Jumat, 19 Desember 2014

HANYA SATUI (ESA) SEMBAHAN MANUSIA



HANYA SATU ( ESA ) SEMBAHAN MANUSIA

بسم ا لله ا لر حمن ا لر حيم

ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته

ا ن لحمد  للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة  ا عما لنا من يهد لله  ؤلا يضل ل له و من يضل ل ؤا لا هد يا له    اشهد ان لا اله الا    الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له لا نبيا بعدة   -   اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له
 و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد  ين                                       
Sesungguhnya hanya untuk Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.  Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari qiyamat.

ان الا حسن ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله    و سر الاء و مر و محد تسها و كل محد تس بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا ر 

Sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk yang paling benar adalah petunjuk rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan ( yang bukan dari nabi). Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم

ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن

Wahai orang  orang yang beriman betaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri. (Dalam Keadaan Muslim ) Qs.3:102

و قل الله تعل في ا لقران لكر يم                                              

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم     ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما                     
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. ( Qs.33:70:71).
قال ايض
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَة إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
ِ"Bukankah Aku ini Robmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Rob kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata- kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah)", (Qs.7:172)                                         

كل مولو د يو لد علئ الفطر ة فا نما ابواه يهو دا نه او ينص را نه او يمجسا نه 

“ Setiap bayi itu dilahirkan atas suatu fithroh, tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashroni dan Majusi “

Maa’syarol muslimin rohimakumullahu.

Kadang kadang kita dibingungkan dengan banyaknya ajaran keyakinan tentang istilah istilah Yang Maha ESA dan Yang Maha Pencipta yang begitu banyak dilekatkan pada tuhan tuhan masing masing agama. Padahal bumi hanya satu, matahari satu, bulan satu, langit satu, makhluq yang berfikir (manusia) satu. Kalau yang mengaturnya lebih dari satu, bagaimana ya ?. Tetapi dalam realita mengapa yang disembah manusia begitu banyak.  Ada Trinitas, ( Tuhan Bapak, Tuhan Yesus dan roh kudus ), ada Trimurti ( Wisnu, Syiwa dan Brahmana ), ada Mula Jadi Nabolon, ada Hyang Widi, 
Hyang Kersa, ada Gusti Pangeran dan bermacam macam sesuatu yang disebut tuhan oleh manusia.

Apa yang terjadi kalau sesuatu yang disembah dan Maha Berkuasa dan Maha Pencipta itu benar benar lebih dari satu. Pastilah terjadi kekacauan. Tetapi ternyata di alam semesta tidak demikian dan matahari tidak bertabrakn dengan planet planet. Siang tidak pernah lebih cepat daripada malam atau sebaliknya. Lebih baik kita perhatikan firman Allah berikut ini.

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilah (yang lain) beserta-Nya, kalau ada ilah beserta-Nya, masing-masing ilah itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari ilah ilah itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, ( Qs.23:91 )

Allah swt juga membuat pengandaian terhadap kemungkinan ada ilah lain.

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Sekiranya di langit dan di bumi ada ilah ilah selain Allah, tentulah keduanya ( langit dan bumi ) itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. ( Qs. 21:22 )

Keyakinan manusia tentang Yang Maha Pencipta atau sembahan yang banyak ( polytheisme ) di sebabkan “hawa nafsu” dan akal manusia sendiri yang bodoh dan cenderung pada  persangkaannya semata mata. Karena secara given fithroh manusia sejak masih dalam tulang sulbi Adam telah bersaksi kepada dzat yang Esa. Apa itu “hawa nafsu”. Tidak lain adalah “kepentingan prinadi” atau “interest vested”. Kepentingan itu bentuknya bisa moril atau materil atau kedua duanya.
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَة إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
ِ"Bukankah Aku ini Robmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Rob kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah)", ( Qs 7:172 )

Disamping itu hadits nabi yang berbunyi :

كل مولو د يو لد علئ الفطر ة فا نما ابواه يهو دا نه او ينص را نه او يمجسا نه 
“ Setiap bayi itu dilahirkan atas suatu fithroh, tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashroni dan Majusi”.

Perhatikan hadits diatas bahwa apabila orang tua tidak mengarahkan anaknya dan tidak mendapat hidayah dari Allah swt maka disinyalir manusia akan berpotensi berfaham Yahudi, Nashroni atau Majusi. Kata kata “orang tuanyalah yang menjadikannya…..” bermakna faktor lingkungan yang memberi warna spiritualitas ( termasuk akhlaq ) anak keturunan manusia. Dan lingkungan yang terjkecil di dalam sebuah masyarakat adalah keluarga dalam arti “orang tuanya”.

Pada hadits diatas mengapa nabi tidak meyebutkan “akan menjadi kannya muslim “ atau memeluk Dinul Islam. Karena, manusia secara fithroh (given) sejak masik di tulang sulbi ( tempat sperma ) sudah mengakui atau bersaksi bahwa Allah sebagai pencipta robul a’lamin sebagaimana ayat pada pembukaan diatas (Qs.7:172). Dan Allah adalah robnya dan ilahnya umat manusia seluruhnya tidak ada yang berhak diembah kecuali Allah.

Coba kita lihat sejarah faham ketuhanan atau agama ( din ) manusia. Adam AS sebagai manusia pertama jelas pernah bertemu dengan Allah sehingga Nabi Adam pasti beriman dan mengesakan Allah swt. Meskipun Nabi Adam telah melakukan dosa ketika masih di syurga dengan memakan buah dari pohon yang dilarang Allah swt sehingga diperintah untuk turun ke bumi. Begitu juga dengan beberapa anak anak Adam as yang masih dalam masa bimbingannya, mereka semua bertauhid dan beriman hanya kepada Allah swt.

Barulah pada keturunan Lamak (generasi Adam ke 9), anak cucunya mulai melakukan gejala kemusyrikan dengan membuat gambar orang orang sholeh (nenek moyangnya) untuk di hormati, diagungkan, dikagumi dan pada generasi yang jauh dibawahnya lagi, akhirnya nenek moyang yang tidak mereka kenal itu dibuat dalam bentuk patung lalu mereka sembah.

Pada masa kaum nabi Nuh as, penghormatan dan pengagungan gambar sudah mulai berubah kepada penyembahan kepada patung yang berasal dari gambar gambar orang orang sholeh tersebut.  Sebagaimana diabadikan dalam AlQura’n sebagai berikut:     
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
“Mereka berkata, “Jangan sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan ) ilah ilah kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr,’”(QS. Nuh [71]:23).
[1520]. Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada qabilah-qabilah kaum Nuh

Note :
Ibnu Abbas meriwayatkan tentang penafsiran ayat ini. Dia berkata, “Jarak waktu antara Nabi Nuh dan Nabi Adam adalah sepuluh generasi  ( jika satu gerasi 100 tahun maka seluruhnya menjadi 1.000 tahun namun itu tidak pasti wallahu a’lam )
Perhatikan kata ilah ( tuhan dalam arti sempit ) disebut lebih dari satu kali. Artinya ilah mereka - tuhan dalam arti sempit-  ada banyak.
Layak kita ketahui bahwa jarak masa/waktu antara Adam As sampai ke masa nabi Nuh AS adalah 1000 tahun seperti pada catatan kaki ayat diatas namun tidak pasti bahwa satu generasi adalah satu abad atau 100 tahun..
Sedangkan nabi Nuh berusia 950 tahun. Dalam sejarah dunia saat itu belum dapat ditemukan peradaban manusia yang menyembah suatu sembahan lain selain Allah kecuali yang dilakukan oleh kaum nabi Nuh yang menyembah patung manusia/orang orang sholeh tersebut ( Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr ). Artinya penyimpangan perilaku manusia menyembah selain Allah telah terjadi dimasa itu.
Sementara Nabi Nuh adalah salah satu ulul azmi dan rosul yang memerintahkan kaumnya untuk mengesakan Allah pada jamannya.
Memang tugas nabi dan rosul sejak Nuh sampai nabi terakhir Muhammad saw adalah memang  mengesakan (mentauhidkan) penyembahan  hanya kepada Allah. Perhatikan ayat berikut ini :
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاء وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
Dia ( Allah ) telah mensyari'atkan bagi kamu tentang addin apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah din[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik din yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada din itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (addin)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” ( Qs. 42:13 )

[1340]. Yang dimaksud:  Tegakkan Din di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta bertaqwa ( mentaati segala perintah dan larangan-Nya).
Dengan uraian dan penjelasan ayat diatas semakin jelas bagi kita bahwa tidak ada ajaran penyembahan kepada Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Pencipta serta Yang Maha Maha lainnya yang baik dan sempurna itu selain Islam.
Manusia pertama yang menyembah selain Allah disamping secara tradisional juga masih menyembah Allah (mensekutukan Allah/syirik) dan masih belum jauh dari keturunan Adam yaitu anak ketururan Lamak yang hidup di masa Nabi Nuh AS sebagaimana telah disebutkan diatas.
Ritual penyembahan kepada patung orang orang sholeh oleh keturunan Lamak itu adalah biasnya pengagungan penghormatan yang pertama kali terhadap nenek moyang mereka. Hal ini jelas karena ikatan emosi yang kuat atau dengan kata lain mereka mengikuti ”hawa nafsu” yang di dukung oleh akal mereka yang sudah berkembang dengan kemampuan membuat gambar dan akhirnya mampu membuat patung  ( tehnologi jaman itu ).
Kala itu Nabi Nuh as telah mengajak atau berda’wah kepada kaumnya untuk tidak menyekutukan Allah ( syirik ) sebagaimana ayat berikut ini.
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ إِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada ilah bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). ( Qs.7:59 ).
Karena memang kaumya itu sudah buta mata hatinya maka mereka menanggapinya dengan sombong dan menuduh nabi Nuh sebagai orang sesat.
قَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata". (Qs.7:60)
قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلاَلَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِّن رَّبِّ الْعَالَمِينَ

Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam". ( Qs.7:61 )

Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). ( Qs.7:64 )
فَكَفَى بِاللّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِن كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ
Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami) [688]". ( Qs. 10:29 )
[688]. Maksudnya: orang-orang yang menyembah berhala itu sebenarnya bukanlah menyembah berhala, hanyalah menyembah hawa nafsu mereka sendiri, karena hawa nafsu merekalah yang menyuruh menyembah berhala. 
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( Qs.45:23 ).
[1384]. Maksudnya Allah membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
Jelas sudah bahwa bertambahnya jumlah ajaran ajaran yang menyembah selain Allah bukanlah berasal dari sesuatu Yang Maha Pencipta ( Kholiq ), Yang maha Kuasa ( Al Qodir ) yang dalam arti sempit disebut Tuhan. Tetapi berasal dari manusia sendiri yang dia ciptakan karena hawa nafsu dan akalnya. Karena ajaran yang benar datangnya hanya dari Allah swt.
الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu” ( Qs.18:29 )
KEMUSYRIKAN DAN KEMAKSIYATAN DARI GENERASI KE GENERASI
Sebelumnya sudah dikemukakan bahwa gejala kemusyrikan pertama kali terjadi pada era keturunan Nabi Adam as yang ke sembilan yaitu keturunan Lamak yang hidup sampai pada era kaumnya nabi Nuh as dalam bentuk penyembahan kepada gambar nenek moyang mereka.
Kemusyrikan itu berkembang terus sampai masa kenabian Nabi Nuh as dalam bentuk penyembahan kepada patung patung nenek moyang mereka yang pada masa sebelumnya masih berbentuk gambar.
وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr[1520]."( Qs.71:23 )
[1520]. Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada qabilah-qabilah kaum Nuh.
Itulah kemusyrikan awal yang dilakukan kaum Nuh dengan menyembah nenek moyang mereka yang telah di wujudkan dalam bentuk patung. Oleh karen itu di masa Muhammad rosulullah saw pengagungan kepada nenek moyang sangat dilarang dan dihapuskan dengan menanamkan aqidah yang lurus. Meskipun di belahan bumi lain masih saja asyik masyuk manusia menyembah dan mengagungkan leluhur atau nenek moyang mereka.
Setelah air bah berupa banjir besar yang menenggelamkan hampir seluruh permukaan bumi, tinggallah Nabi Nuh dengan anak dan menantunya yang beriman melanjutkan kehidupan manusia di bumi.
Telah di kemukakan di atas bahwa hawa nafsu dan akal manusia senantiasa membimbing instincnya kepada kesesatan berupa ikatan emosi yang kuat dan rasa agung terhadap nenek moyangnya.
KEMUSYRIKAN ERA NABI HUD AS
Kemusyrikan dan kemaksiyatan manusia terjadi lagi pada era Nabi Hud as sebagaimana dikisahkan dalam AlQura’n sebagai berikut.
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Robmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.  ( Qs.7:69 )
Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disem bah oleh bapak-bapak kami?.
Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." ( Qs.7:70 )
Kembali lagi dalam massa Nabi Hud ini manusia menyembah berhala sebagai bentuk penghormatan kepada kepercayaan nenek moyang dan menolak untuk menyembah Allah. Bahkan menantang didatangkan azab untuk menguji kebenaran ajaran Nabi Nuh as.
Ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu." Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu?
Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yamg menunggu bersama kamu." ( Qs.7:71 )
Maka kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman. ( Qs.7:72 )
KEMUSYRIKA ERA NABI SHOLIEH AS
Kemusyrikan tidak berhenti di era nabi Hud as melainkan muncul lagi di era nabi Sholeh sebagaimabna bunyi ayat ayat berikut ini.
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ هَـذِهِ نَاقَةُ اللّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللّهِ وَلاَ تَمَسُّوهَا بِسُوَءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih." ( Qs.7:73 )
وَاذْكُرُواْ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاء مِن بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُواْ آلاء اللّهِ وَلاَ تَعْثَوْا فِي الأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.      ( Qs.7:74 )
قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُواْ إِنَّا بِالَّذِيَ آمَنتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (Qs.7:76)
يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِن كُنتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
"Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." ( Qs.7:77 )
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُواْ فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.  ( Qs. 7:78 )
Masa berganti, manusia datang dan pergi namun kemusyrikan dan kemaksiyatan masih saja tumbuh subur hingga era nabi Irohim as yang ditetapkan Allah sebagai pemimpin bangsa bangsa di bumi dan sebagai pejuang monoteisme ( tauhid ). Fenomena itu juga terjadi terus menerus berkesinambungan pada sejarah manusia hari ini dan di masa depan dan akan terus tumbuh dan berkembang selama syaithon masih berkuasa pada diri manusia. Memang demikianlah sunntullah yang telah ditetapkan Allah sbagai ujian hidup manusia selama di dunia ini.

Maa’syarol muslimin rohimakumullah,
Ada sebuah kepastian. Bahwa bagi mereka yang tidak teguh pendiriannya pada rukun iman, khususnya iman kepada rosul dan kitab yang diturunkan kepadanya serta sunnahnya maka sulit untuk memahami uraian uraian ini karena tidak adanya hidayah pada diri orang tesebut. Karena Nabi saw bersabda:
”Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya maka Allah mudahkan baginya pemahaman kepada agama Islam”.
Jadi terlihat pada hadits nabi saw tersebut diatas bahwa pemahaman kepada agama Islam ( secara lengkap dan benar/lurus ) adalah suatu suatu ”kebaikan” yang dimiliki manusia.
Kondisi tersebut adalah sudah jelas berupa hidayah yang hanya di karuniakan Allah kepada hamba hamba yang tertentu saja. Allah berfirman.
فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk (hidayah), niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk Addin ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.          ( Qs.6:125 ).

[503]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkaran nya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, kare na mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadi kan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

Sehubungan dengan ayat di atas nabi saw menjelaskan melalui hadits berikut ini.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa rosulullah saw bersabda.

 فمن يرد الله ان يهديه يشره صد ره للاسلا م " قا لوا يا رسو لالله و كيف يشره صد ر ه : قال: يدحل فيه النور فينفسه" قالوا: وهل لذ لك علا مة يا رسولالله " قال: التجا فى عن دار الغرور و الاء نا بة الى د رالخلود والاستعداد للموت قبل ان ينزل الموت

“ Barang siapa yang dikehendaki Allah  untuk diberinya petunjuk (hidayah) maka Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam.”
Para sahabat bertanya : “ Wahai rosulullah bagaimana Allah melapangkan dadanya?
Beliau saw menjawab: “ Cahaya masuk kedalam dadanya sehingga dia merasa lapang ”.
Sahabat bertanya lagi : “ Apakah hal itu ada tandanya “?
Beliau saw bersabda : “ Tandanya ialah menghindari negeri tipuan (dunia), kembali ke negeri keabadian ( akhirat ) dan mempersiapkan diri untuk meghindari kematian sebelum kematian itu datang “
Maa’syarol muslimin rohimakumullah,
Ada lagi unsur rukun Iman yang apabila tidak di teguhkan dalam hati akan berpotensi beresiko dalam setiap perbuatan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Unsur rukun iman tersebut adalah “beriman pada hari akhirat”.
Keteguhan iman kita pada “hari akhirat” sesungguhnya akan dapat mengendalikan hati dan perbuatan kita di dunia ini. Karena keimanan pada hari akhirat menimbulkan rasa takut pada balasan Allah yang sangat mengerikan di akhirat kelak bahkan juga kengerian pada siksa kubur. Singkatnya “iman kepada hari akhirat” yang diperintahkan dalam agama yang benar ini harus diwujudkan dalam bentuk perkataan dan perbuatan manusia selama hidup di dunia. Perkembangan dan kemajuan kebudayaan atau hasil budi daya manusia telah menghasilkan sarana dan prasarana kehidupan di berbagai aspek. Secara historis perkembangan akal budi manusia dalam berbagai bentuk ( iptek dan hasil hasilnya ) akan selalu datang untuk menandingi agama yang telah di turunkan Allah sejak manusia pertama Adam as. Sikap menandingi Allah ( andada ) akan terrefleksi dalam bentuk perbuatan dan hubungan transenden nya kepa dzat Yang Maha Kuaa dan Maha Pencipta yang berhak untuk di senmbah maupun sikap dalam hubungannya kepada sesama manusia.
Fenomena yang terjadi pada beberapa kaum sejak Nuh As, Hud, Sholih AS, Ibrohim as dan terus pada era kaum nabi Syu’aib AS adalah sebuah contoh tentang perubahan perilaku manusia terhadap Allah dan kepada sesama manusia. Allah berfirman.
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ فَأَوْفُواْ الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلاَ تَبْخَسُواْ النَّاسَ أَشْيَاءهُمْ وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan[552] saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Robb memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." ( Qs.7:85 )
[552]. Mad-yan adalah nama putera Nabi Ibrahim a.s. kemudian menjadi nama kabilah yang terdiri dari anak cucu Madyan itu. Kabilah ini diam di suatu tempat yang juga dinamai Madyan yang terletak di pantai Laut Merah di tenggara Gunung Sinai.
Pada ayat diatas tercatat kasus pencatutan transaki barang dengan menggunakan ”timbangan dan takaran”.
Namun dari sekian banyak generasi di masa lalu itu belum ada yang mengatakan bahwa semua ajaran tentang penyembahan kepada yang maha kuasa itu sama semua benarnya. Barulah di jaman akhir ini kita mengenal perkataan manusia yang mengatakan semua ajaran tentang Yang Maha Esa ( agama ) itu sama, baik yang menyembah berhala, dua atau tiga tuhan maupun yang satu tuhan ( esa ) sama baiknya. Kemudian faham itu dikenal dengan sinkretisme atau pluralisme. Demikianlah telah terjadi penyeragaman keyakinan tentang kebaikan dan kebenaran agama sebagai akibat kerukunan yang berdampak pada pembauran sesama umat beragama dan berakibat pada tercampurnya aqidah. Mereka saling melakukan barter dalam periba datan. Kepercayaan yang satu mengkombinasikan peribadatannya begi tu juga dengan kepercayaan yang lain secara berkebalikan ( reciprocal ). Gejala seperti ini telah disinyalir Allah dan telah pula melarangnya dalam firmanNya berikut ini.
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu [43], sedang kamu mengetahui. ( Qs.2:42 )

[43]. Di antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Allah akan mengutus  
       seorang Nabi dari keturunan Ismail yang akan membangun umat yang
       besar di belakang hari, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.

Dengan perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia yang sema kin kompleks namun secara syariat Dinul Islam manusia hanya dapat di kelompokan secara garis besar kepada dua golongan saja. Yaitu “manusia beriman“ ( mu’min ) dan “manusia yang tidak beriman” atau kafir dan musyrik.
Manusia beriman adalah mereka yang berserah diri kepada Allah           ( muslim ). Sedangkan manusia yang tidak beriman ( kafir dan musyrik ) adalah mereka yang tidak berserah diri kepada Allah atau non muslim.

Dengan demikian  adalah tidak benar perkataan atau pendapat yang diyakini dengan sepenuh hati bahwa “semua agama benar”. Karena hanya ada satu agama yang benar yaitu ISLAM. Allah berfirman.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.                ( Qs.3:19 )

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. ( Qs.3:85 ).




Ya maa’syarol muslimin rohima kumullah,

Demikian kajian singkat tentang ” HANYA SATU AGAMA YANG BENAR (ATURAN HIDUP) YANG DITURUNKAN ALLAH DI BUMI INI ” . Semoga bermanfaat dan jadi pelajaran bagi saya khususnya dan bagi hadirin dan hadirot semuanya. Marilah kita tutup kajian ini dengan menyucikan, memuji Allah serta meminta ampun kepadaNya.

سبحنك اللهم و بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت
وشتغفروك واتوبا اليك

Mahasuci Engkau Wahai ilah kami dan Maha terpuji Engkau, aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Engkau dan aku memohon ampun kepadaMu dan aku hanya kembali kepadaMu.

و لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar