Senin, 05 Maret 2012


ISLAM SEBAGAI SYSTEM HIDUP DAN IDEOLOGI

بسم الله الرحمن الر حيم

ا ن لحمد  للة نحمد ه ونستعنوه و نستغفر ه و نعذ و با اللة من سر و ريئ ا نؤسنا و من سيا ة  ا عما لنا من يهد لله  ؤلا يضل ل له و من يضل ل الله فالا هد يا له  اشهد ان لا اله الا  الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له   اللهما صلئ علئ محمد وعلئ ا له   و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد  ين   

Sesungguhnya hanya kepada Allah saja semua pujian. Kami memujiNya, kami meminta kepadaNya dan kami memohon ampun kepadaNya, dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri sendiri dan keburukan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk dariNya tidak ada yang dapat menyesatkan dan barang siapa yang disesatkanNya tidak ada yang memberi petunjuk.

Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak ditaati/disembah dan dipatuhi selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Sholawat dan salam hanya tercurah kepada Muhammad rosulullah dan keluarganya dan para sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga akhir masa.

I. VISI DAN MISSI SEORANG MUSLIM

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap organisasi baik perusahaan maupun sosial mempunyai sesuatu pengarah yang disebut MISSI DAN VISI. Sementara itu didalam setiap organisasi pun terdiri dari orang- orang/manusia. Manusia/orang sebagai pribadi, organisasi perusahaan dan sosial serta masyarakat semuanya berada dalam satu wadah yang kita kenal dengan nama negara. Maka baik, manusia sebagai pribadi, organisasi/perusahaan yang juga sebagai kumpulan orang orang serta organisasi kemasyarakatan yang bersifat non profit/nirlaba serta negarapun punya panduan atau pengarah agar dapat berjalan ke arah tujuan yang ingin dicapainya. Hal alhasil semua orang baik pribadi maupun badan hukum ( perusahaan, yayasan dan negara ) membutuhkan pengarah ( VISI  dan MISSI ) untuk mencapai tujuannya.

Orang sebagai pribadi, organisasi dan mayarakat sebagai kumpulan orang serta negara sebagai penguasa juga terdiri dari kumpulan orang , masyarakat dan manusia sebagai pribadi, tentu juga mempunyai VISI dan MISSI. Saat ini banyak sekali visi dan missi yang dianut baik oleh manusia sebagai pribadi, kumpulan manusia/masyarakat dan negara di dunia ini. Missi dan Visi yang dianut saat ini di dunia kalau diurut keakarnya adalah produk akal dan fikiran manusia yang memiliki banyak kelemahan yang semata mata merupakan turunan dari filsafat Yunani ( barat yang identik dengan pemikiran Nashroni dan Yahudi )

Vissi dan Missi dalam bentuknya yang paling nyata adalah berupa ideologi. Ada banyak ideologi di dunia saat ini. Pada umumnya berasal dari filsafat yang awalnya lahir dan berkembang di Yunani, dengan tokoh tokohnya seperti Aristoteles, Socarates, Plato, Thales, Phytagoras, Descartes, Baccon, Kant, Gothe, Nitchze dan banyak lagi. Faham faham filasafat yang pernah di lahirkan mereka antara lain adalah materialisme, idealisme, rationalisme dan belakangan  ada lagi filsafat eksistensialisme yang di cetuskan oleh Nitchze dari Jerman. Khusus di Indonesia dicetuskan sebuah filsafat yaitu fisafat Pancasila. Turunan dari filsafat filsafat yunani tersebut antara lain adalah materialisme yang dalam pemahaman ekonominya melahirkan aliran liberalisme dan individualisme yang dalam faham ekonominya melahirkan ekonomi kapitalisme ada pula ideologi sosialisme dan komunisme yang dalam faham ekonominya melahirkan etatisme ( ekonomi kenegaraan ), fasisme, sosialisme dan ideologi ideologi lainnya.

Tidak sampai dua ratus tahun, bermacam macam filsafat yang melahirkan berbagai macam ideologi di masing masing negara itu tidak mampu membawa manusia dan kehidupannya kepada sesuatu yang dicita citakan oleh ajaran ideologi itu sendiri. Komunis di negara lahirnya idelogi tersebut mengalami kehancuran, meskipun memang masih ada beberapa negara yang mempertahankannya dengan melakukan banyak perubahan dari ideologi aslinya. Kapitalisme yang mengandung ajaran Individualisme dan Liberalisme melahirkan kekacauan interaksi dalam masyarakatnya. Dampak lainnya adalah timbulnya masalah amoral, menghisap kekayaan alam negara lain, menjajah dan keburukan keburukan lainnya yang tidak cukup dihitung dengan jari.

Secara lahiriah/material ( keduniaan ), memang ada beberapa negara penganut ideologi tersebut yang mencapai kesejahteraan ekonomi namun mempunyai efek terhadap perilaku sosial yang negatif dan merugikan orang dan masyarakat bahkan menghancurkan bangsa dan negara lain. Pada umumnya ideologi ideologi yang berakar pada filsafat itu memang hanya memfocuskan pada kebahagiaan hidup di dunia.  Atau berfocus pada materi oleh karena itu disebut dengan filsafat materialisme. Padahal manusia terdiri dari pada jasmana/lahiriah dan moril spritiual/rohaniah. Rohaniah berfocus pada dzat yang gaib yang selalu dirindukan oleh roh yang tidak bisa dicapai oleh jasmani/inderawi. Meskipun ada sisipan sisipan ajaran rohaniah pada filsafat yang diturunkan menjadi berbagai macam ideologi namun semuanya itu tidak berasal dari dzat yang maha tinggi, maha kuasa dan maha perncipta melainkan masih berasal dari akal fikiran manusia yang sangat lemah. Itulah gambaran sepintas tentang filsafat yang menurunkan ideologi yang melahirkan berbagai visi dan missi kehidupan manusia baik secara pribadi, masyarakat maupun negara yang telah menimbulkan kehancuran fisik dan moral manusia. Padahal sejak ribuan tahun yang lalu yaitu sejak Nabi Nuh a.s, Allah telah mengajarkan manusia hanya untuk menyembah/mengabdi hanya kepadaNya ( mengesakan /mentauhidkan Allah ). Secara lebih nyata lagi, yaitu sejak Allah menurunkan Al Qur’an kepada Muhammad s.a.w untuk manusia di bumi ini. Di dalam risalah yang dibawa Muhammad rosulullah s.a.w itu berisi visi dan missi bagi kehidupan manusia di bumi dan bolehlah kita katakan bahwa visi dan missi itu adalah juga  ideologi hidup manusia di bumi.

Visi manusia dalam Al Qur’an terdapat pada Qs .51 : 56 ,

“ .....tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah/ mengabdi /menghambakan diri kepadaKU” 

Semua aktifitas / hubungan hubungan atau interaksi antara manusia dengan Allah, antara manusia dengan manusia, dengan alam atau makhluk lainnya semuanya itu ditujukan hanya untuk mengabdi, mentaati ,dan mematuhi Allah semata mata, yang juga diperintahkan kepada jin dan makhluk lainnya.

Walaupun ada jin yang membangkang, yaitu iblis yang memiliki sifat syaithon. Oleh karena itulah Allah melarang manusia mengikuti langkah-langkah syaithon sebagaimana dalam firman Allah pada Qs 2 : 208 .

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Hai manusia yang beriman masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan/total ( kaffah ) dan janganlah kamu ikuti langkah syaithon. Sesungguhnya syithon itu musuh kamu yang paling nyata” ( Qs 2 : 208 ).

Abdul A’la Maududi mengatakan maksud dari kata  secara keseluruhan itu adalah menerima seluruh hukum hukum Allah dan melaksanakannya.

Islam sebagai Addin adalah juga merupakan kumpulan aturan dan undang undang tentang semua segi kehidupan di dunia. Aturan yang berjalan dalam bentuk perundang undangan secara mekanis akan menertibkan dan mensejahterakan kehidupan manusia sehingga terbentuklah suatu sistem. Oleh karena itu Islam juga berfungsi sebagai system sekaligus pandangan hidup atau ideologi.

Jadi seorang muslim tidak boleh hanya menerima sebagian dan menolak sebagian dari AlKitab (Al Qura’n), sebagaimana sikap Bani Isroil sebelum diturunkannya Al Qura’n dan sebelum kedatangan da’wah nabi Muhammad s.a.w. Seperti firman Allah berikut ini.

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاء مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“ Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat [68] “. ( Qs.2:85 )

Allah juga memperingatkan manusia terhadap godaan syaithon yang selalu mengajak untuk menyekutukan Allah. Memang bahwa secara sunattullah sifat iblis sebagai dedengkotnya jin yang berwatak syaithon sudah menjadi musuh manusia dan pembangkang kepada Allah sejak awal penciptaan manusia sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al Baqoroh sebagai berikut.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

” Dan ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ”Sujudlah kamu ( menghormati/memulyakan ) kepada Adam ”,
maka sujudlah mereka, kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk orang –orang yang kafir. (  Qs 2 : 34).

Perhatikan pernyataan Allah diatas terhadap sifat iblis ( syaithon ) yang pembangkang/ enggan dan takabur juga disamakan dengan orang –orang kafir. Jadi kalau ada manusia yang memiliki sifat tersebut yang di tujukan kepada Allah maka menurut ayat diatas mereka adalah termasuk orang orang kafir.

Karena visi manusia di ciptakan Allah adalah untuk mengabdi berasal dari bahasa arab ” abadan”  artinya hamba ”ya’budu” mengabdi
( menghambakan diri ) dalam arti yang khusus adalah taat dan patuh hanya kepada Allah, atau menghambakan diri kepada Allah maka seluruh hukum dan ketetapan Allah yang ada dalam Al Qur’an haruslah di ta’ati dan dipatuhi secara keseluruhan (total) berdasarkan panduan yang diberikan nabi Muhammad s.a.w dalam bentuk sunnahnya.          Al Qura’n sebagai petunjuk dan pembeda yang haq dan yang batil bagi manusia di kabarkan dalam FirmanNya berikut ini.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

.......” bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).( Qs.2 : 185 )

Disamping Al Qur’an sebagai perkataan Allah yang harus di ta’ati dan dipatuhi demikian juga dengan perkataan dan perilaku Muhammad s.a.w juga sebagai petunjuk tehnis yang lebih bersifat operasional yang harus di ta’ati dan dipatuhi. Firman Allah dalam ayat 36 surat Al Ahzab dibawah ini.
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا

” Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. ( Qs 33:36 ).

Perintah  untuk menta’ati Allah dan rosulnya juga terdapat dalam surat Annisa ayat 59 dan pada beberapa yat ayat lainnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” ( Qs 4 : 59 )

Ulil amri dalam ayat diatas tentu saja yang dimaksudkan adalah pemerintah ( kahlifah /imamah ) yang menjalankan pemerintahan dan negara berdasarkan Al Qur’an dan Assunnah.

Sebagai makhluq ciptaan Allah, sebenarnya manusia  tidak perlu bersusah payah mencari cari atau membuat aturan hidup sendiri untuk hidup di atas bumi ini. Pada akhir ayat 36 surat Al Ahzab diatas Allah meperingatkan manusia bahwa barang siapa yang durhaka (tidak patuh) pada Allah dan rosulNya akan berada dalam kesesatan yang nyata. Tidaklah mengherankan ketika bangsa bangsa didunia ini yang menggunakan aturan hidupnya ( ideologi, hukum dan aturan lainnya ) dari hasil fikiran dan akalnya sendiri itu mengalami kehancuran baik secara material/fisik, moral dan spiritual. Lihat saja sejarah raja Namrud, kaum Add, kaum nabi Nuh, kaum nabi Luth dan masih banyak lagi kaum kaum lainnya yang hidup dimasa sebelum diturunkannya Al Qur’an, mereka semua mengalami kehancuran fisik/material dan moral sekaligus. Namun tidak berarti bahwa setelah diturunkan Al Qur’an manusia tidak mengalami hal yang sama. Perhatikan saja gempa bumi di Pompey, Tsunami, gempa di Turki, Iran,China dan Afrika ( Gua temala ) beberapa waktu yang lalu. Serta kemerosotaan moral bangsa bangsa Eropa, Amereka dan juga beberapa di negara Asia dan Afrika semuanya itu merupakan akibat dari sikap tidak patuh kepada Allah dan rosulNya dengan menciptakan dan menggunakan hukum dan aturan ciptaan sendiri.


أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

” Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? ( Qs 5 : 50 )

Jelaslah kiranya bahwa keta’atan dan kepatuhan kepada Allah dan rosulnya merupakan bagian dari bentuk mengabdi/menghambakan/ menyembah kepada Allah sebagai wujud dari Visi manusia diciptakan Allah di bumi ini.

II MISSI MANUSIA DAN SYSTEM HIDUP DI BUMI

1. MISSI MANUSIA DI BUMI

Pada ideologi ideologi ciptaan manusia yang berakar pada filsafat mengandung missi berupa mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan manusia di bumi, tentu saja dengan ukuran finansial dan materilistik. Secara tehnis manusia juga membuat ukuran ukuran tersebut. Sebut saja misalnya pertumbuhan ekonomi, tingkat panjangnya usia  manusia, tingkat kelahiran dan kematian, dan ukuran ukuran lainnya yang bersifat phisik dan hanya berorientasi pada dunia semata dan materialistik. Disamping itu ada juga gelar gelar yang menjadi manifestasi ukuran keberhasilan manusia. Sepereti presiden, kepala negara, raja, perdana menteri, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah atau kepala desa,menteri, profesor, doktor, idola, ratu tercantik sedunia, orang terkaya didunia, jenderal, direktur utama, manajer dan berbagai gelar yang mencerminkan ukuran keberhasilan hidup manusia di dunia secara finansial dan materialistik.

Kiranya berbeda dengan ukuran ukuran pencapaian missi hidup manusia yang di ajarkan Allah dalam Al Qur’an dan rosulNya. Ukuran – ukuran keberhasilan missi manusia hidup didunia tidaklah kuantitatif, materialistik atau fisik. Sebut saja ukuran/gelar untuk orang orang yang beriman, ( mu’minin/mu’minah), muttaqin, shodhiqin, shobirin, sholihin, syahidin, mujahidin. Ukuran ukuran atau gelar gelar itu memang tidak ada seorangpun manusia yang dapat mengukurnya kecuali Allah melalui sekelompok orang – orang yang faham tentang ukuran tersebut, yang tidak lain adalah para ulama yang baik dan amanah. Ukuran atau gelar itulah yang seharusnya dimiliki manusia agar dapat membawa missinya di bumi ini. Karena missi manusia di bumi ini telah ditetapkan Allah dalam Al Qur’an :

Ingatlah ketika Robmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."  ( Qs. 2: 30 )

Jelas sudah bahwa missi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, yaitu untuk mengarahkan manusia agar mengelola bumi dengan petunjuk dan aturan yang telah diberikan Allah dalam rangka mengabdi dan ta’at kepadaNya sehingga dapat bertemu Allah di padang masyhar kelak.

وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan – jalan (yang lain)[152], karena jalan – jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. “ ( Qs. 6 : 153 )

Allah memberikan jalan kepada manusia untuk hidup di dunia ini berupa jalanNya yang lurus dan dilarang untuk mengikuti jalan jalan lain ( diluar Islam ). Jelas jalan yang diberikan Allah kepada manusia untuk mengelola bumi adalah Dinul Islam. Secara bahasa Addin itu dapat berarti aturan, nasihat, systim yang mencakup semua aspek kehidupan. Al Islam berarti berserah diri, selamat, tunduk, keta’atan
( Qs 16:52 ), kekuasaan ( Qs 56 : 86 – 87 ), sanksi ( Qs 37 : 53 ), perilaku ( Qs 110 :2/40 :26 ), undang – undang ( Qs 12 : 76 ).

Allah menegaskan dalam Al Qur’an tentang system atau aturan yang diterima disisiNya adalah Dinul Islam.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

“ Sesungguhnya din, aturan/hukum/sistem yang diterima disisi Allah adalah hanya Islam “ ( Qs 3:19)

Lalu siapa manusia yang pantas dan berhak menjadi khalifah di bumi untuk mengelola bumi sekaligus memimpin umat manusia agar menta’ati dan patuh kepada Allah dan rosulNya itu. Untuk itu Allah juga telah memberikan kriterianya dalam Al Qur’an surat Annur ayat 55.

“ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka Din ( dinul islam ) yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Jelaslah sudah bahwa kriteria seorang yang dijanjikan Allah menjadi pemimpin di bumi adalah :

1. Beriman ( mu’minin ) 

Beberapa ciri dari orang beriman ( mu’minin ) menurut surat Al Baqoroh adalah :

-          percaya pada ghoib ( Qs 2 : 3 )
-          mendirikan sholat    ( Qs2 : 3 )
-          menunaikan zakat    ( Qs2 : 3 )
-          percaya kepada AL Qur’an dan kitab yg diturunkan sebelumnya
-          ( Qs 2: 4 )
-          percaya kepada Allah, malaikat, kitab dan rosulNya, percaya pada hari akhirat ( Qs 2: 4 )
-          percaya taqdir baik dan buruk ( rukun Iman )
-          mengingkari toghut ( Qs 2 : 256 )
-          kembali kepada Allah ( Al Qur’an ) dan RosulNya ( sunnahnya ), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian ( Qs 4 : 59 )

” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”( Qs. 4 : 59 )


2. Beramal sholeh ( sholihin ).

Kriteria khalifah fil ardhi berikutnya adalah orang orang yang beramal sholeh ( berbuat baik ). Dalam Dinul Islam standar baik dan buruknya sebuah perbuatan sesorang adalah diukur oleh Al Qur’an dan Assunnah. Beberapa ayat ayat Allah yang menjelaskan tentang orang orang shaleh orang orang yang sholeh ( Rojulun Sholih ) antara lain sebagai berikut :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

” Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” ( Qs 16 : 97 )

[839]. Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

” Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang sholeh” ( Qs.18:107 )

وَيَسْتَجِيبُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِ وَالْكَافِرُونَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ

” Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang sholeh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras.” ( Qs. 42 : 26 )
تَرَى الظَّالِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا وَهُوَ وَاقِعٌ بِهِمْ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُم مَّا يَشَاؤُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الكَبِيرُ

” Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan- kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal soleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia karunia  besar.  (Qs.42:22) 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya."
( Qs.41 : 8 )

وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَّا تَتَذَكَّرُونَ

Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal soleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. ( Qs.40 : 58)

مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ

Dan barangsiapa mengerjakan amal yang soleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab”. ( Qs.40 : 40).

أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ

”. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? ( Qs.38 : 28)

Begitu ketatnya kriteria sebagai khalifah ( pemimpin umat manusia ) di bumi. Namun secara garis besar dibadi dalam dua garis besar yaitu :

  1. Sangat taat kepada Allah dan RosulNya ( Qs 8 : 1 ), ( Qs. 4 : 59 )
  2. Sabar menghadapi ujian dan cobaan Allah ( Qs. 76. 2-3 )

Ayat ayat yang menjelaskan kriteria no 2 diatas yaitu taat pada Allah daan RosulNya serta beriman dan beramal sholih telah banyak di ungkapkan diatas. Selanjutnya adalah keberhasilan menerima ujian dan cobaan dari Allah yang harus diterima denga kesabaran.

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا- إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”- Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.  ( Qs 76: 2-3 )

Ujian tersebut antara lain:

a. Ujian keimanan  ( Qs 29: 2-3 )

“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ( Qs 29 : 2 )

“ Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” ( Qs 29 : 3 )

“ Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya
azab yang besar.(Qs.16:106)

b. Ujian materi

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” ( Qs. 2 : 155 )

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" ( Qs 2 : 156 )

“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” ( Qs 2 : 214 )


      c. Ujian dalam perjuangan ( Qs 47 :31 )

      ” Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami Mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.

       Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
       bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. ( Qs 3 : 200 )

  1. Ikhlas dalam berbuat/beramal ( Qs 98 : 5 )

Makna ikhlas yang sekarang ini banyak dipahami oleh masyarakat secara umum adalah rela. Misalnya seseorang yang mengalami kehilangan barangnya , maka dia akan mengatakan ” sudahlah saya sudah ikhlas kok ”. Yang dimaksudkan ikhlas dalam ungkapan tersebut adalah rela. Padahal pengertian ikhlas menurut Syeikh Yusuf Qordhowi dalam bukunya Ikhlas adalah melakukan segala sesuatu hanya karena Allah semata. Sebaaimana yang diucapkan umat islam ketika melakukan sholat setelah takbir mereka mengucapkan ” inna sholati wa nusuki wamahyaya wa mamati lillahi robbil a’lamin ”
( sesungguhnya sholatku, segala aktifitasku/kegiatanku, hidupku, matiku hanya untuk Allah rob semua makhluq ( pelindung, pemelihara, pendidik dan pemberi rizqi ) ”

    ” Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya hanya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah din ( aturan ) yang lurus.” ( Qs 98:5 ).

1195). Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan

Kriteria lain seorang pemimpin menurut Dinul islam antara lain adalah :

1. Memberi petunjuk dengan perintah Allah

Pemimpin muslim tidak hanya bertanggung jawab untuk mensejahterkan umat selama di dunia ( materialistik dan dzhairiyah ) saja tetapi juga mengajak dan memberi petunjuk kepada umat untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya agar umat bahagia juga diakhifrat ( mengajak ke syurga )

” Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” ( Qs 32: 24 )

[1195]. Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan kebenaran

2. Memurnikan ikatan ( Aqidah/keyakinan ) hanya kepada Allah

” Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah” ( Qs 21 : 73 )


3. Tidak berhati lemah dalam perjuangan dan berharap/tawakal hanya kepada Allah

Seorang pemimpin muslim bukanlah orang yang berhati lemah sebagaimana yang Allah perintahkan kepada rosulullah dan umatnya dan selalu berharap/bersandarkan hasil tawakalnya hanya kepada Allah.

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
( Qs.4:104 )

4. Meyakini bahwa amanah yang dipikulnya akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah swt dan umat yang dipimpinnya akan mengadukan nasibnya didunmia kepada Allah  di akhirat nanti.

“ Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul."
( Qs. 33 : 66 )

“ Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”. ( Qs. 33 : 67 )

“Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar." )”.
 ( Qs. 33 : 68 )

2. SYARIA’T ISLAM SEBAGAI SYSTEM HIDUP DAN DALAM  
    PENGELOLAAN BUMI

Disamping telah di berikannya kriteria oleh Allah tentang siapa yang seharusnya menjadi pemimpin/khalifah di bumi. Allah juga memerintahkan pemberlakuan hukum dan aturanNya yang terdapat dalam Al Qur’an dan aturan tehnisnya oleh sunnah rosulNya

” (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.( Qs.24:1 )

Secara umum hukum dan aturan yang dibutuhkan manusia untuk dapat menjalankan missinya di bumi antara lain :
  1. Penentuan Pemimpin( Imamah ) yang mengurusi umat ( Politik )
  2. Aturan Ekonomi ( Zakat, Infaq, shodaqoh, baitul mal, waqof, waris dll )
  3. Aturan tentang hukum kejahatan antar manusia dan antar manusia dengan alam serta antar manusia dengan pemimpin
    Aturan keluarga ( Nikah, Rujuk dan Cerai serta waris ) )
  1. Aturan sosial  ( Mumalat ) kemasyarakatan ( Zina, pergaulan dg lawan jenis, berpakaian, hubungan antar umat dll ).
  2. Persatuan seagama
  3. Aturan golongan minoritas.
  4. Tugas umat
  5. Melindungi negara.
  6. Aturan perdam,aian dengan orang kafir.

Semuanya itu dapat dirujuk dalam Al Qur’an dan Assunnah. Dengan berlakunya hukum hukum Allah dan sunnah rosulNya itu maka secara mekanistis Insya Allah seluruh komponen hukum atau aturan tersebut akan berinteraksi untuk melindungi HARTA, JIWA dan KEHORMATAN umat manusia. Disamping hukum hukum dan aturan pokok yang membentuk system masyarakat berdasarkan Qur’an dan sunnah, maka menjadi lebih efektif lagi system tersebut dilengkapi dengan melekatnya sifat sifat rosulullah pada setiap pribadi umat muslim.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
” Sungguh telah ada pada diri Muhammad itu tauladan yang baik bagi kamu”

Sifat sifat tauladan pada diri nabi Muhammad saw itu terdiri dari :
  1. Shidiq = Benar/Jujur
  2. Amanah/Terpercaya
  3. Fathonah/Cerdas
  4. Tabligh/menyampaikan/informatif/sumber informasi

Sebagai penutup kajian kita marilah kita kita bacakan doa’ kaffarotul majlis.

سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو به اليك

Maha suci Allah, ilah kami yang segala pujian milikMu, aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/diibadati kecuali Engkau, dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.

و لسلم عليكم و رحمة ا لله و بر كته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar