MENYIKAPI HIDUP
DENGAN SYUKUR ATAU KUFUR.
بسم الله ا لر حمن ار حيم
اسلا م عليكم و رحمة ا لله و بر كا ته
ا ن لحمد لله نحمد ه ونستعنوه و
نستغفرو ه و نعذ و با اللة من سرو ريئ ا نؤ سنا و من سيا ة ا عما لنا من يهد لله فلا يضل ل له و من يضل ل فلا هد يا له اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدعبد ه و ر سو له اللهما صلي علئ محمد وعلئ ا له و اصح به و تبعه با احسنئ الئ يو مد ين
Sesungguhnya hanya
Allah yang patut dipuji, kami memujiNya, dan kami hanya memohon kepadaNya dan kami meminta ampun
kepadaNya dan kami belindung kepadaNya dari kejahatan dan perbuatan buruk diri
sendiri. Barang siapa yang diberi petunjuk Nya tidak ada yang dapat menyesatkannya dan
barang siapa yang disesatkanNya maka tidak ada yang memberi petunjuk nya.Ya
Allah curahkanlah Sholawat dan salam kepada Muhammad saw , kepada keluarga,
sahabatnya dan para pengikutnya yang istiqomah hingga akhir jaman.
ان الاصدق ا لهد ث كتا ب ا لله و حير الهد ي هد ي محمد ر سو ل الله و سر الاء و مر و محد تسها و كل محد تس بد عه و
كل بدعة ضل له و كل ضل لة في ا لنا ر
Sesungguhnya
perkatan yang paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling benar
adalah petunjuk rosulullah. Seburuk buruk urusan adalah mengada ada dalam
peribadahan yang bukan dariku. Dan setiap yang mengada ada itu bid’ah dan setiap
bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka.
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
ياء يها الذين امن تق الله حق تق ته و لا تمو تنا الا و انتم مسلمو ن
Wahai orang orang yang beriman betaqwalah kamu kepada
Allah dgn sebenar benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam
keadaan berserah diri.
( Dalam Keadaan Muslim )/Qs.3:102
قل الله تعل في ا لقران لكر يم
شم
يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث
منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم
رقيبا
Wahai manusia
bertaqwalah kepada robmu yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari
padanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah mengembang biakan
laki laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada
Allah yang dengan menggunakan namaNya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah
hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( Qs 4 : 1 )
و قل الله تعل في ا لقران لكر يم
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا-
يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذ نوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا
عظيما
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” ( Qs.33:70-71)
Yaa ikhwatul muslimin
rohimakumullah,
Puji dan syukur kita
panjatkan kepada Allah swt, karena hanya dengan kekuasaan dan kasih
sayangNyalah kita masih bisa menghirup udara dan menikmati kesehatan serta kesempatan mentadaburi ayat ayat Allah dan sunnah rosulNya. Tidak lupa pula sholawat dan salam kita curahkan kepada nabi Muhammaad
rosulullah saw. Juga atas risalah dan contohnya yang diberikan rosulullah kepada
kita maka kita bisa memahami islam dan ritual ritual ibadah yg senantiasa kita
amalkan dan insya Allah yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.
Dalam kesempatan yang
baik ini agar rasa syukur kita diridhoi Allah, maka kita manfaatkan waktu kita ini untuk saling
tadzkiroh/mengingatkan dengan sabar dan kebenaran (ilmu). Boleh juga kita sebut
sebagai majelis taklim, kalau dalam bahasa sunda mah ngariung. Karena majlis
itu kalau di indonesiakan adalah duduk bareng kalau majlis
ta’lim maka menjadi duduk bareng sambil belajar dan diskusi ilmu
Allah. Asal katanya jalisu, yajlis, ijlasa. Artinya duduk.
Ada beberapa keutamaan dalam menuntut ilmu Allah. Namun kali ini kami meyiapkan diri untuk melakukan
kajian bersama dengan judul :
MENYIKAPI
HIDUP DENGAN SYUKUR ATAU KUFUR
لَئِن
شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( Qs.14:7 ).
Sebelum kita mendiskusikan isi dari judul kajian kita ini maka
ada baiknya kita fahami bersama terlebih dahulu pengertian syukur. Baik secara
bahasa sehari hari maupun menurut Qura’n atau hadits rosulullah s.a.w.
Apa bersyukur itu ?
Dalam kehidupan sehari hari ada sebagian manusia yang
mengartikan syukur dalam bentuk perbuatan menyajikan berbagai jenis makanan
matang dan mentah, hasil tani atau hasil laut ke laut, ke gunung atau ke arwah
para lerluhur. Hal itu biasanya dilakukan pada waktu waktu tertentu ( baik hari
maupun bulannya ). Ritual ritual semacam itu telah berjalan ratusan bahkan
ribuan tahun sejak adanyake percayaan animisme, hindu dan budha. Ternyata
ketika islam datang tradisi semacam itu sulit untuk dihilangkan hingga hari
ini. Alhasil ritual semacam itu juga di praktekan oleh para muslim di negeri
ini.
Dalam kehidupan yang lebih modern secara sekuler praktek
bersyukur itu mengalami metamorfose. Makanan tidak lagi di bawa ke gunung atau
ke laut. Tetapi dengan mengundang makan keluarga, sahabat dan kerabat serta
teman teman. Peristiwanya biasanya di sesuaikan dengan peristiwa ulang tahun,
naik pangkat, lulus jadi sarjana dan banyak lagi peristiwa yang di anggap
penting bagi hidupnya.
Begitulah pemahaman aqidah dan ibadah yang dipraktekan oleh
sebagian umat islam hingga hari ini. Mungkin bermacam macam argumen atau hujjah
yang dapat di ajuklan berkaitan dengan fenomena tersebut diatas.
Sekarang ayok kita coba telusuri dan fahami apa yang di maksud
Allah dengan bersyukur didalam Al Qura’n dan Sunnah Rosulullah dalam haditsnya.
وَهُوَ
الَّذِي أَنشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَّا
تَشْكُرُونَ
Dan
Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan
hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur [1017]. ( Qs.23:78 )
[1017]. Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini
ialah menggunakan alat-alat ( pendengaran, penglihatan dan hati ) tersebut
untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa
mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya. Kaum
musyrikin memang tidak berbuat demikian.
Dalam ayat diatas pengertian bersyukur
adalah menggunakan mata, telinga dan hasti untuk memperhatikan kebesaran
dan keesaan Allah sera memahaminya dengan hati. Namun menurut Allah
amat sedikit mereka yang melakukan hal tersebut.
Pada ayat lainnya Allah berfirman
tentang bersyukur sebagai berikut.
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ
أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ
فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat
kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji." ( Qs.31:12 ).
Pengertian bersyukur pada ayat 12
surat Luqman diatas lebih menitik beratkan kepada suatu sikap membalas
kebaikan ( nikmat ) Allah
berupa hikmah yang diberikan kepada Luqman.
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Katakanlah:
"Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. ( Qs.67:23 )
Ayat
ini mempunyai kemiripan dengan ayat sebelumnya (Qs.23:78). Yaitu menitik
beratkan kepada penggunaan mata, telinga dan hati untuk memperhatikan
kebesaran dan keesaan Allah dan memahaminya dengan hati. Sekali lagi
Allah mengatakan amat sedikit yang bersyukur. Jadi orang yang bersyukur itu
amat sedikit karena pada umumnya manusia bangga dengan kemampuan dirinya dan memang
lupa bahwa semua kenikmatan datangnya dari Allah.
Jika
ditarik kesimpulan secara umum bahwa bersyukur itu sangat berkaitan dengan
sikap manusia atas berbagai nikmat yang di berikan Allah kepadanya. Mulai
nikmat yang bersifat fisik ( jasmaniah ) maupun nikmat yang bersifat mental ( rohaniah ). Sikap yang dimaksud dalam
pengertian bersyukur adalah sikap membalas kepada pihak yang memberikan
segala nikmat yang diterima manusia. Pengertian ini dapat
dilihat pada Qs.14:7 yang terdapat hubungan antara induk kalimat dan anak
kalimat dari ayat tersebut. Perhatikan bunyi ayat dibawah ini.
لَئِن
شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ
Jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu,
Dalam kalimat diatas ada hubungan antara bersyukur
dengan penambahan nikmat oleh Allah. Tetapi nikmat yang dipersepsi
manusia umumnya adalah nikmat fisik ( jasmaniah ). Padahal kita selalu meminta
kepada Allah pada setiap sholat dan membaca surat Al Fatihah untuk
diberi petunjuk jalan yang lurus yaitu :
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ
“ jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat atas
mereka “.
Siapa mereka yang telah
diberi nikmat dan apa nikmat yang diberikan oleh Allah kepada mereka
dalam ayat 7 surat Al Fatihah itu. Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan
melalui ayat 69 surat Annisa sebagai berikut.
فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ
اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقًا
mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin [314],
orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. ( Qs.4:69 )
[314]. Ialah: orang-orang yang
amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul, dan inilah orang-orang yang
dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
Pengertian nikmat
dalam ayat 69 Surat Annisa sebagai penjelasan ayat
7 Surat Alfatihah adalah jelas bukan nikmat secara fisik atau
jasmaniah. Sebab kalau kita lihat sejarah hidup para nabi, shodiiqiin, syuhada
dan orang orang sholih amat jarang yang merasakan dominasi nikmat secara fisik atau
jasmaniah. Justru penderitaan, kemiskinan dan kesulitanlah bahkan penganiayaan
lebih sering di alami mereka dari musuh musuh islam. Lebih banyak dan lebih
sering mereka rasakan atau menerima hal hal yang buruk ( bukan kenikmatan ) sebagai
ujian Allah kepada mereka.
Mengapa mereka lulus
dari ujian Allah berupa penderitaan, kemiskinan, kefakiran, kesulitan bahkan
penganiayaan dari musuh musuh Islam. Karena mereka meyakini bahwa dunia bagi
orang mu’min adalah penjara. Sebagaimana hadits nabi s.a.w.
عن ابى هريره قال- قال رسول الله صلى الله عليه
و سلم
الدنيا سجن الموءمن وجنة الكافر
Dari Abu Huroiroh ra.
Berkata: Rosulullah bersabda : “Dunia adalah penjara orang mukmin dan
syurga orang kafir”. (
HR MUSLIM ).
Bagi seorang penghuni
penjara apa saja yang ia dapatkan dari luar penjara akan dirasakan lebih nikmat
dari pada yang ada di dalam penjara. Karena semua yang ada di dalam penjara
mulai dari perlakuan sampai soal makanan dan pelayanan lainnya sudah pasti
kualitasnya berada dibawah sesuatu yang datang dari luar penjara.
Dengan di fahaminya
hadits nabi diatas maka mental ( rohani ) seseorang yang beriman
seyogyanya telah terbekali dan telah siap menghadapi berbagai akibat yang
mungkin diterimanya di dunia ini. Sehingga hampir tidak ada bedanya bagi orang
beriman apakah yang dialaminya adalah kesulitan, penderitaan dan kemiskinan
secara materil dengan kemudahan, kesenangan ataupun berlimpahnya harta. Karena
hatinya senantiasa berdzikir, bersabar dan bersyukur kepada Allah dengan apapun
yang diterimanya dan di alaminya.
Pada dasarnya semua nikmat
secara fisik atau jasmaniah dapat dirasakan dan diterima oleh semua makhluq sebagai
rohmat Allah kepada hambaNtya. Apakah makhluq itu beriman maupun kafir
kepada Allah. Rohmat Allah itu juga termasuk sifat kasih sayang
antara ibu dan anaknya baik pada manusia maupun binatang buas sekali pun. Jadi
standar kasih sayang Allah kepada makhluq berupa rohmat yang terwujud dalam
berbagai nikmat sudah seharusnya di respon oleh manusia dengan cara bersyukur.
Bahkan orang orang kafir yang berorentasi pada dunia berhak
menikmati kesenangan yang ada di dalamnya meski tanpa ada sikap berterima kasih
atau bersyukur kepada Allah. Toch nabi telah mengatakan kepada
manusia bahwa dunia memang syurga bagi mereka ( orang orang kafir ).
Dengan kehendaknya ( irodah
) Allah mempunyai ancaman bagi mereka yang orientasinya adalah dunia
sebagaimana firmanNya berikut ini.
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ
إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ- أُوْلَـئِكَ
الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ
فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
”
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan ”. ” Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan[714].” (Qs. 11:15-16).
Dengan
ayat di atas tentu semakin kuat keyakinan kita dengan hadits nabi s.a.w di atas bahwa dunia itu
adalah penjara. Sehingga hanya akhiratlah yang menjadi cita cita utama
orang beriman. Sementara dunia boleh kita anggap sebagai sendau gurau
dan akhiratlah kehidupan yang sebenarnya. Sebagaimana firman Allah berikut ini.
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ
وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّار الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ َ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُون
“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini
melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah
yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” . (
Qs. 29:64 ).
Pada
hakekatnya bersyukur juga dapat dipraktekan dengan jalan mendekatkan diri
kepada Allah ( taqorub ).
Karena
Allah tidak membutuhkan kepada hambanya tetapi justru hamba lah yang membutuhkan
dan bergantung kepadaNya selama kita konsisten ( istiqomah )dengan maksud Allah
dalam penciptaan manusia sebagai a’bid ( hamba ) yang taat mengabdi kepadaNya.
Penghambaan
dan pengabdian kita kepada Allah yang konsisten ( istiqomah )akan membuat kita intensive
beribadah dan itulah bentuk lain dari sikap syukur kita.
Melalui syukur yang tidak henti maka rasa cinta kepada Allah dan rosulNya makin
besar sehingga nikmat mutlak dalam bentuk lezatnya iman Insya Allah dapat kita
nikmati. Sebagaimana hadits rosulullah s.a.w berikut ini.
Dari Anas ra dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
شلا ث من كن فيه وخد بهن حلا وة الا يمان- ان يكون الله ورسوله احب اليه مما
سواهما- و ان يحب المرء لا يحبه الا الله
“ Tiga perkara, siapa yang ada pada
dirinya terdapat tiga perkara ini maka ia mendapatkan kelezatan iman ,
yaitu : Allah dan rosulNya lebih ia cintai daripada yang lain lainnya, ia
mencintai seseorang hanya karena Allah........”
Bersyukur yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan meningkatnya
kedekatan hamba kepada Allah dan rosulNya sehingga Allah menyebut mereka
sebagai ”muqorobbin’”. Dalam bahasa jawa dikenal istilah ”
kulino” atau terbiasa untuk bersyukur. Kulino itu lama kelamaan timbul cinta.
Secara psikoreligi dapat kita katakan bahwa kedekatan itulah yang kemudian
menimbulkan cinta kepada Allah dan rosulNya. Kita perhatikan bahwa konsekuensi
logis dari cinta kita kepada Allah dan rosulNya adalah hanya lah ”kelezatan
iman”.
Bagi orang orang awam yang tidak mengerti iman maka mereka merasa heran
atau aneh dengan adanya ”kelezatan iman” itu. Terbukti bahwa
nikmat yang paling tinggi yang Allah anugerahkan kepada hambaNya bukan nikmat
fisik atau nikmat jasmaniah melainkan nikmat rohaniah yang disebut dengan ”kelezatan
iman”. Kelezatan iman itu sudah dipastikan merupakan nikmat Allah yang
paling tinggi yang di anugerahkan kepada hambaNya.
Kalau tidak, mengapa Allah tidak menjanjikan dengan kesenangan atau nikmat
dunia. Seperti emas berlian, kemasyhuran, jabatan yang tinggi atau harta yang
banyak dan berlimpah tak terhingga. Begitulah dampak berantai dari rasa syukur
yang bermuara pada cinta kepada Allah dan rosulNya.
Pada ayat 7 Surat Ibrahim yang telah dikutip di awal kajian ini di akhiri
oleh satu kalimat :
” jika
kamu mengingkari ni'mat-Ku ( kufur ) , maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih"
Ayat diatas jelas merupakan ancaman kepada manusia yang mengingkari ( kufur
) kepada nikmat Allah. Dengan mengingkari nikmatNya Allah mengancam manusia
dengan azab yang pedih. Hal ini sebanding dengan puncak rasa bersyukur dalam
bentuk cinta kepada Allah dan rosulNya yang di balas dengan kelezatan
iman.
Dalam kehidupan sehari hari memang tidak sulit bagi kita untuk mengetahui
dan menemui manusia manusia yang mengingkari nikmat Allah itu. Bahkan sejak
ribuan tahun di jaman nabi nabi dan rosul sebelum nabi Muhammad s.a.w pun
pernah terjadi kekufuran kepada nikmat Allah itu. Allah telah mensinyalir
tentang sifat manusia yang tidak mengakui nikmat Allah itu sebagaimana dalam
firmanNya berikut ini.
إِنَّمَا
أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا
يَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya
aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya itu
adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.
( Qs.39:49 ).
Sebuah
hadits yang cukup panjang meriwayatkan sebuah kisah Bani Isroil yang diuji
Allah melalui malaikat yang menyerupai manusia yang ternyata mengingkari nikmat
Allah.
Dari
Abu Huroiroh r.a dia mendengar Nabi bersabda:
“
Ada tiga orang dari Bani Isroil yaitu, orang yang berkulit belang
(sopak), orang yang berkepala botak dan orang
yang buta.
Allah
mengutus satu Malaikat kepada mereka. Dia ( malaikat yang menyerupai manusia
)mendatangi yang berpenyakit sopak (belang) dan berkata : “Sesuatu apakah
yang paling engkau minta ? “.
Dia
( penderita sopak ) menjawab : “ Warna yang bagus dan kulit yang bagus
serta hilangya dari diri saya sesuatu yang membuat orang orang jijik kepada
saya “.
Maka
orang itu ( malaikat ) mengusapnya dan seketika itu hilanglah penyakitnya (
yang menjijikan )dan dia diberi warna kulit yang bagus. Kemudian orang itu (
malaikat ) bertanya:
“
Harta apakah yang paling engkau sukai
? “.
Oang
itu ( mantan sopak ) menjawab : “ Onta”.
Maka
diapun diberi onta yang hamil. Lalu orang itu ( malaikat ) mendoakan. “
Semoga Allah memberi berkah untukmu dan onta ini”.
Kemudian
orang itu ( malaikat ) mendatangi si botak dan bertanya: “ Apakah yang
paling engkau sukai ? “.
Dia menjawab: ” Rambut yang indah dan hilang dari
diri saya penyakit yang karenanya aku dijauhi oleh manusia ”
Malaikat itu lalu mengusap kepalanya maka hilanglah
penyakitnya dan dia diberi rambut yang indah. Dia bertanya lagi :
” Harta apa yang paling engkau sukai ?.”
Dia menjawab : ” Sapi”.
Maka dia diberi sapi yang hamil dan di doa’kan :
” Semoga Allah meberkahinya untukmu”
Lalu dia mendatangi si buta dan bertanya :
” Apa yang paling kamu sukai?”.
Orang buta itu menjawab :
” Allah mengembalikan kepada saya mata saya agar saya
bisa melihat manusia ”.
Maka di usapnya dan Allah mengembalikan pandangan
kepadanya dan bertanya lagi.:
” Harta apa yang
paling engkau sukai ? ”.
Dia menjawab : ” Kambing ”
Maka diberilah kambing yang hamil sambil di doa’kan.
Kemudin ternak orang yang pertama, kedua dan ketiga
beranak dan berkembang biak. Sehingga orang yang pertama memiliki satu lembah
onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi dan yang ketiga memiliki satu lembah
kambing.
Kemudian malaikat dengan menyerupai manusia yang berbeda
dengan perwujudan orang yang pertama dahulu dan bertanya kepada orang yang
pernah berpenyakit sopak ( belang ).:
” Seorang miskin telah terputus bagiku semua sebab dalam
safarku, maka kini tak ada bekal bagiku kecuali pertolongan Allah kemudian
dengan pertolongan anda.
Saya momohon kepada anda Demi Allah yang telah memberi
anda warna kulit yang bagus dan harta, satu ekor onta saja yang bisa
menghantarkan saya dalam safar ini ”.
Maka orang pertama itu menjawab :
”Hak hak orang masih banyak”
Maka malaikat yang menyamar menjawab.
” Sepertinya saya mengenal anda. Bukankah anda dahulu berkulit
belang yang dijauhi oleh orang orang dan juga fakir, kemudian anda diberi oleh
Allah.”.
Orang pertama itu menjawab :
” Sesungguhnya harta ini saya warisi dari orang orang
tuaku”.
Maka dia ( malaikat ) berkata :
” Jika kamu dusta maka Allah akan mengembalikanmu pada
keadaan semula ”.
Dan dia ( malaikat ) mendatangi orang kedua yang dahulu
botak dan menanyakan hal yang sama seperti yang ditanyakan kepada orang pertama
yang dahulunya berpenyakit sopak ( belang ). Namun malaikat mendapat jawaban
yang sama seperti orang pertama ( mantan sopak ). Akhirnya dia mendatangi orang
ketiga yang pernah buta dan berkata :
” Seorang miskin dari ibnu Sabil ( dalam perjalanan )
telah kehabisan bekal dan usaha dalam perjalanan hari ini tidak ada bekal yang
mengantarkan aku ke tujuan kecuali dengan pertolongan Allah kemudian dengan
pertolongan anda. Saya memohon kepada anda demi Allah yang telah mengembalikan
pandangan anda, satu ekor kambing saja, supaya saya bisa meneruskan perjalanan
saya”.
Maka dia ( mantan sui buta ) berkata :
” Saya dulu buta lalu Allah mengembalikan pandangan saya,
mka ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkanlah apa yang kamu suka. Demi
Allah aku tidak keberatan kepada kamu dengan apa yang kamu ambil karena Allah ”
Maka malaikat itu berkata:
” Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah
diuji. Dan Allah telah ridho kepadamu dan murka kepada dua sahabatmu.” ( HR BUKHARI – MUSLIM )
Nampak bahwa ada manusia yang sombong, dia merasa bahkan
berani berdusta mengatakan bahwa nikmat yang diberikan Allah karena kepintarannya
(ilmunya) seperti pada Qs.39:49. Padahal kita menyadari bahwa segala peristiwa tidak
akan terjadi tanpa izin Allah. Sebagaimana firmanNya berikut ini.
إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"
apabila
Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka
terjadilah ia. ( Qs.36:82 ).
Berdasarkan
ayat diatas tidak ada satupun peristiwa apalagi berupa nikmat yang tidak
sepengetahuan Allah. Atau tanpa seizin Allah. Jelas sikap manusia yang mengingkari
nikmat Allah sesungguhnya manafikan atau meniadakan juga
kekuasaan Allah. Sikap seperti ini sudah sewajarnya diancam dengan
siksa yang pedih seperti bunyi ayat 7 surat Ibrohim diatas.
Ada
satu riwayat yang masih terkait dengan nikmat harta. Dari Ali diriwyatkan oleh
Abdurrazak tentang firman Allah Taa’la : Dan orang orang yang menimbun emas dan
perak “. Nabi bersabda :
“
Kebinasaanlah bagi orang yang menimbun emas dan kebinasaanlah bagi orang yang
menimbun perak. “.
Beliau
mengatakannya tiga kali.
Ali
berkata : “ Pernyataan itu memberatkan para sahabat ya Rosul”
Mereka
berkata ( para sahabat ) : “ Harta apalagi yang dapat kami ambil ?”.
Maka Umar
ra. berkata :
“ Wahai rosulullah, pernyataanmu
memberatkan mereka dan mereka mengatakan “ Harta apalagi yang dapat kami ambil”.
Beliau
bersabda :
لساناذاكراوقلباشاكراوزوجةتعين
احدكم على دينه
“ Lisan yang senantiasa berdzikir, qolbu yang bersyukur
dan istri yang membantu salah seorang di antara kamu ( suaminya ) untuk
mengamalkan dinnya “.
Ketika nabi merespon firman Allah tentang kebinasaan bagi
orang yang menimbun emas dan perak ( sampai tiga kali ) maka para sahabat
keberatan bahkan Ali dan Umar r.a mewakili pernyataan sahabat juga. Akhirnya
nabi menutup dialog itu dengan hadits diatas yang intinya bahwa permintaan harta
yang masih dapat diambil adalah ”
lisan yang berdzikir, qolbu yang bersyukur dan istri yang membantu suaminya
untuk mengamalkan dinnya ”.
Ternyata qolbu yang bersyukur di
perintahkan rosulullah sebagai ganti mencari nafkah dalam mengambil harta
berupa berdzikir dan istri yang membantu suami dalam mengamalkan dinnya Hal
itu sebagai pengganti permintaan manusia dengan emas dan perak. Karena menimbun
emas dan perak sangat berresiko di akhirat nanti. Bersyukur dalam beberapa ayat
dikatakan amat sedikit manusia yang bersyukur sebagaimana juga target
iblis.
Sebagaimana firmanNya berikut ini.
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ
أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“ kemudia saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur”.
(Qs.7: 17)
Maa’syorl
mu,minin rohama kumullah,
Demikianlah kajian kita kali ini semoga semua yang telah kita
kaji dapat memberi manfaat bagi saya khususnya dan kepada maa’syarol muslimin
semuanya. Amin.
Untuk menutup kaji kita hari ini marilah kita akhiri
dengan membaca doa’ kaffarotul majelis.
سبحنك اللهم بحمد ك اشهد ان لا اله الا انت وشتغفر ك و اتو
ب اليك
Maha suci Allah, ilah kami dengan segala pujian untukMu,
aku bersyaksi bahwa tidak ada yang berhak di sembah/ diibadati kecuali Engkau,
dan aku mohon ampun kepada Mu dan kepadaMulah kami kembali.
السلم عليكم و رحمة
الله و بر كا ته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar