisa oleh saraf sensor (sensory neurone). KESEMUA PROSES INI TERJADI DENGAN ADANYA INTERAKSI ARUS LISTRIK DALAM SEL-SEL OTAK SEHINGGA MANUSIA MAMPU MEMBENTUK SUATU KESIMPULAN (analisa) ATAU MELAKUKAN RESPON FISIK (motoric neurone).

SEBESAR MANA PROSES INTERAKSI ARUS LISTRIK DALAM OTAK MANUSIA YANG TERJADI AKIBAT PENGALAMAN LIMA INDRA ITU, SEBESAR ITU PULALAH DAYA PENYERAPAN PENGETAHUAN DALAM OTAK. MAKA WAJARLAH JIKA TIMBUL PERBEDAAN SUDUT PANDANG ANTARA MANUSIA YANG CERDAS (yang memiliki KAPASITAS BESAR pada interaksi arus listrik pada sel-sel otaknya) DENGAN ORANG AWAM (yang memiliki KAPASITAS KECIL pada interaksi arus listrik pada sel-sel otaknya). TERUTAMA DALAM KEMAMPUAN MENGANALISA APA YANG DILIHAT, DIRASA, DAN DIDENGAR NYA.

Firman Alloh :

"Perbandingan dua golongan itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Apakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya...? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran...?" (SURAH HUD 11: 24)

AYAT DI ATAS MENGESAHKAN FUNGSI PANCA INDRA SEBAGAI SARANA PENYERAP ILMU PENGETAHUAN. Tentu yang dimaksud dengan pendengaran dan penglihatan di sini bukanlah alat indra mata atau telinga yang dimiliki oleh semua orang secara sama. TETAPI KADAR KEMAMPUAN SEL-SEL OTAK DALAM MENGANA LISA PENGETAHUAN YANG DIDETEKSI OLEH INDRA-INDRA TERSEBUT.

Jika kita yakin dengan firman Alloh di atas dan percaya dengan penemuan pakar Neuropsikologi tentang ‘God Spot’, MAKA TENTULAH KITA BERKESIMPULAN BAHWA PENCAPAIAN MANUSIA DALAM MELEJITKAN KEMAMPUAN SEL-SEL OTAK SANGAT TERGANTUNG KEPADA SEBANYAK MANA IA MENYE RAP CAHAYA ALLAH ( NURULLAH ) DALAM DIRINYA. Pada hadits Qudsi berikut dapat kita pahami BETAPA SEBENARNYA KEKUATAN INTELEKTUAL PARA ULAMA ZAMAN SILAM TERNYATA BERTAPAK PADA KEKUATAN SPRITUAL MEREKA DALAM MENAMBAH CAHAYA ALLAH DALAM DIRI.
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wa Sallam bersabda, Alloh Suhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi:

"Jika Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan hal-hal yang Sunnah, maka ia akan Ku cintai (Dan jika demikian) maka Akulah yang MENJADI PENDENGARAN YANG IA MENDENGAR DENGANNYA,
AKU MENJADI PENGLIHATAN YANG IA MELIHAT DENGANNYA, Aku MENJADI LIDAH YANG IA BERTUTUR DENGANNYA DAN AKU MENJADI AKAL YANG IA BERFIKIR DENGANNYA. JIKA IA BERDOA KEPADA-KU NISCAYA AKU PERKENANKAN. JIKA IA MEMINTA KEPADA-KU NISCAYA AKU KURNIAKAN. DAN JIKA IA MEMOHON PERTOLONGAN KEPADA-KU PASTI AKU TOLONG. IBADAHNYA YANG PALING AKU CINTAI ADALAH KEWAJIBAN YANG DITUNAIKANNYA UNTUK-KU"
(HADITS QUDSI RIWAYAT AT-THOBRONI dalam kitab al-Kabir yang bersumber dari Abu Umamah)

Jelas sekali diilustrasikan dalam hadits Qudsi di atas betapa seorang hamba yang banyak melakukan ibadah NAWAFIL (sunnah) akan memiliki kekuatan ekstra pada penglihatan, pendengaran, karya tangan dan gerakan kaki. Bayangkanlah para ulama zaman silam yang sudah terbentuk kekuatan penglihatan, pendengaran, pembicaraan dan pemikirannya dengan cahaya-cahaya Alloh. SEMUA INTERAKSI PANCA INDRANYA TERAMAT KUAT KARENA MENGAMBIL IMBASAN KEKUATAN ALLAH. SELURUH HASIL BACAANNYA, HASIL PENGAMATAN NYA, HASIL PENDENGARANNYA, HASIL KARYA FIKIRNYA DIPROSES OLEH SEL-SEL OTAK DENGAN MENGGUNAKAN KEKUATAN CAHAYA ALLAH.

Rangkuman dari semua kekuatan itulah yang membentuk peribadi-peribadi yang unggul dalam bidang apapun yang ditekuninya. Jika ia seorang pelayar maka ia menjadi pakar ilmu pelayaran yang unggul (VASCO DA GAMA; tidak akan pernah menjadi manusia EROPA pertama yang sampai ke INDIA dan NUSANTARA jika bukan karena menyandera pakar pelayaran MUSLIM bernama IBNU MAJID yang pada saat itu sudah mengarang tiga kitab ilmu pelayaran), jika ia menekuni bidang kedokteran maka ia menjadi dokter yang tiada tanding (Ibnu Sina dengan The Canon of Medicine nya masih menyisakan sisi sisi keilmuan medika yang dikaji hingga hari ini), jika ia menjadi pakar matematik maka ia mampu mengungkapkan misteri angka dan bentuk yang tidak habis digali sepanjang zaman (Trilogi dunia matematika; Al-Jabar, Aritmatika dan Logaritma ternyata ditemukan oleh al-Khawarizmi) dan jika ia menjadi negarawan maka ia menjadi tumpuan kecintaan rakyat karena membawa kesejahteraan yang tiada tara dalam sejarah bangsanya (UMAR BIN ABDUL AZIZ menjadikan rakyatnya sejahtera sehingga tidak ada lagi orang yang memerlukan bantuan).

Kata-kata keramat yang ditoreh oleh IMAM MALIK pada kulit kitabnya yang monumental; AL-MUWATTHO’, "TIDAK AKAN SUKSES GENERASI AKHIR DARI UMAT INI, MELAINKAN MEREKA MENGADOPSI CARA-CARA DAN TRADISI YANG TELAH MENSUKSESKAN GENERASI PERTAMA."

Kita yang hidup pada akhir zaman ini tidak perlu lagi melakukan proses ‘TRY AND ERROR’ dalam menciptakan keunggulan sumberdaya manusia. TUMPUAN PENCARIAN YANG BENAR ADALAH PADA MENINGKATKAN SERAPAN CAHAYA ALLAH SEBANYAK MUNGKIN, YANG DENGAN MUDAH KITA DAPATI MELALUI IBADAH-IBADAH SUNNAH SEPERTI MELANTUNKAN AL-QURAN YANG MERUPAKAN KALAM ILAHI, TERDIAM DALAM SUJUD-SUJUD TAHAJUD YANG PANJANG, SHOLAT-SHOLAT SUNNAH (DHUHA RAWATIB, DLL), PUASA-PUASA SUNNAH (SENIN, KAMIS, PUASA ASYURA’, PUASA ARAFAH, DLL) SERTA IBADAH-IBADAH SUNNAH LAINNYA SEPERTI DZIKIR DAN SHOLAWAT YANG DAPAT MENAIKKAN DERAJAT KITA MENJADI ORANG YANG DICINTAI ALLOH....

Ingatlah betapa hadits di atas menerangkan bahwa jika Alloh telah mencintai seseorang maka orang itu dapat melihat, mendengar, berbicara dan berfikir dengan kekuatan dan cahaya Alloh. INILAH INTI DARIPADA KECERDASAN SPRITUAL (Spiritual Quotient) YANG MERUPAKAN MOTOR PENGGERAK TERHADAP KECERDASAN INTELEKTUAL (Intelectual Quotient) DAN KECERDASAN EMOSIONAL (Emotional Quotient )


MENINGKATKAN KAPASITAS CAHAYA ALLAH DENGAN MELAK SANAKAN IBADAH IBADAH SUNNAH DENGAN MEGUTAMAKAN IBADAH WAJIB/FARDHU. TERJADILAH INTERAKSI AKSON DAN DENDRIT DI SETIAP SEL YANG SALING MENYAMBUNG INFORMASI. DIAGRAM SPIRITUAL QUETIONT MENGGERAKAN INTELECTUAL AND EMOTION QUETIONT.







Regular Pentagon: INTELCTUAL AND EMOTIONAL QUOTIONT

 

MAHASUCI ENGKAU ILAH KAMI DAN PUJIAN HANYA KEPADAMU AKU BERSYAKSSI TIDAK ADA ILAH KECUALI ENGKAU DAN AKU MEMOHON AMPUN KEPADAMU DAN HANYA KEPADAMU AKU KEMBALI.




Minggu, 02 Agustus 2015

ASAL MULA KONSEP TENTANG DEWA



ASAL MULA KONSEP TENTANG DEWA
بسم الله الرحمن الرحيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ا ن لحمد  للة نحمد ه ونستعينهه و نستغفر ه و نعذ و با اللة من سر و ر ا نفسنا و من سيا ت  ا عما لنا-  من يهد لله فلا مضل له و من     يضلل فلا هد يا له - اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له   و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو  مد  ين                                                                                  
 Sesungguhnya pujian hanya milik Allah. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.  Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.                       
فان ا صد ق ا لهد يث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد صلى الله عليه وسلم  و شر الاء مور محد شا تها و كل محد شة بد عه و  كل بدعة ضلا له و كل ضلا لة في ا لنا ر                                         
sungguhnya perkatan yang paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling baik adalah petunjuk rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan yang bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa da janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri. ( Dalam Keadaan Muslim ) ( Qs.3:102 )
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya [263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( Qs.4:1 )
263]. Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.

[264]. Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
 قل الله تعل في ا لقران لكر يم  
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم  ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                                                                          
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan ( sukses ) yang besar.”  (Qs.33:70-71)  
Ma’syarol muslimin dan pembaca yang dirohmati Allah
Puji syukur kehadirat Allah swt yang dengan rahmat dan kasih sayangNya telah mengaruniai nuikmat, uiman, islam dan nikmat sehat serta nikmat nikmat lainnya yaang tak terhingga banyak dan macamnya. Senantiasa kita tidak lupa untuk mencurahkan sholawat dan salam kepada junjungan teladan kita nabi dan rosul akhir zaman yang telah memberi kita pemahaman tentang islam, juga kepada keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya yang setia melanjutkan risalahnya hingga akhir zaman.
Waktu terus bergulir zaman terus berganti, generasi demi generasi datang dan pergi membawa sejarahnya sendiri sendiri.
Pemikiran manusia pun tidak mau kalah untuk berpacu dengan berbagai masalah yang dihadapinya. Dari masalah mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan fasilitas kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun manusia juga memiliki unsur yang bukan materi atau jasmani, yaitu rohani.
Sejak manusia pertama Adam as kebutuhan rohani telah tumbuh dan terus berkembang sesuai dengan kehendak dan perencanaan Allah yang telah tertulis di ”LAUHUL MAHFUDZ” 50.000 tahun sebelum langit dan bumi ini diciptakan. Naluri atau instinc yang tertanam dalam hati manusia untuk mengenal Pencipta Yang Maha Agung dan Maha Besar senantiasa menggelitik dan mencari tahu tentang keberadaanNya. Namun persaingan qolbu (ruh suci) dengan hawa nafsu yang di dukung akal fikiran manusia menjadi peristiwa yang tidak kunjung henti hingga akhir zaman kelak.
Ma’syarol muslimin dan pembaca yang dirohmati Allah,
Hari ini kita telah mendengar dan mengetahui begitu ramainya manusia memeluk berbagai keyakinan tentang tuhan. Setiap periode waktu tertentu datanglah satu bentuk keyakinan baru. Hal ini sesuai dengan sabda nabi saw dalam hadits qudsi berikut ini.
خلقت عبادى حنفاء كلهم وانهم اتتهم الشيا طين جتا لتهم عن دينهم
“ Sesunguhnya Aku menciptakan hamba hambaKu seluruhnya dalam keadaan lurus ( hanif, muslim ), dan sesungguhnya SYAITHON DATANG KEPADA MEREKA (MANUSIA) LALU MEMALINGKAN MEREKA DARI ADDIN (AGAMA) MEREKA “. ( HR. MUSLIM ).
Sabda nabi saw diatas memberi peringatan kepada manusia agar senantiasa berhati hati atau waspada terhadap tipu daya syaithon yang selalu berusaha untuk memalingkan kita dari Addin ( agama ) yang lurus dan murni dalam ketaatan dan peribatan hanya kepada Allah. Peristiwa tipu daya iblis yang dialami kaum Nuh as memperkuat sabda nabi saw tersebut. Pada masa itu kaum Nuh as telah tertipu dengan dipalingkannya keyakinan mereka kepada penyembahan berhala yang sesungguhnya berhala tersebut adalah orang orang sholih yang masih nenek moyang mereka sendiri.
Ketika kita telusuri kembali sejarah kerohanian umat manusia maka cukup banyak peristiwa yang terjadi seperti peristiwa yang dialami kaum Nuh as. Hanya saja peristiwa pertama penyesatan manusia kepada penyembahan berhala atau proses musyrikisasi adalah terjadi pada kaum Nuh as.
Dapat dimaklumi kiranya mengapa terjadi peristiwa pemusyrikan oleh iblis kepada kaum Nuh as.
Yaitu karena telah berlalunya waktu yang sangat panjang atau yang disebut dengan masa fatroh tanpa ada nabi dan rosul. Allah berfirman.
فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
“kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”. ( Qs.57: 16 ).
Menurut firman Allah diatas bahwa waktu yang panjang tanpa adanya nabi dan rosul berpotensi hati manusia menjadi keras sehingga terjadilah penyimpangan terhadap keyakinan yang awalnya adalah lurus dan bertauhid atau hanya mengesakan Allah saja.
IKHTIYAR MANUSIA MENCARI TUHAN
Sub judul tulisan ini seolah olah mengindikasikan bahwa tuhan dalam kondisi hilang sehingga manusia harus mencarinya. Adalah seorang ahli sejarah agama dari Oxford University yaitu STEVEN LANGDOM  yang pertama kali menyatakan bahwa agama tertua adalah agama yang berkonsep TAUHID atau MONOTEISME yang hanya mengimani bahwa tuhan adalah tunggal atau Esa.
Peristiwa terungkapnya cara membaca huruf hiroglip telah memberi sumbang an yang sangat besar pada sejarah tentang manusia dan agama yang dianut nya pada masa yang yang sangat panjang. Termasuk kontribusinya terhadap penulisan tafsir Al Qura’n sebagaimana yang telah dilkukan oleh Syech Tantawi Al Jauhari yang memperluas dan memperdalam kisah tentang sejarah mesir dan peradabannya, khususnya tentang penciptaan pyramida oleh bangsa sebelum berkuasanya fira’un yaitu masa Nabi Idris as.
Pada tahun 1931 STEVEN LANGDOM telah menulis satu kesimpulan dalam makalahnya sebagai berikut.
“Saya mungkin gagal meyakinkan dalam menyimpulkan bahwa dalam agama-agama SUMERIA maupun SEMIT, MONOTEISME MENDAHULUI POLITEISME… Bukti dan alasan atas kesimpulan ini, yang begitu bertentangan dengan pandangan lazim terkini, dituliskan dengan cemas dan dengan persepsi kritik bermusuhan. Ini, saya percaya, merupakan KESIMPULAN PENGETAHUAN dan BUKAN KESIMPULAN PRAKONSEPSI NEKAD.”
Karena LANGDON berpandangan bahwa bangsa SUMERIA merepresentasi kan peradaban sejarah tertua, dia menambahkan:
“Menurut pendapat saya, SEJARAH PERADABAN TERTUA MANUSIA ADALAH KEMEROSOTAN PESAT DARI MONOTEISME MENUJU POLITEISME EKSTRIM DAN KEYAKINAN PADA ROH JAHAT. INI SEJATINYA ADALAH SEJARAH KEJATUHAN MANUSIA.”
Ini adalah sebuah pengakuan ketauhidan terhadap tuhan yang didasarkan pada bukti empiris dari peradaban manusia dan hanya didukung oleh akal semata mata. Keyakinan seperti ini sangat lemah karena tidak mengisi relung qolbunya. Karena hidayah itu hanya diperoleh melalui qolbu seperti secercah cahaya yang menyelinap kedalamnya membuat hati menjadi lapang dan terang benderang. Namun demikian hasil usaha manusia seperti itu ( STEVEN LANGDOM ) menjadi tambahan bagi manusia yang telah beriman untuk me nambah kuatnya iman yang telah ada.
Lima tahun kemudian dalam artikelnya yang muncul dalam The Scotsman, dia menulis:
“Sejarah AGAMA SUMERIA, yang merupakan pengaruh budaya paling kuat di dunia kuno, bisa ditelusuri lewat prasasti fotografis hingga konsep keagamaan terawal manusia. BUKTI-BUKTI TAK SALAH LAGI MENUNJUK PADA SEBUAH MONOTEISME AWAL, PRASASTI DAN PENINGGALAN SASTRA BANGSA-BANGSA SEMIT TERTUA JUGA MENGINDIKASIKAN MONOTEISME PRIMITIF, DAN ASAL-USUL PATUNG AGAMA HEBREW DAN AGAMA-AGAMA SEMIT LAINNYA KINI SAMA SEKALI TAK DAPAT DIPER CAYA.”
Kalau kita baca dalam Al Qura’n tentang kisah Qobil dan Habil terdapat satu peribadatan yang diperintahkan Adam as yang diwahyukan Allah untuk melakukan persembahan. QOBIL diperintahkan untuk mempersembahkan sayur mayur dan buah buahan sedangkan HABIL diperintahkan memberi persembahan berupa hewan ternak. Pada hari ini ritual primitif seperti itu disebut melakukan sesajen kepada leluhur atau dewa. Memang dimasa Adam as ritual itu syah sebagai syariat Allah yang diberlakukan kepada anak anak Adam as dimasanya. Namun kemudian ritual tersebut dihapuskan setelah datangnya nabi Idris as. Tentang dihapusnya ritual syariat nabi nabi sebelum nabi Muhammad saw telah di sabdakan nabi saw berkut ini.
نََحْنُ مَعْشَرَ الاَنْبِيَاءِ اَوْلاًََدُ عَلاتِ – دِيْنُنَا واحدُ وامهاتنا شتّى
“ Kami para nabi adalah bersaudara seayah, agama kami satu sedang kan ibu kami berbeda beda “ ( HR AT TARMIZI derjat Hasan Shohih ).
Ibnu Katsir dalam kitab Al Bidayah Wa Annihaya menjelaskan tentang makna hadits tersebut diatas sebagai berikut.
Maknanya bahwa syariat mereka memang beda dalam cabang cabang nya dan saling menghapus satu sama lain, tapi semua nabi yang diutus oleh Allah sebenarnya membawa agama yang sama,  yaitu TAUHID hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan apapun “,            
( Bidayah Al Wa Anihayah jilid 3 hal 315 ). Sebagaimana firmanNya :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“ Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". ( Qs.21:25 ).

Untuk melengkapi informasi tentang adanya rosul rosul lain selain 25 rosul yang kita kenal maka Allah berfirman.

وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلاً لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا - رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, DAN RASUL-RASUL YANG TIDAK KAMI KISAHKAN TENTANG MEREKA KEPADAMU. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung [381]. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Qs.4:164-165 ).

[381]. Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan Nabi Musa a.s., dan karena Nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. Dalam pada itu Nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.
Rosul sebelum nabi Muhammad cukup banyak. Dengan demikian berdasar kan ayat diatas ( Qs.21:25 ) bahwa sejak Adam as maka Allah telah mewah yukan kepada pra rosul dan nabi untuk menyembah Allah saja. (mentauhid kan atau mengesa kan Allah).
Hal ini menunjukan bahwa sejak manusia pertama konsep tentang agama yang di anut adalah MONOTEISME. Kiranya menjadi benarlah ucapan STEVEN LANGDON pada uraian diatas tadi.
Secara kronologis dalam sejarah manusia bangsa pertama yang ada di bumi adalah BANGSA SURYANI. Hal ini di dukung oleh hadits berikut ini. ( Al Bidayah Wa Anihaya ) jilid 3 halaman 304.
 
شمّ قال: يا ابا ذ رّ: اربعةٌ سُرْيَا ِنيُوْن: ادامُ وثيث و نوح و خنوخٌ و هوادريس و هو اوّل من حطّ بالقلم
Kemudian beliau saw bersabda : Wahai Abu Dzar ada empat dari mereka yang merupakan BANGSA SURYANI, yaitu ADAM, SYITS, NUH dan KHANUKH yaitu IDRIS  dan dialah yang pertama kali menulis dengan pena ”. ( HR . IBNU HIBBAN derajat hadits shohih )
Sedangkan bangsa berikutnya setelah kaumnya nabi NUH AS menurut para ahli arkeolog dan ahkli sejarah kepurbakalaan adalah BANGSA SUMERIA yang tinggal di Mesopotamia. Termasuk di dalamnya adalah anak dan cucu nabi Nuh as yaitu SAM, YAFIDH dan HAM yang kemudian melahirkan bangsa bangsa di dunia dengan berbagai jenis ras yang menyebar ke berbagai belahan dunia.
Sekarang kita coba untuk menelusuri bangsa yang hidup di wilayah MESOPOTA MIA.
Sebelum datang BANGSA SUMERIA yang sementara berdasarkan temuan arkrologi terkenal memiliki peradaban tertua di dunia maka telah bermukim di Mesopotamia itu sebuah bangsa yaitu BANGSA UBAID. ( 6500-3800 SM : hitungan tahun wallahu taa’la a’lam ). 
Kepercayaan bangsa UBAID menganut sistem POLYTHEISME. Mereka percaya dan MENYEMBAH BANYAK DEWA. Salah satu dewa utama adalah MARDUK. Selain itu ada DEWA-DEWA YANG MENGUASAI ALAM, yang mereka sembah yakni ENLIL (DEWA BUMI), EA (DEWA AIR), ANU (DEWA LANGIT), SIN (DEWA BULAN), SAMAS (DEWA MATAHARI) DAN ERESKIGAL (DEWA KEMATIAN).

Dalam silsilah para nabi ditemukan nama UBAID ( lihat BAGAN POHON BANGSA BANGSA MUHSHOF.BLOGSPOT.COM )  dihalaman terakhir . Bangsa UBAID adalah keturunan ARFAKSYAD bin SAM bin NUH yang selanjutnya menurunkan kaum TSAMUD atau kaumnya nabi Sholih as.

Kapan manusia menyembah dewa dan dewi sebagai tuhan. Dalam beberapa ayat Al Qura’n menjelaskan tentang berkembangnya konsep tentang DEWA sebagai berikut

وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الْإِنسَانَ لَكَفُورٌ مُّبِينٌ- أَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَاكُم بِالْبَنِينَ- وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ- أَوَمَن يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ- وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُون
وَقَالُوا لَوْ شَاء الرَّحْمَنُ مَا عَبَدْنَاهُم مَّا لَهُم بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya [1349]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhu suskan buat kamu anak laki-laki. Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa [1350] yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih [1351]. Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkar an [1352]. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. Dan mereka berkata: "JIKALAU ALLAH YANG MAHA PEMURAH MENGHENDAKI TENTULAH KAMI TIDAK MENYEM BAH MEREKA (MALAIKAT)". MEREKA TIDAK MEMPUNYAI PENGETAHUAN SEDIKITPUN TENTANG ITU, MEREKA TIDAK LAIN HANYALAH MENDUGA-DUGA BELAKA. ( Qs.43:15:20 )

[1349]. Maksudnya orang musyrikin mengatakan bahwa malaikat- malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah padahal malaikat itu sebahagian dari makhluk ciptaan-Nya.

[1350]. Yang dimaksud dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah ialah kelahiran anak perempuan.

[1351]. Maksud ayat ini ialah bilamana dia diberi kabar tentang kelahiran anaknya yang perempuan, mukanya menjadi merah padam karena malu dan dia amat marah, padahal dia sendiri mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan.

[1352]. Ayat ini menggambarkan keadaan wanita Arab waktu Al Quran diturunkan.

Peristiwa turunnya ayat diatas memang tidak merujuk pada pariode waktu. Namun berdasarkan penelitian sejarah dan arkeologi bisa di telusuri peristiwa tersebut meskipun tanpa angka tahun.
Ayat 15 surat AZZUHRUF diatas telah menjelaskan tentang menjadikan sebagian dari hamba hambaNya sebagai bahagian daripadaNya “. Kata ganti “Nya” pada ayat diatas aadalah Tuhan ( Allah ). Artinya tidak lain bahwa para malaikat itu di anggap DEWA dan DEWI atau bagian dari pada Allah ( malaikat sebagai tuhan ). Mereka berargumentasi "JIKALAU ALLAH YANG MAHA PEMURAH MENGHENDAKI TENTULAH KAMI TIDAK MENYEMBAH MEREKA (MALAIKAT)".
Pada catatan kaki yang merupakan tafsir dari para ulama mufasirin berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kalimat “hamba hambaNya” adalah para malaikat’. Malaikat itulah yang dijelmakan menjadi DEWA. Sesuai dengan kemampuan (tugas yang telah ditetapkan Allah) malaikat itu untuk merubah keadaan alam sebagaimana kemampuan itu yang telah diberikan Allah dalam bentuk tugas, Dalam sebuah hadits yang panjang dari Al Hafizh Abu Al Qosim Ath Thobroni dari jaur Ibnu Abbaas ra Nabi saw bersabda “Wahai Jibril, apakah tugasmu “
Jibril menjawaqb . “Mengendalikan angin dan bala tentara”. .
Aku (nabi saw) berkata. “Apakah tugas Mikail”. Jibril menjawab. “Menjaga tanaman dan hujan”. Aku ( nabi saw ) berkata lagi. “Apa tugas maikat maut”. Jibril menjawab. “Mencabut nyawa”. ( Albidayah wa aanihayah jilid 1 halaman 243 ).
Oleh karena itu dapat diketahui adanyadea angin atay dewa bayu, ada dewa lainnya yag mengendali9kan sifat alam lainnya seperti laut dan lain lain.
Maksud orang orang musyrik pada masa itu tentang “ hamba hambaNya sebagai sebagian daripadaNya “ itu adalah para malaikat yang diberi TUGAS oleh Allah pada bagian alam tertentu adalah tuhan juga atau mereka menyebutnya “ sebagai bagian dari padaNya “.
Selanjutnya Allah berfirman : Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
Sudah sangat jelas bahwa pada ayat tersebut Allah telah memvonis manusia sebagai “pengingkar“. Mengapa ?. Karena Allah telah menjelaskan peran “malaikat“ dalam kehidupan manusia dan kedudukannya dihadapan Allah. Peran malaikat bukanlah seperti yang ada dalam akal fikiran orang orang musyrik di ayat tersebut. Yaitu mereka menganggapnya merupakan bagian dari Tuhan. Dalam hal ini mereka mengangkat derajat malaikat sederajat dengan tuhan. Padahal hanya Allah yang berkuasa dan berkehendak untuk menugaskan para malaikatnya.
DAN MEREKA MENJADIKAN MALAIKAT-MALAIKAT ITU ADALAH HAMBA-HAMBA ALLAH YANG MAHA PEMURAH SEBAGAI ORANG-ORANG PEREMPU AN. APAKAH MEREKA MENYAKSIKAN PENCIPTAAN MALAIKA-MALAIKAT ITU? KELAK AKAN DITULISKAN PERSAKSIAN MEREKA DAN MEREKA AKAN DIMINTAI PERTANGGUNG-JAWABAN. ( Qs.43: 18 )
Pada ayat tersebut diatas manusia memberikan DEWAnya itu berkelamin perempuan yang populer disebut DEWI. Sebagaimana kita ketahui cukup banyak dewa dewa yang berkelamin wanita yang disebut DEWI. Tapi Allah bertanya “apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu “ ?. Artinya dari mana sumber yang diperoleh kaum musyrik itu sehingga mereka mengatakan “hamba hamba Allah Yang Maha Pemurah ( malaikat malaikat ) sebagai perempuan perempuan “. Dalam perjalanannya keyakinan itu terus mempengaruhi sejarah manusia sehingga pada kehidupan agama orang mesir kuno dikenal ada beberapa DEWA yang berkelamin perempuan yang disebut dengan DEWI.
Seperti SEKHMET, DEWI SINGA BETINA, NEPTHYIS diidentifikasi dengan     “ IBU RUMAH TANGGA,”

DEWI MAAT adalah DEWI MESIR KUNO dengan konsep kebenaran, keseimbangan, keteraturan, hukum, moralitas dan keadilan. DEWI MAAT juga di anggap sebagai Dewi yang mengatur bintang – bintang, musim, serta tindakan-tindakan baik manusia dan para dewa, yang mengatur alam semesta dari kekacauan.

HATHOR adalah seorang DEWI MESIR KUNO yang dipersonifikasikan prinsip-prinsip feminin cinta, keibuan dan sukacita

Pada bagan lain dari ayat diats, kaum musyrik di era turunnya ayat tersebut beranggapan bahwa kalau perbuatannya itu salah pasti sudah ditegur oleh Allah namun kenyataannya itu tidak terjadi dan mereka berargumentasi.
"Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)".
Karena Allah tidak menegur mereka maka mereka menganggap Allah menyetujui.
Namun Allah membantah argumentasi mereka. “ Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah mendu ga-duga belaka “.
Artinya manusia yang menjadikan malaikat sebagai bagian daripadaNya” atau DEWA ( tuhan ) adalah perbuatan “menduga duga”.  Dalam bahasa sekarang, orang semacam itu di sebut sebagai “kreatifitas dalam berfikir’
Dalam kaitan sejarah manusia bahwa bangsa yang pertama kali mengkonversi malaikat sebagai bagian dari tuhan atau yang disebut dengan DEWA adalah bangsa Mesir Kuno yaitu setelah eranya nabi Idris. Kemudian bekembang pula pada kehidupan bangsa SUMERIA yang hidup di daerah Mesopotamia. Pengkonversian “malaikat’ menjadi DEWA oleh manusia musyrik itu pada ayat diatas, Allah sebut mereka sebagai melakukan “pengingkaran”.
Pada era millennium ke-3 SM bangsa SUMERIA menciptakan GAGASAN-GAGASAN RELIGIUS dan KONSEP-KONSEP SPIRITUAL yang meninggal kan bekas dan masih terpelihara hingga sekarang, terutama melalui agama Yahudi dan Nasrani. Gagasan dan konsep tersebut telah mempengaruhi pembentukan kondisi alam bangsa SUMERIA sehingga muncullah kepercayaan dengan syirik melalui visualisasi DEWA LANGIT yaitu ANI, atau Visualisasi DEWA AIR dan BUMI yaitu ENKI, atau visualisasi DEWA SUMERIA itu sendiri yaitu ENLIL.
Dengan demikian setelah bangsa Mesir kuno yang mempunyai tuhan yang berasal dari malaikat itu ( konversi malaikat menjadi dewa ) maka bangsa SUMERIA juga memiliki tuhan atau dewa dewa,  seperti. DEWA LANGIT (ANI), DEWA AIR dan BUMI ( ENKI ), DEWA ENLIL. Konsep tentang dewa bangsa SUMERIA itupun diduga kuat sama dengan pemahaman awal tentang konsep dewa pada bangsa Mesir.
Karena Mesir dan peradaban Mesopotamia adalah peradaban yang unggul dan kuno pada masanya masing masing maka pengaruhya mampu mewarnai kehidupan rohani bangsa bangsa lain di dunia ini.
Maka gagasan tentang dewa yang semula adalah malaikat itu tumbuh dimana mana. Seperti di India, Yunani, Romawi ( Eropa ), China, Jepang, Mongol dan beberapa negara lainnya.
Pada bagian akhir ayat Qs.43 : 20 Allah brfirman : Mereka tidak mempu nyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka “.
Dalam ayat tersebut Allah menegaskan bahwa assumsi atau anggapan orang  orang musyrik itu tentang hamba hambaNya dalam hal ini adalah                 “ malaikat malaikat “ sebagai “bagian daripadaNya” atau tegasnya DEWA atau DEWI adalah “ hanyalah menduga duga belaka “. Atau kreatifitas pemikiran manusia yang dibisikan syaithon yang bertujuasn untuk menyimpangkan mausia dari jalan Allah yang lurus sebagaimana hadits pada bagian muqodimah diatas.
Demikinlah kajian kita hari ini semoga bermanfaat khususnya untuk diri saya sendiri dan hadirin serta pembaca sekalian. Sesungguhnya yang benar datangnya dari Allah sedangkan yang salah datangnya dari saya yang lemah dan pelupa serta hilaf. Untuk menutup kajian kita marilah kita memuji Allah dan memohon ampun serta selalu kebali kepadaNya dengan membaca do’a kaffarotul majlis.

سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو ب اليك
Maha suci Allah ilah kami dengan segala pujian untukMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.
ولسلم عليكم و رحمة الله و بر كا ته