ISLAM
SEBAGAI SYSTEM HIDUP DAN IDEOLOGI
بسم الله الرحمن الر حيم
ا ن لحمد للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با
اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة ا
عما لنا من يهد لله ؤلا يضل ل له و من يضل
ل الله فالا هد يا له اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين
Sesungguhnya hanya kepada Allah saja semua
pujian. Kami memujiNya, kami meminta kepadaNya dan kami memohon ampun
kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan
keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk dariNya tidak ada
yang dapat menyesatkan dan barang siapa yang disesatkanNya tidak ada yang
memberi petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak
ditaati/disembah dan dipatuhi selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusanNya.
Sholawat dan salam hanya tercurah kepada Muhammad
rosulullah dan keluarganya dan para sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah
hingga akhir masa.
I. VISI
DAN MISSI SEORANG MUSLIM
Sebagaimana kita ketahui
bersama bahwa setiap organisasi baik perusahaan maupun sosial mempunyai sesuatu
pengarah
yang disebut MISSI DAN VISI. Sementara itu didalam setiap organisasi pun terdiri dari
orang- orang/manusia. Manusia/orang sebagai pribadi, organisasi perusahaan dan
sosial serta masyarakat semuanya berada dalam satu wadah yang kita kenal dengan
nama negara. Maka baik, manusia sebagai pribadi, organisasi/perusahaan yang
juga sebagai kumpulan orang orang serta organisasi kemasyarakatan yang bersifat
non profit/nirlaba serta negarapun punya panduan atau pengarah agar dapat
berjalan ke arah tujuan yang ingin dicapainya. Hal alhasil semua orang baik
pribadi maupun badan hukum ( perusahaan, yayasan dan negara ) membutuhkan
pengarah ( VISI dan MISSI ) untuk
mencapai tujuannya.
Orang sebagai pribadi,
organisasi dan mayarakat sebagai kumpulan orang serta negara sebagai penguasa juga
terdiri dari kumpulan orang , masyarakat dan manusia sebagai pribadi, tentu
juga mempunyai VISI dan MISSI. Saat ini banyak sekali visi dan missi yang
dianut baik oleh manusia sebagai pribadi, kumpulan manusia/masyarakat dan
negara di dunia ini. Missi dan Visi yang dianut saat ini di dunia kalau diurut
keakarnya adalah produk akal dan fikiran manusia yang memiliki banyak kelemahan
yang semata mata merupakan turunan dari filsafat Yunani ( barat yang identik
dengan pemikiran Nashroni dan Yahudi )
Vissi dan Missi dalam
bentuknya yang paling nyata adalah berupa ideologi. Ada banyak ideologi di
dunia saat ini. Pada umumnya berasal dari filsafat yang awalnya lahir dan
berkembang di Yunani, dengan tokoh tokohnya seperti Aristoteles, Socarates,
Plato, Thales, Phytagoras, Descartes, Baccon, Kant, Gothe, Nitchze dan banyak
lagi. Faham faham filasafat yang pernah di lahirkan mereka antara lain adalah
materialisme, idealisme, rationalisme dan belakangan ada lagi filsafat eksistensialisme yang di
cetuskan oleh Nitchze dari Jerman. Khusus di Indonesia dicetuskan sebuah
filsafat yaitu fisafat Pancasila. Turunan dari filsafat filsafat yunani
tersebut antara lain adalah materialisme yang dalam pemahaman
ekonominya melahirkan aliran liberalisme dan individualisme
yang dalam faham ekonominya melahirkan ekonomi kapitalisme ada pula ideologi
sosialisme
dan komunisme yang dalam faham ekonominya melahirkan etatisme
( ekonomi kenegaraan ), fasisme, sosialisme dan ideologi ideologi lainnya.
Tidak sampai dua ratus tahun,
bermacam macam filsafat yang melahirkan berbagai macam ideologi di masing masing
negara itu tidak mampu membawa manusia dan kehidupannya kepada sesuatu yang dicita
citakan oleh ajaran ideologi itu sendiri. Komunis di negara lahirnya idelogi
tersebut mengalami kehancuran, meskipun memang masih ada beberapa negara yang
mempertahankannya dengan melakukan banyak perubahan dari ideologi aslinya.
Kapitalisme yang mengandung ajaran Individualisme dan Liberalisme melahirkan
kekacauan interaksi dalam masyarakatnya. Dampak lainnya adalah timbulnya
masalah amoral, menghisap kekayaan alam negara lain, menjajah dan keburukan
keburukan lainnya yang tidak cukup dihitung dengan jari.
Secara lahiriah/material ( keduniaan
), memang ada beberapa negara penganut ideologi tersebut yang mencapai
kesejahteraan ekonomi namun mempunyai efek terhadap perilaku sosial yang negatif
dan merugikan orang dan masyarakat bahkan menghancurkan bangsa dan negara lain.
Pada umumnya ideologi ideologi yang berakar pada filsafat itu memang hanya
memfocuskan pada kebahagiaan hidup di dunia. Atau berfocus pada materi oleh karena itu
disebut dengan filsafat materialisme. Padahal manusia
terdiri dari pada jasmana/lahiriah dan moril spritiual/rohaniah. Rohaniah
berfocus pada dzat yang gaib yang selalu dirindukan oleh roh yang tidak bisa
dicapai oleh jasmani/inderawi. Meskipun ada sisipan sisipan ajaran rohaniah pada
filsafat yang diturunkan menjadi berbagai macam ideologi namun semuanya itu tidak
berasal dari dzat yang maha tinggi, maha kuasa dan maha perncipta melainkan masih
berasal dari akal fikiran manusia yang sangat lemah. Itulah gambaran sepintas
tentang filsafat yang menurunkan ideologi yang melahirkan berbagai visi dan
missi kehidupan manusia baik secara pribadi, masyarakat maupun negara yang
telah menimbulkan kehancuran fisik dan moral manusia. Padahal sejak ribuan tahun
yang lalu yaitu sejak Nabi Nuh a.s, Allah telah mengajarkan manusia hanya untuk
menyembah/mengabdi hanya kepadaNya ( mengesakan /mentauhidkan Allah ).
Secara lebih nyata lagi, yaitu sejak Allah menurunkan Al Qur’an kepada Muhammad
s.a.w untuk manusia di bumi ini. Di dalam risalah yang dibawa Muhammad
rosulullah s.a.w itu berisi visi dan missi bagi kehidupan
manusia di bumi dan bolehlah kita katakan bahwa visi dan missi itu adalah juga ideologi hidup manusia di bumi.
Visi manusia dalam Al Qur’an terdapat
pada Qs .51 : 56 ,
“ .....tidak Kuciptakan jin dan
manusia melainkan untuk menyembah/ mengabdi /menghambakan diri kepadaKU”
Semua aktifitas / hubungan
hubungan atau interaksi antara manusia dengan Allah, antara manusia dengan
manusia, dengan alam atau makhluk lainnya semuanya itu ditujukan hanya untuk
mengabdi, mentaati ,dan mematuhi Allah semata mata, yang juga
diperintahkan kepada jin dan makhluk lainnya.
Walaupun ada jin yang
membangkang, yaitu iblis yang memiliki sifat syaithon. Oleh karena itulah Allah
melarang manusia mengikuti langkah-langkah syaithon sebagaimana dalam firman
Allah pada Qs 2 : 208 .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي
السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“ Hai manusia yang beriman masuklah kamu kedalam Islam
secara keseluruhan/total ( kaffah ) dan janganlah kamu ikuti langkah syaithon.
Sesungguhnya syithon itu musuh kamu yang paling nyata” ( Qs 2 : 208 ).
Abdul
A’la Maududi mengatakan maksud dari kata secara
keseluruhan itu adalah menerima seluruh hukum hukum Allah dan melaksanakannya.
Islam sebagai Addin adalah juga
merupakan kumpulan aturan dan undang undang tentang semua segi kehidupan di
dunia. Aturan yang berjalan dalam bentuk perundang undangan secara mekanis akan
menertibkan dan mensejahterakan kehidupan manusia sehingga terbentuklah suatu
sistem. Oleh karena itu Islam juga berfungsi sebagai system sekaligus
pandangan hidup atau ideologi.
Jadi
seorang muslim tidak boleh hanya menerima sebagian dan menolak sebagian dari
AlKitab (Al Qura’n), sebagaimana sikap Bani Isroil sebelum diturunkannya Al
Qura’n dan sebelum kedatangan da’wah nabi Muhammad s.a.w. Seperti firman Allah berikut
ini.
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ
وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاء مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ
الْعَذَابِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah
dari apa yang kamu perbuat [68] “. ( Qs.2:85 )
Allah juga memperingatkan manusia
terhadap godaan syaithon yang selalu mengajak untuk menyekutukan Allah. Memang
bahwa secara sunattullah sifat iblis sebagai dedengkotnya jin yang berwatak
syaithon sudah menjadi musuh manusia dan pembangkang kepada Allah sejak awal
penciptaan manusia sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al Baqoroh sebagai
berikut.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ
لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ
الْكَافِرِينَ
” Dan ( ingatlah ) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: ”Sujudlah kamu ( menghormati/memulyakan )
kepada Adam ”,
maka sujudlah mereka, kecuali
Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk orang –orang yang kafir. ( Qs 2 : 34).
Perhatikan pernyataan Allah
diatas terhadap sifat iblis ( syaithon ) yang pembangkang/ enggan dan takabur juga disamakan dengan
orang –orang kafir. Jadi kalau ada manusia yang memiliki sifat
tersebut yang di tujukan kepada Allah maka menurut ayat diatas mereka adalah
termasuk orang orang kafir.
Karena visi manusia di ciptakan
Allah adalah untuk mengabdi berasal dari bahasa arab ” abadan” artinya hamba ”ya’budu” mengabdi
( menghambakan diri ) dalam
arti yang khusus adalah taat dan patuh hanya kepada Allah, atau
menghambakan diri kepada Allah maka seluruh hukum dan ketetapan Allah yang ada
dalam Al Qur’an haruslah di ta’ati dan dipatuhi secara keseluruhan (total)
berdasarkan panduan yang diberikan nabi Muhammad s.a.w dalam bentuk sunnahnya. Al Qura’n sebagai petunjuk dan
pembeda yang haq dan yang batil bagi manusia di kabarkan dalam
FirmanNya berikut ini.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
.......” bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).( Qs.2 : 185 )
Disamping
Al Qur’an sebagai perkataan Allah yang harus di ta’ati dan dipatuhi demikian juga
dengan perkataan dan perilaku Muhammad s.a.w juga sebagai petunjuk tehnis yang
lebih bersifat operasional yang harus di ta’ati dan dipatuhi. Firman Allah
dalam ayat 36 surat Al Ahzab dibawah ini.
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا
قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ
أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا
” Dan tidaklah patut bagi
laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. ( Qs 33:36
).
Perintah untuk menta’ati Allah dan rosulnya juga
terdapat dalam surat Annisa ayat 59 dan pada beberapa yat ayat lainnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ
اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ
فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
”
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (
Qs 4 : 59 )
Ulil
amri dalam ayat diatas tentu saja
yang dimaksudkan adalah pemerintah ( kahlifah /imamah ) yang menjalankan
pemerintahan dan negara berdasarkan Al Qur’an dan Assunnah.
Sebagai makhluq ciptaan Allah,
sebenarnya manusia tidak perlu bersusah
payah mencari cari atau membuat aturan hidup sendiri untuk hidup di atas bumi
ini. Pada akhir ayat 36 surat Al Ahzab diatas Allah meperingatkan manusia bahwa
barang siapa yang durhaka (tidak patuh) pada Allah dan rosulNya akan berada
dalam kesesatan yang nyata. Tidaklah mengherankan ketika bangsa bangsa didunia
ini yang menggunakan aturan hidupnya ( ideologi, hukum dan aturan lainnya ) dari
hasil fikiran dan akalnya sendiri itu mengalami kehancuran baik secara
material/fisik, moral dan spiritual. Lihat saja sejarah raja Namrud, kaum Add,
kaum nabi Nuh, kaum nabi Luth dan masih banyak lagi kaum kaum lainnya yang
hidup dimasa sebelum diturunkannya Al Qur’an, mereka semua mengalami kehancuran
fisik/material dan moral sekaligus. Namun tidak berarti bahwa setelah
diturunkan Al Qur’an manusia tidak mengalami hal yang sama. Perhatikan saja
gempa bumi di Pompey, Tsunami, gempa di Turki, Iran,China dan Afrika ( Gua
temala ) beberapa waktu yang lalu. Serta kemerosotaan moral bangsa bangsa
Eropa, Amereka dan juga beberapa di negara Asia dan Afrika semuanya itu
merupakan akibat dari sikap tidak patuh kepada Allah dan rosulNya dengan
menciptakan dan menggunakan hukum dan aturan ciptaan sendiri.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ
أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
”
Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? ( Qs 5 : 50 )
Jelaslah kiranya bahwa
keta’atan dan kepatuhan kepada Allah dan rosulnya merupakan bagian dari bentuk
mengabdi/menghambakan/ menyembah kepada Allah sebagai wujud dari Visi manusia
diciptakan Allah di bumi ini.
II MISSI MANUSIA DAN SYSTEM HIDUP DI BUMI
1. MISSI MANUSIA DI BUMI
Pada ideologi ideologi
ciptaan manusia yang berakar pada filsafat mengandung missi berupa
mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan manusia di bumi, tentu saja dengan
ukuran finansial dan materilistik. Secara tehnis manusia juga membuat ukuran
ukuran tersebut. Sebut saja misalnya pertumbuhan ekonomi, tingkat panjangnya
usia manusia, tingkat kelahiran dan
kematian, dan ukuran ukuran lainnya yang bersifat phisik dan hanya berorientasi
pada dunia semata dan materialistik. Disamping itu ada juga gelar gelar yang
menjadi manifestasi ukuran keberhasilan manusia. Sepereti presiden, kepala
negara, raja, perdana menteri, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah atau
kepala desa,menteri, profesor, doktor, idola, ratu tercantik sedunia, orang
terkaya didunia, jenderal, direktur utama, manajer dan berbagai gelar yang
mencerminkan ukuran keberhasilan hidup manusia di dunia secara finansial dan
materialistik.
Kiranya berbeda dengan ukuran
ukuran pencapaian missi hidup manusia yang di ajarkan Allah dalam Al Qur’an dan
rosulNya. Ukuran – ukuran keberhasilan missi manusia hidup didunia tidaklah
kuantitatif, materialistik atau fisik. Sebut saja ukuran/gelar untuk orang
orang yang beriman, ( mu’minin/mu’minah), muttaqin, shodhiqin, shobirin,
sholihin, syahidin, mujahidin. Ukuran ukuran atau gelar gelar itu memang
tidak ada seorangpun manusia yang dapat mengukurnya kecuali Allah melalui
sekelompok orang – orang yang faham tentang ukuran tersebut, yang tidak lain
adalah para ulama yang baik dan amanah. Ukuran atau gelar itulah yang seharusnya
dimiliki manusia agar dapat membawa missinya di bumi ini. Karena
missi manusia di bumi ini telah ditetapkan Allah dalam Al Qur’an :
“ Ingatlah ketika Robmu berfirman kepada
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (
Qs. 2: 30 )
Jelas sudah bahwa missi
manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, yaitu untuk mengarahkan manusia agar mengelola bumi dengan
petunjuk dan aturan yang telah diberikan Allah dalam rangka mengabdi dan ta’at
kepadaNya sehingga dapat bertemu Allah di padang masyhar kelak.
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ
ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“ dan
bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan – jalan (yang
lain)[152], karena
jalan – jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian
itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. “ ( Qs. 6 : 153 )
Allah memberikan jalan kepada
manusia untuk hidup di dunia ini berupa jalanNya yang lurus dan dilarang untuk
mengikuti jalan jalan lain ( diluar Islam ). Jelas jalan yang
diberikan Allah kepada manusia untuk mengelola bumi adalah Dinul Islam.
Secara bahasa Addin itu dapat berarti aturan, nasihat, systim yang mencakup semua
aspek kehidupan. Al Islam berarti berserah diri, selamat, tunduk, keta’atan
( Qs 16:52 ), kekuasaan ( Qs
56 : 86 – 87 ), sanksi ( Qs 37 : 53 ), perilaku ( Qs 110 :2/40 :26 ), undang –
undang ( Qs 12 : 76 ).
Allah menegaskan dalam Al
Qur’an tentang system atau aturan yang diterima disisiNya adalah Dinul Islam.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ
الإِسْلاَمُ
“ Sesungguhnya din, aturan/hukum/sistem
yang diterima disisi Allah adalah hanya Islam “ ( Qs 3:19)
Lalu siapa manusia yang pantas
dan berhak menjadi khalifah di bumi untuk mengelola bumi sekaligus memimpin
umat manusia agar menta’ati dan patuh kepada Allah dan rosulNya itu. Untuk itu
Allah juga telah memberikan kriterianya dalam Al Qur’an surat Annur ayat 55.
“ Dan Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka Din ( dinul
islam ) yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.
Jelaslah
sudah bahwa kriteria seorang yang dijanjikan Allah menjadi pemimpin di bumi
adalah :
1.
Beriman ( mu’minin )
Beberapa ciri dari orang beriman
( mu’minin ) menurut surat
Al Baqoroh adalah :
-
percaya
pada ghoib ( Qs 2 : 3 )
-
mendirikan
sholat ( Qs2 : 3 )
-
menunaikan
zakat ( Qs2 : 3 )
-
percaya
kepada AL Qur’an dan kitab yg diturunkan sebelumnya
-
(
Qs 2: 4 )
-
percaya
kepada Allah, malaikat, kitab dan rosulNya, percaya pada hari akhirat ( Qs 2: 4
)
-
percaya
taqdir baik dan buruk ( rukun Iman )
-
mengingkari
toghut ( Qs 2 : 256 )
-
kembali
kepada Allah ( Al Qur’an ) dan RosulNya ( sunnahnya ), jika kamu benar
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian ( Qs 4 : 59 )
” Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”( Qs. 4 : 59 )
2.
Beramal sholeh ( sholihin ).
Kriteria khalifah
fil ardhi berikutnya adalah orang orang yang beramal sholeh ( berbuat baik ). Dalam
Dinul Islam standar baik dan buruknya sebuah perbuatan sesorang adalah diukur
oleh Al Qur’an dan Assunnah. Beberapa
ayat ayat Allah yang menjelaskan tentang orang orang shaleh orang
orang yang sholeh ( Rojulun Sholih ) antara lain sebagai berikut :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
” Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” ( Qs 16 : 97 )
[839].
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
”
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh benar-benar akan Kami
masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang sholeh” ( Qs.18:107 )
وَيَسْتَجِيبُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِ وَالْكَافِرُونَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ
” Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang sholeh
dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang
kafir bagi mereka azab yang sangat keras.” ( Qs. 42 : 26 )
تَرَى الظَّالِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا
كَسَبُوا وَهُوَ وَاقِعٌ بِهِمْ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي
رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُم مَّا يَشَاؤُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ
الْفَضْلُ الكَبِيرُ
” Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan
karena kejahatan- kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa
mereka. Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal soleh (berada) di
dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi
Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia karunia besar.
(Qs.42:22)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya." ( Qs.41 : 8 )
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَّا
تَتَذَكَّرُونَ
Dan
tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula
sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal soleh dengan orang-orang
yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. (
Qs.40 : 58)
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَى إِلَّا
مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
”
Dan barangsiapa mengerjakan amal yang soleh baik
laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan
masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab”. (
Qs.40 : 40).
أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ
كَالْفُجَّارِ
”.
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh
sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? (
Qs.38 : 28)
Begitu ketatnya kriteria sebagai khalifah (
pemimpin umat manusia ) di bumi. Namun secara garis besar dibadi dalam dua
garis besar yaitu :
- Sangat taat kepada Allah dan RosulNya ( Qs 8 : 1 ), ( Qs. 4 : 59 )
- Sabar menghadapi ujian dan cobaan Allah ( Qs. 76. 2-3 )
Ayat ayat yang menjelaskan kriteria no 2 diatas yaitu
taat pada Allah daan RosulNya serta beriman dan beramal sholih telah banyak di
ungkapkan diatas. Selanjutnya adalah keberhasilan menerima ujian dan
cobaan dari Allah yang harus diterima denga kesabaran.
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن
نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا- إِنَّا
هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat”- Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur
dan ada pula yang kafir. ( Qs 76: 2-3 )
Ujian tersebut antara lain:
a. Ujian
keimanan ( Qs
29: 2-3 )
“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi ( Qs 29 : 2 )
“ Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” ( Qs 29 : 3 )
“ Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman
(dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal
hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan
baginya
azab
yang besar.(Qs.16:106)
b. Ujian materi
b. Ujian materi
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” ( Qs. 2 :
155 )
“ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun" (
Qs 2 : 156 )
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga,
padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan
Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” ( Qs 2 : 214 )
c. Ujian dalam perjuangan ( Qs 47 :31 )
” Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menguji kamu agar Kami Mengetahui orang-orang yang berjihad
dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal
ihwalmu.”
” Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu
beruntung”. ( Qs 3 : 200 )
- Ikhlas dalam berbuat/beramal ( Qs 98 : 5 )
Makna
ikhlas yang sekarang ini banyak dipahami oleh masyarakat secara umum adalah rela.
Misalnya seseorang yang mengalami kehilangan barangnya , maka dia akan
mengatakan ” sudahlah saya sudah ikhlas kok ”. Yang dimaksudkan
ikhlas dalam ungkapan tersebut adalah rela. Padahal pengertian ikhlas
menurut Syeikh Yusuf Qordhowi dalam bukunya Ikhlas adalah melakukan
segala sesuatu hanya karena Allah semata. Sebaaimana yang diucapkan
umat islam ketika melakukan sholat setelah takbir mereka mengucapkan ”
inna sholati wa nusuki wamahyaya wa mamati lillahi robbil a’lamin ”
( sesungguhnya sholatku, segala
aktifitasku/kegiatanku, hidupku, matiku hanya untuk Allah rob semua makhluq (
pelindung, pemelihara, pendidik dan pemberi rizqi ) ”
” Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya hanya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus[1595],
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah din ( aturan ) yang lurus.” ( Qs 98:5 ).
1195). Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari
kesesatan
Kriteria lain seorang pemimpin menurut Dinul islam antara
lain adalah :
1.
Memberi petunjuk dengan perintah Allah
Pemimpin muslim tidak hanya bertanggung jawab untuk
mensejahterkan umat selama di dunia ( materialistik dan dzhairiyah ) saja tetapi
juga mengajak dan memberi petunjuk kepada umat untuk menjalankan perintah Allah
dan meninggalkan laranganNya agar umat bahagia juga diakhifrat ( mengajak ke syurga
)
” Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” ( Qs 32: 24 )
[1195]. Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan kebenaran
2.
Memurnikan ikatan ( Aqidah/keyakinan ) hanya kepada Allah
”
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu
menyembah” ( Qs 21 : 73 )
3.
Tidak berhati lemah dalam perjuangan dan berharap/tawakal hanya kepada Allah
Seorang pemimpin muslim bukanlah orang yang berhati lemah
sebagaimana yang Allah perintahkan kepada rosulullah dan umatnya dan selalu
berharap/bersandarkan hasil tawakalnya hanya kepada Allah.
”
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita
kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana
kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka
harapkan. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(
Qs.4:104 )
4. Meyakini bahwa amanah yang
dipikulnya akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah swt dan umat yang
dipimpinnya akan mengadukan nasibnya didunmia kepada Allah di akhirat nanti.
“
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata:
"Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada
Rasul."
(
Qs. 33 : 66 )
“
Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan (yang benar)”. ( Qs. 33 : 67 )
“Ya
Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka
dengan kutukan yang besar." )”.
( Qs. 33 : 68 )
2. SYARIA’T ISLAM SEBAGAI
SYSTEM HIDUP DAN DALAM
PENGELOLAAN BUMI
Disamping telah di berikannya kriteria oleh Allah tentang
siapa yang seharusnya menjadi pemimpin/khalifah di bumi. Allah juga
memerintahkan pemberlakuan hukum dan aturanNya yang terdapat
dalam Al Qur’an dan aturan tehnisnya oleh sunnah rosulNya
” (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami
wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di
dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.( Qs.24:1 )
Secara umum hukum dan aturan yang dibutuhkan manusia untuk
dapat menjalankan missinya di bumi antara lain :
- Penentuan Pemimpin( Imamah ) yang mengurusi umat ( Politik )
- Aturan Ekonomi ( Zakat, Infaq, shodaqoh, baitul mal, waqof, waris dll )
- Aturan tentang hukum kejahatan antar manusia dan antar manusia dengan alam serta antar manusia dengan pemimpin
Aturan keluarga ( Nikah, Rujuk dan Cerai serta
waris ) )
- Aturan sosial ( Mumalat ) kemasyarakatan ( Zina, pergaulan dg lawan jenis, berpakaian, hubungan antar umat dll ).
- Persatuan seagama
- Aturan golongan minoritas.
- Tugas umat
- Melindungi negara.
- Aturan perdam,aian dengan orang kafir.
Semuanya itu dapat dirujuk dalam Al Qur’an dan Assunnah.
Dengan berlakunya hukum hukum Allah dan sunnah rosulNya itu maka secara mekanistis
Insya Allah seluruh komponen hukum atau aturan tersebut akan berinteraksi untuk
melindungi HARTA, JIWA dan KEHORMATAN umat
manusia. Disamping hukum hukum dan aturan pokok yang membentuk system
masyarakat berdasarkan Qur’an dan sunnah, maka menjadi lebih efektif lagi system
tersebut dilengkapi dengan melekatnya sifat sifat rosulullah pada setiap
pribadi umat muslim.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
” Sungguh telah ada pada diri Muhammad itu tauladan yang
baik bagi kamu”
Sifat sifat tauladan pada diri nabi Muhammad saw itu
terdiri dari :
- Shidiq = Benar/Jujur
- Amanah/Terpercaya
- Fathonah/Cerdas
- Tabligh/menyampaikan/informatif/sumber informasi
Sebagai
penutup kajian kita marilah kita kita bacakan doa’ kaffarotul majlis.
سبحنك اللهم بحمد ك اشهد
ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو به اليك
Maha suci Allah, ilah kami yang segala
pujian milikMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati
kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.
و لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar