HANYA SATU (
ESA ) SEMBAHAN MANUSIA
بسم ا لله ا لر حمن ا لر
حيم
ا لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
ا ن لحمد للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با
اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة ا
عما لنا من يهد لله ؤلا يضل ل له و من يضل
ل ؤا لا هد يا له اشهد ان لا اله
الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له
لا نبيا بعدة - اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له
و اصح به و تبعه با احسنئ الئ
يو مد ين
Sesungguhnya hanya untuk Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami
meminta hanya kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung
kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang
siapa yang diberi petunjuk kepadanya tidak ada yang dapat menyesatkan dan
barang siapa yang disesatkan tidak ada yang memberi petunjuk. Aku bersyaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku bersyaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.
Yang tidak ada nabi sesudahnya. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga hari
qiyamat.
ان الا حسن ا لهد ث كتا ب ا لله و
حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله و سر
الاء و مر و محد تسها و كل محد تس بد عه و كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا
ر
Sesungguhnya sebaik baik
perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk yang paling benar adalah
petunjuk rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam peribadahan
( yang bukan dari nabi). Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap
bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته
و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
Wahai orang orang yang beriman betaqwalah kamu kepada
Allah dengan sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
berserah diri. (Dalam Keadaan Muslim ) Qs.3:102
و قل الله تعل في ا لقران لكر
يم
يا أيها الذين
آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد
فاز فوزا عظيما
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar. ( Qs.33:70:71).
قال ايض
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ
بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَة إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
ِ"Bukankah
Aku ini Robmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Rob kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengata- kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Allah)", (Qs.7:172)
كل مولو د يو لد علئ الفطر ة فا نما
ابواه يهو دا نه او ينص را نه او يمجسا نه
“ Setiap bayi itu dilahirkan atas suatu fithroh,
tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashroni dan Majusi “
Maa’syarol
muslimin rohimakumullahu.
Kadang
kadang kita dibingungkan dengan banyaknya ajaran keyakinan tentang istilah istilah
Yang Maha ESA dan Yang Maha Pencipta yang begitu banyak
dilekatkan pada tuhan tuhan masing masing agama. Padahal bumi
hanya satu, matahari satu, bulan satu, langit satu, makhluq yang berfikir
(manusia) satu. Kalau yang mengaturnya lebih dari satu, bagaimana ya ?. Tetapi
dalam realita mengapa yang disembah manusia begitu banyak. Ada Trinitas, ( Tuhan Bapak, Tuhan Yesus
dan roh kudus ), ada Trimurti ( Wisnu, Syiwa dan Brahmana ), ada Mula Jadi Nabolon,
ada Hyang Widi,
Hyang Kersa, ada Gusti Pangeran dan bermacam macam
sesuatu yang disebut tuhan oleh manusia.
Apa yang
terjadi kalau sesuatu yang disembah dan Maha Berkuasa dan Maha Pencipta itu
benar benar lebih dari satu. Pastilah terjadi kekacauan.
Tetapi ternyata di alam semesta tidak demikian dan matahari tidak bertabrakn
dengan planet planet. Siang tidak pernah lebih cepat daripada malam atau
sebaliknya. Lebih baik kita perhatikan firman Allah berikut ini.
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ
مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا
بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilah
(yang lain) beserta-Nya, kalau ada ilah beserta-Nya, masing-masing ilah itu
akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari ilah ilah itu akan
mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka
sifatkan itu, (
Qs.23:91 )
Allah
swt juga membuat pengandaian terhadap kemungkinan ada ilah lain.
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ
لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Sekiranya di langit dan di bumi ada ilah ilah selain
Allah, tentulah keduanya ( langit dan bumi ) itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang
mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. ( Qs. 21:22 )
Keyakinan
manusia tentang Yang Maha Pencipta atau sembahan yang banyak ( polytheisme ) di
sebabkan “hawa nafsu” dan akal manusia sendiri yang bodoh dan cenderung
pada persangkaannya semata mata.
Karena secara given fithroh manusia sejak masih dalam tulang
sulbi Adam telah bersaksi kepada dzat yang Esa. Apa itu “hawa nafsu”.
Tidak lain adalah “kepentingan prinadi” atau “interest vested”.
Kepentingan itu bentuknya bisa moril atau materil atau kedua duanya.
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ
بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَة إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا
غَافِلِينَ
ِ"Bukankah
Aku ini Robmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Rob kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Allah)", ( Qs 7:172 )
Disamping itu hadits nabi yang berbunyi :
كل مولو د يو لد علئ الفطر ة فا نما
ابواه يهو دا نه او ينص را نه او يمجسا نه
“
Setiap bayi itu dilahirkan atas suatu fithroh, tetapi kedua orang tuanyalah
yang menjadikan ia Yahudi, Nashroni dan Majusi”.
Perhatikan
hadits diatas bahwa apabila orang tua tidak mengarahkan anaknya dan tidak
mendapat hidayah dari Allah swt maka disinyalir manusia akan berpotensi
berfaham Yahudi, Nashroni atau Majusi. Kata kata “orang tuanyalah yang
menjadikannya…..” bermakna faktor lingkungan yang memberi warna
spiritualitas ( termasuk akhlaq ) anak keturunan manusia.
Dan lingkungan yang terjkecil di dalam sebuah masyarakat adalah keluarga dalam
arti “orang tuanya”.
Pada
hadits diatas mengapa nabi tidak meyebutkan “akan menjadi kannya muslim “
atau memeluk Dinul Islam. Karena, manusia secara fithroh
(given) sejak masik di tulang sulbi ( tempat sperma )
sudah mengakui atau bersaksi bahwa Allah sebagai pencipta robul a’lamin
sebagaimana ayat pada pembukaan diatas (Qs.7:172). Dan Allah adalah robnya dan ilahnya
umat manusia seluruhnya tidak ada yang berhak diembah kecuali Allah.
Coba kita
lihat sejarah faham ketuhanan atau agama ( din ) manusia. Adam AS sebagai
manusia pertama jelas pernah bertemu dengan Allah sehingga Nabi Adam pasti
beriman dan mengesakan Allah swt. Meskipun Nabi Adam telah melakukan dosa
ketika masih di syurga dengan memakan buah dari pohon yang dilarang Allah swt sehingga
diperintah untuk turun ke bumi. Begitu juga dengan beberapa anak anak Adam as
yang masih dalam masa bimbingannya, mereka semua bertauhid dan beriman hanya
kepada Allah swt.
Barulah
pada keturunan Lamak (generasi Adam ke 9), anak
cucunya mulai melakukan gejala kemusyrikan dengan membuat gambar orang orang
sholeh (nenek moyangnya) untuk di hormati, diagungkan, dikagumi
dan pada generasi yang jauh dibawahnya lagi, akhirnya nenek moyang yang tidak
mereka kenal itu dibuat dalam bentuk patung lalu mereka sembah.
Pada masa kaum
nabi Nuh as, penghormatan dan pengagungan gambar sudah mulai berubah kepada penyembahan
kepada patung yang berasal dari gambar gambar orang orang sholeh tersebut. Sebagaimana diabadikan dalam AlQura’n sebagai berikut:
وَقَالُوا لَا
تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ
وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
“Mereka berkata, “Jangan sekali-kali kalian
meninggalkan (penyembahan ) ilah ilah kalian dan jangan pula sekali-kali
kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa, Yaghuts, Ya’uq,
dan Nasr,’”(QS. Nuh [71]:23).
[1520].
Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar
pada qabilah-qabilah kaum Nuh
Note :
Ibnu Abbas meriwayatkan
tentang penafsiran ayat ini. Dia berkata, “Jarak waktu antara Nabi Nuh
dan Nabi Adam adalah sepuluh generasi (
jika satu gerasi 100 tahun maka seluruhnya menjadi 1.000 tahun namun itu tidak
pasti wallahu a’lam )
Perhatikan kata ilah ( tuhan dalam arti sempit )
disebut lebih dari satu kali. Artinya ilah mereka - tuhan dalam arti
sempit- ada banyak.
Layak kita ketahui bahwa jarak masa/waktu antara Adam As sampai
ke masa nabi Nuh AS adalah 1000 tahun seperti pada catatan kaki ayat diatas
namun tidak pasti bahwa satu generasi adalah satu abad atau 100 tahun..
Sedangkan nabi Nuh berusia 950 tahun. Dalam sejarah dunia
saat itu belum dapat ditemukan peradaban manusia yang menyembah suatu sembahan
lain selain Allah kecuali yang dilakukan oleh kaum nabi Nuh yang menyembah
patung manusia/orang orang sholeh tersebut ( Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’uq
dan Nasr ). Artinya penyimpangan perilaku manusia menyembah selain
Allah telah terjadi dimasa itu.
Sementara Nabi Nuh adalah salah satu ulul azmi
dan rosul yang memerintahkan kaumnya untuk mengesakan Allah
pada jamannya.
Memang tugas nabi dan rosul sejak Nuh
sampai nabi terakhir Muhammad saw adalah memang
mengesakan (mentauhidkan) penyembahan hanya kepada Allah. Perhatikan ayat berikut
ini :
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ
نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ
وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ
عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن
يَشَاء وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
” Dia ( Allah ) telah mensyari'atkan bagi kamu tentang addin
apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa yaitu: Tegakkanlah din[1340] dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat
bagi orang-orang musyrik din yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada din itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (addin)-Nya orang
yang kembali (kepada-Nya).” ( Qs.
42:13 )
[1340].
Yang dimaksud: Tegakkan Din di sini
ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta bertaqwa ( mentaati segala perintah dan
larangan-Nya).
Dengan uraian dan penjelasan
ayat diatas semakin jelas bagi kita bahwa tidak ada ajaran penyembahan
kepada Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Maha Pencipta serta Yang
Maha Maha lainnya yang baik dan sempurna itu selain Islam.
Manusia pertama yang
menyembah selain Allah disamping secara tradisional juga
masih menyembah Allah (mensekutukan Allah/syirik) dan masih belum jauh
dari keturunan Adam yaitu anak ketururan Lamak yang
hidup di masa Nabi Nuh AS sebagaimana telah disebutkan diatas.
Ritual penyembahan kepada
patung orang orang sholeh oleh keturunan Lamak itu adalah biasnya
pengagungan penghormatan yang pertama kali terhadap nenek moyang
mereka. Hal ini jelas karena ikatan emosi yang kuat
atau dengan kata lain mereka mengikuti ”hawa nafsu” yang di dukung
oleh akal mereka yang sudah berkembang dengan kemampuan membuat
gambar dan akhirnya mampu membuat patung ( tehnologi jaman itu ).
Kala itu Nabi Nuh as telah
mengajak atau berda’wah kepada kaumnya untuk tidak menyekutukan Allah ( syirik
) sebagaimana ayat berikut ini.
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا
قَوْمِ اعْبُدُواْ اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ إِنِّيَ أَخَافُ
عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali
tak ada ilah bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak
menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). ( Qs.7:59 ).
Karena memang kaumya itu
sudah buta mata hatinya maka mereka menanggapinya dengan sombong
dan menuduh nabi Nuh sebagai orang sesat.
قَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي
ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
Pemuka-pemuka
dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam
kesesatan yang nyata". (Qs.7:60)
قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي
ضَلاَلَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِّن رَّبِّ
الْعَالَمِينَ
Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada
padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta
alam". ( Qs.7:61 )
Maka
mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum
yang buta (mata hatinya).
( Qs.7:64 )
فَكَفَى بِاللّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمْ إِن كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ
Dan cukuplah Allah menjadi saksi
antara kami dengan kamu, bahwa kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu
(kepada kami) [688]". ( Qs. 10:29 )
[688].
Maksudnya: orang-orang yang menyembah berhala itu sebenarnya bukanlah menyembah
berhala, hanyalah menyembah hawa nafsu mereka sendiri, karena hawa nafsu
merekalah yang menyuruh menyembah berhala.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن
بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya
dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya[1384]
dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( Qs.45:23
).
[1384].
Maksudnya Allah membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa
dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
Jelas
sudah bahwa bertambahnya jumlah ajaran ajaran yang menyembah selain Allah
bukanlah berasal dari sesuatu Yang Maha Pencipta ( Kholiq ), Yang maha Kuasa (
Al Qodir ) yang dalam arti sempit disebut Tuhan. Tetapi berasal dari manusia
sendiri yang dia ciptakan karena hawa nafsu dan akalnya. Karena
ajaran yang benar datangnya hanya dari Allah swt.
الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ
"Kebenaran
itu datangnya dari Tuhanmu” ( Qs.18:29 )
KEMUSYRIKAN DAN KEMAKSIYATAN DARI GENERASI KE GENERASI
Sebelumnya sudah dikemukakan bahwa gejala kemusyrikan
pertama kali terjadi pada era keturunan Nabi Adam as yang ke sembilan yaitu keturunan
Lamak yang hidup sampai pada era kaumnya nabi Nuh as dalam bentuk
penyembahan kepada gambar nenek moyang mereka.
Kemusyrikan itu berkembang terus sampai masa kenabian Nabi Nuh as
dalam bentuk penyembahan kepada patung patung nenek moyang mereka yang
pada masa sebelumnya masih berbentuk gambar.
وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ
وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Dan mereka berkata: "Jangan
sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula
sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa',
yaghuts, ya'uq dan nasr[1520]."(
Qs.71:23 )
[1520]. Wadd,
Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada
qabilah-qabilah kaum Nuh.
Itulah kemusyrikan awal yang dilakukan kaum Nuh dengan
menyembah nenek moyang mereka yang telah di wujudkan dalam bentuk patung. Oleh
karen itu di masa Muhammad rosulullah saw pengagungan kepada nenek moyang
sangat dilarang dan dihapuskan dengan menanamkan aqidah yang lurus.
Meskipun di belahan bumi lain masih saja asyik masyuk manusia menyembah dan
mengagungkan leluhur atau nenek moyang mereka.
Setelah air bah berupa banjir besar yang
menenggelamkan hampir seluruh permukaan bumi, tinggallah Nabi Nuh dengan anak
dan menantunya yang beriman melanjutkan kehidupan manusia di bumi.
Telah di kemukakan di atas bahwa hawa nafsu
dan akal manusia senantiasa membimbing instincnya kepada kesesatan
berupa ikatan emosi yang kuat dan rasa agung terhadap nenek moyangnya.
KEMUSYRIKAN ERA NABI HUD AS
Kemusyrikan dan kemaksiyatan manusia terjadi lagi
pada era Nabi Hud as sebagaimana dikisahkan dalam AlQura’n sebagai berikut.
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang
kepadamu peringatan dari Robmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu
untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu
Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah
lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu
(daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. ( Qs.7:69 )
Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada
kami,
agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disem bah
oleh bapak-bapak kami?.
Maka datangkanlah azab yang kamu
ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." ( Qs.7:70 )
Kembali
lagi dalam massa
Nabi Hud ini manusia menyembah berhala sebagai bentuk penghormatan kepada
kepercayaan nenek moyang dan menolak untuk menyembah Allah. Bahkan
menantang didatangkan azab untuk menguji kebenaran ajaran Nabi Nuh as.
Ia
berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari
Tuhanmu." Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang
nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal
Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu?
Maka
tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yamg menunggu
bersama kamu."
( Qs.7:71 )
Maka
kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang
besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami,
dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman. ( Qs.7:72 )
KEMUSYRIKA
ERA NABI SHOLIEH AS
Kemusyrikan
tidak berhenti di era nabi Hud as melainkan muncul lagi di era nabi Sholeh
sebagaimabna bunyi ayat ayat berikut ini.
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ
اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءتْكُم بَيِّنَةٌ
مِّن رَّبِّكُمْ هَـذِهِ نَاقَةُ اللّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي
أَرْضِ اللّهِ وَلاَ تَمَسُّوهَا بِسُوَءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud
saudara mereka Shaleh. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi
tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu
mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa
siksaan yang pedih." (
Qs.7:73 )
وَاذْكُرُواْ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاء مِن بَعْدِ عَادٍ
وَبَوَّأَكُمْ فِي الأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ
الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُواْ آلاء اللّهِ وَلاَ تَعْثَوْا فِي الأَرْضِ
مُفْسِدِينَ
Dan
ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya
untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (
Qs.7:74 )
قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُواْ إِنَّا بِالَّذِيَ
آمَنتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
Orang-orang
yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang
tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (Qs.7:76)
يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِن كُنتَ مِنَ
الْمُرْسَلِينَ
"Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu
kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." (
Qs.7:77 )
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُواْ فِي دَارِهِمْ
جَاثِمِينَ
Karena itu
mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di
tempat tinggal mereka. ( Qs. 7:78 )
Masa berganti, manusia datang
dan pergi namun kemusyrikan dan kemaksiyatan masih saja tumbuh subur hingga era
nabi Irohim as yang ditetapkan Allah sebagai pemimpin bangsa bangsa di bumi dan
sebagai pejuang monoteisme ( tauhid ). Fenomena itu juga terjadi terus menerus
berkesinambungan pada sejarah manusia hari ini dan di masa depan dan akan terus
tumbuh dan berkembang selama syaithon masih berkuasa pada diri manusia. Memang
demikianlah sunntullah yang telah ditetapkan Allah sbagai ujian hidup manusia
selama di dunia ini.
Maa’syarol
muslimin rohimakumullah,
Ada sebuah kepastian. Bahwa
bagi mereka yang tidak teguh pendiriannya pada rukun iman,
khususnya iman kepada rosul dan kitab yang diturunkan kepadanya serta sunnahnya
maka sulit untuk memahami uraian uraian ini karena tidak adanya hidayah pada
diri orang tesebut. Karena Nabi saw bersabda:
”Barangsiapa
yang Allah inginkan kebaikan padanya maka Allah mudahkan baginya pemahaman
kepada agama Islam”.
Jadi terlihat pada hadits
nabi saw tersebut diatas bahwa pemahaman kepada agama Islam (
secara lengkap dan benar/lurus ) adalah suatu suatu ”kebaikan”
yang dimiliki manusia.
Kondisi tersebut adalah sudah
jelas berupa hidayah yang hanya di karuniakan Allah kepada hamba hamba yang
tertentu saja. Allah berfirman.
فَمَن
يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن
يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء
كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk (hidayah), niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
Addin ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [503],
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang
mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman. ( Qs.6:125 ).
[503].
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkaran nya dan
tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, kare na mereka itu
ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadi kan nyamuk sebagai
perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
Sehubungan dengan ayat di atas
nabi saw menjelaskan melalui hadits berikut ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa
rosulullah saw bersabda.
فمن يرد الله ان يهديه
يشره صد ره للاسلا م " قا لوا يا رسو لالله و كيف يشره صد ر ه : قال: يدحل
فيه النور فينفسه" قالوا: وهل لذ لك علا مة يا رسولالله " قال: التجا فى
عن دار الغرور و الاء نا بة الى د رالخلود والاستعداد للموت قبل ان ينزل الموت
“ Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk diberinya petunjuk (hidayah) maka Dia akan
melapangkan dadanya untuk menerima Islam.”
Para
sahabat bertanya :
“ Wahai rosulullah bagaimana Allah melapangkan dadanya?
Beliau
saw menjawab: “
Cahaya masuk kedalam dadanya sehingga dia merasa lapang ”.
Sahabat
bertanya lagi : “ Apakah hal itu ada tandanya “?
Beliau
saw bersabda : “ Tandanya ialah menghindari negeri tipuan (dunia), kembali
ke negeri keabadian ( akhirat ) dan mempersiapkan diri untuk
meghindari kematian sebelum kematian itu datang “
Maa’syarol
muslimin rohimakumullah,
Ada
lagi unsur rukun Iman yang apabila tidak di teguhkan dalam hati akan berpotensi
beresiko dalam setiap perbuatan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Unsur
rukun iman tersebut adalah “beriman pada hari akhirat”.
Keteguhan
iman kita pada “hari akhirat” sesungguhnya akan dapat mengendalikan
hati dan perbuatan kita di dunia ini. Karena keimanan pada hari akhirat
menimbulkan rasa takut pada balasan Allah yang sangat mengerikan di akhirat
kelak bahkan juga kengerian pada siksa kubur. Singkatnya “iman kepada
hari akhirat” yang diperintahkan dalam agama yang benar ini harus diwujudkan
dalam bentuk perkataan dan perbuatan manusia selama hidup di dunia.
Perkembangan dan kemajuan kebudayaan atau hasil budi daya manusia telah
menghasilkan sarana dan prasarana kehidupan di berbagai aspek. Secara
historis perkembangan akal budi manusia dalam berbagai bentuk ( iptek dan hasil
hasilnya ) akan selalu datang untuk menandingi agama yang telah di turunkan
Allah sejak manusia pertama Adam as. Sikap menandingi Allah ( andada )
akan terrefleksi dalam bentuk perbuatan dan hubungan transenden nya kepa dzat
Yang Maha Kuaa dan Maha Pencipta yang berhak untuk di senmbah maupun sikap
dalam hubungannya kepada sesama manusia.
Fenomena
yang terjadi pada beberapa kaum sejak Nuh As, Hud, Sholih AS, Ibrohim as dan terus
pada era kaum nabi Syu’aib AS adalah sebuah contoh tentang perubahan perilaku
manusia terhadap Allah dan kepada sesama manusia. Allah berfirman.
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ
اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءتْكُم بَيِّنَةٌ
مِّن رَّبِّكُمْ فَأَوْفُواْ الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلاَ تَبْخَسُواْ النَّاسَ
أَشْيَاءهُمْ وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ
لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan (Kami
telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan[552] saudara mereka, Syu'aib.
Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya
telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah
takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran
dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Robb
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu
orang-orang yang beriman." (
Qs.7:85 )
[552]. Mad-yan adalah nama putera Nabi Ibrahim a.s. kemudian menjadi nama
kabilah yang terdiri dari anak cucu Madyan itu. Kabilah ini diam di suatu
tempat yang juga dinamai Madyan yang terletak di pantai Laut Merah di tenggara
Gunung Sinai.
Pada ayat diatas tercatat
kasus pencatutan transaki barang dengan menggunakan ”timbangan
dan takaran”.
Namun dari sekian banyak generasi
di masa lalu itu belum ada yang mengatakan bahwa semua ajaran tentang
penyembahan kepada yang maha kuasa itu sama semua benarnya. Barulah di jaman
akhir ini kita mengenal perkataan manusia yang mengatakan semua ajaran tentang
Yang Maha Esa ( agama ) itu sama, baik yang menyembah berhala, dua atau tiga
tuhan maupun yang satu tuhan ( esa ) sama baiknya. Kemudian faham itu dikenal
dengan sinkretisme atau pluralisme. Demikianlah
telah terjadi penyeragaman keyakinan tentang kebaikan dan kebenaran agama sebagai
akibat kerukunan yang berdampak pada pembauran sesama umat beragama dan
berakibat pada tercampurnya aqidah. Mereka saling melakukan barter
dalam periba datan. Kepercayaan yang satu mengkombinasikan peribadatannya begi tu
juga dengan kepercayaan yang lain secara berkebalikan ( reciprocal ). Gejala
seperti ini telah disinyalir Allah dan telah pula melarangnya dalam firmanNya
berikut ini.
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ
بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan
yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu [43],
sedang kamu mengetahui. (
Qs.2:42 )
[43]. Di antara yang mereka
sembunyikan itu ialah: Allah akan mengutus
seorang Nabi dari keturunan
Ismail yang akan membangun umat yang
besar di belakang hari, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.
Dengan perkembangan berbagai
aspek kehidupan manusia yang sema kin kompleks namun secara syariat Dinul
Islam manusia hanya dapat di kelompokan secara garis besar kepada dua
golongan saja. Yaitu “manusia beriman“ ( mu’min ) dan
“manusia yang tidak beriman” atau kafir dan musyrik.
Manusia beriman adalah mereka
yang berserah diri kepada Allah ( muslim ). Sedangkan manusia
yang tidak beriman ( kafir dan musyrik ) adalah mereka yang tidak
berserah diri kepada Allah atau non muslim.
Dengan
demikian adalah tidak benar perkataan
atau pendapat yang diyakini dengan sepenuh hati bahwa “semua agama
benar”. Karena hanya ada satu agama yang benar yaitu ISLAM. Allah
berfirman.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ
الإِسْلاَمُ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. ( Qs.3:19 )
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ
دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. ( Qs.3:85 ).
Ya maa’syarol muslimin rohima kumullah,
Demikian kajian singkat
tentang ” HANYA SATU AGAMA YANG BENAR (ATURAN HIDUP) YANG DITURUNKAN
ALLAH DI BUMI INI ” . Semoga bermanfaat dan jadi pelajaran bagi saya
khususnya dan bagi hadirin dan hadirot semuanya. Marilah kita tutup kajian ini
dengan menyucikan, memuji Allah serta meminta ampun kepadaNya.
سبحنك اللهم و بحمد ك اشهد
ان لا اله الا انت
وشتغفروك واتوبا اليك
Mahasuci Engkau Wahai ilah kami
dan Maha terpuji Engkau, aku bersyaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di
sembah kecuali Engkau dan aku memohon ampun kepadaMu dan aku hanya kembali
kepadaMu.
و لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar